Chapter 5

1.6K 120 4
                                    

Sudah 3 hari semenjak son dan kaffa saling diam dan cuek. Biasanya di hari ketiga ini salah satu dari mereka akan memberikan perhatian atau memulai percakapan duluan. Saat ini mereka sedang berada di taman dekat kampus bersama dengan teman-teman mereka lainnya yaitu Christin, Rifki dan Rizky.

Christin sedang ngemil sementara Rifki dan Rizky sibuk dengan handphone nya. Christin merupakan tipe teman yg baik dan perhatian. Rizky adalah tipe orang yg pendiam dan hanya berbicara seperlunya saja. Kebalikan dari Rizky, rifki adalah orang yang suka bertingkah dan banyak omong.

Dari awal christin sudah mengamati kalo son dan kaffa tidak seperti biasanya. Christin belum melihat son dan kaffa saling berbincang dan bahkan sekarang mereka duduk berjauhan. Itu aneh menurutnya, karena son dan kaffa yg biasanya sangat lengket seperti permen karet tiba-tiba duduk berjauhan dan saling acuh seperti ini. Christin mendekati son yg sedang menyetel gitarnya.

"Son!" Panggil christin pelan.

"Hah?" Sahut son masih fokus dengan gitarnya.

"Kau lagi berantem ya sama kaffa?" selidik christin.

Son terdiam sejenak.

"Ngak lah. Ngapain berantem macam anak-anak aja." kata son sambil diam-diam melirik kaffa yg sedang duduk bersandar pada pohon sambil menikmati musiknya melalui ear phone.

"Oh gitu.." ujar christin tidak percaya. "Kaffa! Woi kaffa!" panggil christin.

Kaffa melepaskan ear phone nya dan melihat christin dengan pandangan bertanya.

"Kau mau denger lagu apa?" tanya christin. "Mumpung son udh siap nyetel gitar." Christin mencoba membuat mereka akur kembali.

Son menatap kaffa begitu juga sebaliknya, kaffa balas menatap son.

"Ngak usah" kata kaffa.

"Ayoklah. Jarang-jarang kan aku mau nyanyi buatmu." ujar son.

"Terserah" kata kaffa datar. "Tinggal nyanyi aja ribet amat"

Memang semenjak mereka berteman, son hanya pernah bernyanyi untuk kaffa sekali saja pada saat kaffa bermain ke rumahnya dan memaksanya untuk memainkan sebuah lagu. Dan lagu itu berhasil membuat hati kaffa bergetar.

Son membetulkan posisi gitarnya dan mulai memetik senar nya. Son bernyanyi :

It's all in my head all these time?
Is it all my fault to think that we are in love.
It's all in my head all these time?
Just tell me i'm willing to accept it.
Just tell me you never love me.

Untuk kedua kalinya, kaffa dibuat terkesiap dengan nyanyian itu. Masih sama seperti dulu, lagunya membuat hati kaffa bergetar.

Son memberi kaffa senyuman. Lalu, kaffa balas tersenyum. Yeah, akhirnya mereka berdamai. Rencana christin ternyata berhasil.

"Wah wah wah... kalo aku jadi cewek bakal meleleh dengar suara son." Kata Rifki sambil pura-pura memegang dadanya.

"Yaudah jadi cewek aja sana. Perlu kupinjami rok?" Sahut christin.

"Kalo aku jadi cewek. Trus yg jadi cowok kamu siapa?"

"Rifki sini deketan biar enak mukulnya!" Kata christin tersenyum hambar. Dan dibalas gelengan kepala Rifki.

"Son, nyanyi lagi dong!" Minta Rifki.

"Ah males. Capek."

"Yahh gitu amat sih jadi temen. Buat kaffa aja kau baru mau nyanyi."

Kaffa tersenyum kecil mendengar kata Rifki. Memang son jarang bernyanyi, ia hanya sering bermain gitar di depan teman-temannya itu dan membiarkan yang lainnya bernyanyi. Padahal son sendiri memiliki suara yg bagus.

"Guys aku pulang duluan ya." Ujar Rizky tiba-tiba sambil beranjak dari tempat duduknya.

"Ehh cepat banget pulangnya. Ikut woi..." sahut Rifki yg beranjak dan mengikuti Rizky.

"Aku juga pulang duluan ya. Bye." Kata christin pergi meninggalkan mereka berdua.

Son melihat kaffa yg sedang melihatnya juga namun cepat-cepat membuang muka. Son merangkak mendekati kaffa dan duduk di sampingnya bersandar pada pohon yg sama dgn kaffa.

Kaffa menoleh dan menatap son.
"Mau dengar musik?" Tanya kaffa.

"Boleh"

Kaffa pun memasangkan salah satu ear phone nya ke telinga son dan memutar musiknya. Mereka menikmati musik tersebut sambil menggoyangkan kepala mengikuti beatnya.

"Siap ini kamu kemana? " tanya son.

"Ngak kemana-mana. Kenapa?"

"Mau main kerumahku?"

"Hmmm.. tergantung sih."

"Tergantung apa?"

"Kalo ada makanan sih aku mau."

Son nyengir "Kalo urusan makanan tenang aja. Kulkas ku penuh kok"

"Penuh makanan"

"Penuh air" kata son tertawa dan diikuti tawa kaffa.
.
.
.
.
.
Kaffa akhirnya setuju pergi kerumah son. Sudah lama juga ia tidak bermain ke rumahnya.

"Ayo masuk!" Ajak kaffa.

"Yang punya rumah siapa yang nawarin siapa." Ujar son dan kaffa pun terkekeh.

Belum sempat masuk kerumah, tiba-tiba sebuah mobil berhenti di depan rumah. Dari mobil itu keluar seorang wanita. Wanita itu adalah salsa. Salsa berjalan kearah son dan kaffa.

"Hai son." Sapa salsa.

"Salsa. Kok kamu kesini?"

"Emang gk boleh ya?"

"Engga, boleh kok. Kamu sendiri?"

"Iya. Aku mau ngajak kamu makan malam."

"Makan malam...emm.." ujar son ragu sambil menoleh pada kaffa.

"Oh ya. Dia siapa?" Tanya salsa kepada son.

"Dia teman aku. Namanya kaffa."

"Hai kaffa. Aku salsa." Sapa salsa sambil mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.

"Hai" balas kaffa menjabat tangan salsa.

"Jadi gimana son. Kamu mau kan?" Tanya salsa lagi.

Son ragu-ragu. Ia menoleh pada kaffa. Kaffa memasang wajah kecewa namun cepat-cepat tersenyum meskipun sangat terlihat kalo itu adalah senyum yg dipaksakan.

"Yaudah son. Kamu makan malam sama salsa aja."

"Kamu gimana? Kalo ngak, kamu ikut sama kita aja ya."

"Engga usah son. Lagian salsa juga pasti pengen makan sama kamu doang."

"Wahh kaffa kamu pengertian banget deh." Ujar salsa.

"Yaudah aku pulang aja ya" kata kaffa.

"Aku anter deh" tawar son.

"Ngak usah. Kamu siap-siap aja. Salsa udah nungguin tuh. Aku pulang ya." Kata kaffa pergi.

Son melihat kaffa pergi dan menaiki taksi. Sebenarnya ia tidak enak karena sudah mengecewakan kaffa.

"Hei son!" Panggil salsa.

Son terbangun dari lamunannya.
"Ohh.. tunggu ya aku siap-siap dulu. Ayo masuk dulu." Ajak son.

-----------------------

Di dalam taksi, kaffa merasa cemburu. Tapi apa boleh buat, dia tidak mungkin melarang son. Dia bukan siapa siapanya. Dia hanyalah teman. Yah hanya teman. Dan lagi, salsa merupakan wanita yg sempurna untuk son. Kaffa meyakinkan diri dengan pernyataan itu. Namun tanpa disadari air matanya jatuh ke pipi nya.





Bersambung.......



Btw itu lagunya sebenarnya lirik lgu Thailand yg udh di translate ke inggris. Dan yg aku tulis itu translate inggrisnya. Ada yg bisa nebak gk itu lagu apa? Itu lgu ost drama Thailand yg booming juga kok.

My Friend My Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang