Chapter 7

1.5K 119 11
                                    

Saat kaffa membuka pintu, ia terkejut dengan orang yg sedang berdiri di depannya.

"Son!"

Son nyengir melihat wajah kaget kaffa.
"Bolehkah aku masuk?" Tanya son.

Kaffa mempersilahkan masuk. Setelah son masuk kaffa menutup pintu. Mereka duduk di lantai yang dilapisi karpet. Son bersandar pada tempat tidur kaffa dan membuang nafas dengan kesal.

"Ada apa son?" Tanya kaffa.

"Gak papa"

"Lalu, kenapa kemari? Bukannya kau makan malam dengan salsa tadi? "

"Kami udah selesai makan malam dan kebetulan aja pas pulang aku ingat kost mu dekat dengan restoran. Jadi aku sekalian kemari." Dusta son.

"Ohhh..."

"Bagaimana denganmu? Apa yg kau lakukan?"

"Aku hanya tidur."

"Ehm... ngomong-ngomong soal tidur. Bolehkah aku menginap malam ini?"

"Disini?" Tanya kaffa tidak percaya dan dibalas dengan anggukan son.

"Tentu saja boleh." Kata kaffa sedikit kaku.

Mereka bersiap untuk tidur. Son sudah duduk di atas tempat tidur sedangkan kaffa mengambil bantal dan meletakkannya di lantai.

"Apa yg kau lakukan?" Tanya son.

"Aku akan tidur disini" Jawab kaffa sambil duduk di karpet.

"Kenapa kau tidur di sana. Tempat tidur ini kan muat untuk 2 orang."

"Aku tidak terbiasa tidur dengan orang asing jadi aku tidur disini saja."

"Kau menganggapku orang asing?" Tanya son sedikit tersinggung.

"Bukan itu maksudku.."

"Kalo begitu kau saja yg tidur di kasur. Aku akan tidur di bawah." Ujar son sembari berdiri.

"Tidak tidak. Kau saja yg di kasur aku di bawah." Tolak kaffa.

Son menarik tangan kaffa untuk membuatnya naik ke tempat tidur namun di tahan oleh kaffa.
"Kau saja, biar aku yg dibawah. Aku tidak enak tahu kalau kau yg dibawah."

"Aku tidak apa-apa. Kau saja yg tidur di atas." Kata kaffa sambil menarik tangannya dengan kuat.

Tiba-tiba son kehilangan keseimbangan dan jatuh menindih kaffa. Tapi untungnya son masih bisa menahan jatuhnya dengan memegang pinggiran tempat tidur. Wajah mereka menjadi sangat dekat. Mata mereka saling menatap cukup lama. Kemudian kaffa yg duluan sadar akan hal itu mendorong pelan son. Son yg kemudian sadar dengan posisi nya buru-buru bangkit berdiri kembali. Mereka berdua menjadi canggung. Setelah sedikit berdebat akhirnya mereka memutuskan untuk tidur seranjang. Mereka tidur saling membelakangi.

Beberapa menit berlangsung namun son belum bisa tidur. Ia tidak terbiasa dengan keadaan kost kaffa yg sedikit panas meskipun sudah ada kipas angin. Ia pun turun dari tempat tidur dan melepaskan kaos serta celana Jins nya untuk mengurangi rasa panasnya. Son pun bertelanjang dada dan hanya memakai boxer. Ia pun kembali berbaring di tempat tidur.

Son menoleh ke kanan dan melihat punggung kaffa. Dari tadi dia tidak berganti posisi tidurnya. Apakah dia sudah tidur?

"Apa kau sudah tidur?" Tanya son pelan.

Tidak ada jawaban, itu berarti kaffa sudah tidur. Namun son sedikit terkejut karena tiba-tiba kaffa membalikkan tubuhnya dan menghadap son.
Mata kaffa tertutup. Itu berarti dia masih tidur. Son memandangi wajah kaffa yg sedang tidur. Kaffa memiliki kulit putih yg bersih, berbeda dengan son yg memiliki kulit yg sedikit gelap namun sexy. Terlihat wajah polosnya saat tidur dan itu sangat imut menurut son. Son memiringkan badannya ke kanan dan menatap lekat-lekat wajah kaffa terutama bibirnya. Bibir kaffa berwarna merah muda dan kelihatannya lembut. Ingin rasanya son merasakan bibir kaffa namun ia cepat-cepat membuang pikirannya itu. Apa yg dia pikirkan, memangnya dia homo dan lagi pula kaffa adalah sahabatnya. Tidak mungkin dia melakukan hal yg menjijikkan seperti itu. Sambil memikirkan itu, perlahan-lahan son pun terlelap.

My Friend My Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang