EB-12

26 6 0
                                    

Setibanya Vania di sekolah, semua orang menatap nya sinis tak jarang ada orang yang sengaja menyenggol nya. Ia bingung apa yang terjadi, mengapa semua orang menatapnya seperti itu?

Tiba-tiba keyla datang menghampiri Vania,"Van,kamu udah liat mading sekolah belom?"

"Belom emangnya kenapa?"

"Sini ikut aku." Keyla menarik tangan Vania menuju mading sekolah.

Vania benar-benar terkejut melihat foto-foto yang tertempel di mading sekolah. Setetes air pun lolos dari mata nya. Ia tak habis pikir siapa yang melalukan ini padanya?

"Dasar murahan lo!" ucap Cindy pada Vania yang sedang berada di kerumunan murid-murid.

Air mata Vania semakin deras setelah mendengar ucapan Cindy. Semua siswa-siswi mengucilkan Vania dan ada yang sengaja menumpahkan air minum ke arah Vania sehingga seragamnya basah kuyup.

"WOI ANJING! SIAPA YANG NGELAKUIN SEMUA INI BANGSAT!? HAH!? JAWAB LO SEMUA!" tiba-tiba Ulrich muncul. Tidak ada satu orang pun yang berani menjawab Ulrich.

"Ulrich, Vania kalian ikut saya." ucap bu Lenny selaku guru bk.

"Coba jelaskan kepada saya apa maksud dari semua ini?" tanya pak vito selaku kepala sekolah sambil memperlihatkan foto tidak senonoh yang di ambil dari mading sekolah.

Vania masi terisak tak sanggup menjawab pertanyaan pak Vito.

"Itu bukan kita pak." jawab Ulrich.

"Bagaimana itu bukan kalian? Jelas-jelas orang yang berada di foto ini adalah kalian."

"Saya sudah bilang sama bapak kalau itu bukan kita, itu editan. Bapak silakan liat cctv yang berada di sekolah ini."

"Lalu apa yang kalian lakukan di uks saat pelajaran?" tanya bu Lenny.

"S-saya hiks kemarin sakit bu hiks dan Ulrich yang membawa saya ke uks." jawab Vania sambil terisak.

"Benar begitu Ulrich?" tanya pak Vito.
"Benar pak, kalau gak percaya silakan bapak tanya pak Rendy." jawab Ulrich.

"Kalian tahu bahwa nama kalian sekarang di cap jelek oleh siswa- siswi demi keadilan bersama, saya akan tetap menghukum kalian. Kalian saya skors 1 minggu."

Ulrich segera berdiri dan menarik tangan Vania, "OKE KALAU BEGITU MAU BAPAK, TAPI SAYA PASTIKAN BAPAK AKAN MENYESAL." Ulrich membawa Vania keluar dari ruangan.
Sebelum ia menutup pintu ruangan Kepala Sekolah Ulrich menghadap ke arah Kepala Sekolah.

"Liat aja sampai gue kasih tau hal ini ke Bos Besar Harris. Lo gak akan bertahan lebih lama lagi. Terkhususnya anak jalang lo!!," ancam Ulrich dengan tatapan mengintimidasi.

Ulrich pun dengan cepat membawa Vania ke arah parkiran sekolah. Ia berjalan ke arah Sepeda Motornya dan mulai menstarter kuda besinya tersebut.

"Van, naik. Kita pergi," ucap Ulrich.

Vania menoleh ke arah Ulrich dengan pandangan sedih.

"Sekolah kita gimana?" tanya Vania polos.

"Huft... Biarin aja. Gue yang punya, Lu pasti lulus," jawabnya acuh.

"Tas aku gimana?" tanya Vania lagi.

Ulrich menghela napas dalam.

"Santai oke? Anak buah gue ada di kelas sebelah. Nanti dia yang bawa," jawab Ulrich cepat.

"Ayok naik, cepet!" perintah Ulrich.

Vania pun mencoba untuk menaiki kuda besi itu secepat mungkin. Ia terlalu sedih dan juga terlalu takut menghadapi Ulrich yang sedang emosi.

Evilicious BadboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang