EB-4

52 8 2
                                    

Selamat hari Minggu para kaum rebahan! Aim bek setelah seminggu lebih ga update cerita baru hehe maaf yaa readers 🙏

Happy reading:)

Vania POV *

"Vania!! Turun sayang, makan malam udah siap." Kudengar suara Ibu memanggilku dari lantai bawah.

"Iya ma, Vania turun," sahutku.

Aku mulai merapikan buku-ku yang kupelajari selama 2 jam ini. Kemudian, aku segera melenggang pergi menuju ruang makan keluarga.

Rumahku hanya 2 lantai dan tidak terlalu besar. Aku hanya tinggal dengan kedua orang tuaku karna aku anak tunggal. Ya walaupun rumahku tidak sebagus rumah teman-temanku, tapi aku masih menyukainya. Rumah ini penuh kehangatan.

"Nak, sedang apa? Ayo duduk," ujar Siera ibuku. Yah, tanpa kusadari aku melamun sepanjang jalanku menuju ruang makan.

Aku langsung mengambil tempat duduk dan menikmati masakan ibuku yang sangat lezat. 'Hah... sungguh nikmatnya masakan ibuku.'

"Gimana sekolah-mu Vania? Apakah ada masalah?," tanya Albert, Ayahku.

"Gak ada pa. Sekolahku menyenangkan. Bahkan aku bertemu lagi sama sahabat lamaku, Keyla," jawabku penuh semangat.

"Oh ya? Bagus dong. Lain waktu ajak Keyla main kesini ya sayang," ujar ibuku.

"Iya ma, kapan-kapan Vania ajak dia kesini," jawabku yang disertai senyuman ibuku.

"Bagus deh kalo gak ada masalah. Papa takut anak papa yang satu ini gak bisa bersosialisasi. Kan kamu pendiem banget nak," ujar Ayah.

"Ih papa! Kok kesannya kayak aku ini anti sosial sosial club sih?" Ujarku geram disertai kekehan ibu. Ayah ini sungguh orang yang menyebalkan. Belum kutampol saja.

"Ahahahaha!! Lagian kamu selalu pakai kata-kata baku buat ngomong. Gimana orang mau deketin kami coba?" ejek ayah.

Tuh kan. Sifat ngeselinnya papa mulai keluar. Emang betul-betul-betul. Eh, kok jadi betulbetulbetul? Jadi kayak ipan yang kembar dong?

"Ah tau deh. Papa mah gitu. Nge-se- lin." sahutku

"Yah mulai baper deh," ejek Ayah.
"Ma, nih anaknya baperan kayak kamu," lanjutnya.

"Apaan? Aku gak baper ya. Kamu kalo mo godain anaknya, ya anaknya aja. Kok jadi bawa-bawa aku sih?" protes ibu.

"Haha!! Syukuri dah tuh dimarahin Mama," ejekku lantang.

Dan, ya begitulah kehidupanku sehari-hari. Penuh dengan candaan orangtuaku. Walau hidup kami tidak terlalu mewah, tapi kami selalu bahagia bersama.

End of Vania Pov*

Jangan lupa voment ya! supaya aku semangat upload part baru nya & don't forget buat share crita ini ke temen-temen kalian ok..love you readers❤

jangan lupa follow ig ku ya
@gab.riel454

Evilicious BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang