Dealing with ego

1.1K 140 128
                                    

Kekakuan masih menyelimuti Chaeyoung dan Mina. Terlebih walaupun sudah kembali tinggal serumah namun mereka masih tidur di tempat berbeda.

Dan beberapa kebiasaan membuat mereka terbawa suasana, membuat sepasang suami istri itu kembali di rundung kesedihan

Pagi ini Mina sudah bersiap untuk berangkat ke rumah sakit. Bukan untuk praktek namun niat awalnya untuk menjenguk sang anak.

Pertanyaan "kemana?" yang keluar dari Chaeyoung lah yang membuat ibu hamil itu kembali menangis, teringat akan anak sulungnya itu

Mina menangis tepat di pinggir sang suami. Chaeyoung hanya memandanginya tanpa berbuat apa apa.

Ia bagai orang linglung, tak hanya Mina yang merasa kehilangan dengan meninggalnya Ryujin. Chaeyoung sebagai seorang ayah yang sudah seperti sahabat begitu kehilangan Ryujin

Alasan ia tidak bisa berdamai dengan ego nya, alasan ia khawatir dengan masa depan bisnisnya, alasan ia tak bisa lama jauh dari rumah.

Ryujinlah alasan ia sampai sejauh ini.

Jalan cerita yang Tuhan tuliskan untuknya memang tidak terduga, rencana yang sudah Chaeyoung rancang rusak sudah sebab pemeran utamanya telah berpulang terlebih dahulu

Namun ia sadar tak bisa selamanya ia larut dalam kesedihan. Janin yang berada di kandungan Mina juga harus ia perhatikan

Chaeyoung beranjak dari sofa di ruang tengah itu dan bergegas menuju dapur

Hampir sepuluh menit ia berada di dapur hingga akhirnya ia keluar dengan membawa sepotong roti lapis dengan jus alpukat

Mina mendongak saat melihat sang suami berdiri tepat di depannya dengan menebar senyum simpul guna menyembunyikan kesedihannya, walaupun senyum itu begitu kaku karena Chaeyoung tak kuasa melihat istrinya terus menangisi anak laki lakinya

"Kalo engga salah jus alpukat bagus buat otak anak dan ini aku bikin sandwich isi telor karena tuna ga ada hehe. Biar anak kita pinter kayak ibu nya" Chaeyoung tersenyum begitu manis kepada sang istri

Sedikit senyuman tergurat di wajah Mina, setidaknya itu membuat Chaeyoung sedikit lega

"Aku engga laper"

"Kita jangan berlarut larut, Ryujin udah tenang di sana. Kalo kita kangen kita cukup doain dia. Dia juga engga mau liat orang tua nya terpuruk karena kehilangan dia. Hidup masih berjalan Mina dan ada makhluk yang butuh perhatian kita. Kalo kita engga perhatiin diri sendiri gimana kondisi anak kita nanti" Mina tertergun mendengar penuturan sang suami

"Chaeng...."

"Eummm Ayah... Panggil aku ayah. Biasain manggil aku kayak gitu" Chaeyoung menaruh makanan di atas meja dan menghindari kontak mata dengan sang istri

Wajahnya merona. Permintaannya sangat wajar, namun ia merasa malu

Mina terkekeh melihat sang suami seperti itu. Ia hanya memandangi punggung sang suami yang duduk tepat di depannya

"Ayah juga harus ikut makan ya" Chaeyoung tertawa saat tangan sang istri menggerayang tepat di bahu nya dengan membisikan kalimat tersebut

"Geli ga sih? Hahaha" ia berbalik memandang ke arah sang istri lalu merentangkan kedua tangannya

"Pelukan juga menghasilkan hormone dopamine" Mina hanya tersenyum melihat sikap suaminya yang nampak manis tersebut

Mina merengkuh tubuh sang suami yang semakin kurus saja itu

"Maafin kesalahan aku yang dulu, kita perbaikin semua nya. Aku tau kamu belum seutuhnya maafin aku. Wanita emang kayak gitu, susah lupain kesalahan pria hehe" tangan Mina memukul pelan punggung sang suami dengan senyuman merekah di bibirnya

"Bantu aku jadi ayah yang baik buat keluarga ini. Aku sayang Ryujin, bayi ini dan kamu...."

"Walaupun kamu ga se sexy dulu hehe" lanjutnya dengan terkikih lalu mengecup kepala Mina

Pelukan itu membuat sang istri begitu nyaman.

Pagi itu cuaca cukup muram namun kalimat Chaeyoung membuat hati Mina menghangat

Ia tahu sifat temprament sang suami. Begitu juga dengan ego nya. Namun yang terpenting adalah ia tahu jika suaminya begitu setia padanya dan menyayangi keluarga kecil mereka

"Kelak, anak ini kita urus sendiri. Aku engga minta kamu berhenti kerja. Cuma aku minta jangan ada campur tangan orang lain buat besarin anak ini. Apalagi anak perempuan, selamanya dia jadi pengawasan aku" ke khawatiran yang sama

"Ya Bunda?" Chaeyoung melepaskan pelukan dan memberikan senyuman kepada sang istri

"Cringe ya ampun" tubuhnya bergidik dan membuat sang istri tertawa

"Tolong jadi ayah yang selalu perhatiin anak ini kapan pun, kontrol emosi kamu, berfikir panjang sebelum bertindak dan tolong jangan bebasin dia kayak kamu ke Ryujin...." Kalimat terakhir membuat Chaeyoung mengernyitkan keningnya

"Bebas?"

"Kamu bilang didikan aku sama mamah salah karena manjain Ryujin?"

"Iya emang"

"Heh! Apa pantes nyogok anak SMP sama rokok biar dia diem di rumah?" Chaeyoung tertawa mengingat kejadian di masa lalu nya

Awalnya Ryujin menolak karena takut itu jebakan namun kalimat Chaeyoung meyakinkan dia

"Ngerokok aja, nanti juga udah gede kamu pasti ngerokok"
(Fyi bokap gue yang ngomong gitu tapi jangan di contoh ya)

"Itu dulu sayang, maafin aku" Chaeyoung mencoba memeluk Mina walaupun beberapa kali sang istri menolak

Dengan tawa keluar dari mulut mereka berdua.

Sedikitnya Chaeyoung mengisi kehampaan hati Mina dengan selalu siaga menjaganya akhir akhir ini

Mulai hari ini Chaeyoung berusaha agar ia menjadi kepala keluarga yang baik dan bekerja lebih keras untuk keluarga mereka

Seperti sore nanti, ia sudah mantap menjual studio musik miliknya kepada 'tukang gurame' dan akan memulai membuka kedai ayam goreng

Kehilangan anaknya membuat ia tersadar jika ia belum seutuhnya baik mengurus keluarganya. Namun ia jadikan pelajaran.

Banyak hal yang Chaeyoung dapatkan dari kejadian beberapa bulan ke belakang. Seperti jika ia terus di rundung emosi maka itu akan menghancurkan hidupnya sendiri

Ia harus berdamai dengan ego, tak selama pilihannya itu baik untuknya

Dan terpenting adalah ia harus lebih ikhlas jika kehilangan sesuatu yang berharga untuk kelangsungan hidupnya kedepan

















Udahan ya? Tamat aja ah. Gue stuck anjir. Udah gajelas banget liat😂😂😂

Setidaknya gue tamatin dengan cerita lovey dovey

Break My Wall "Chapter II" (Michaeng) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang