11 | a date?

2.4K 446 49
                                    

Kalau ada yang belum baca part sebelumnya di baca dulu ya, don't forget to vote too, thnk u

•••

Rose dan Jungkook berjalan ke taman rumah sakit saat jam makan siang. Selesai bernyanyi tadi mereka berkenalan dan bermain bersama.

"Naneun itu yatim piatu yang selama ini di rawat di rumah sakit appa," ujar Jungkook.

"Kenapa tidak di panti?"

"Awalnya dia tinggal di panti. Namun, seseorang tanpa dosanya membakar pantinya membuat beberapa dari mereka mengalami trauma karena itu terjadi malam hari, termasuk Naneun."

"Jadi dia tinggal di rumah sakit?"

Jungkook mengangguk lalu berkata, "appa sudah membujuk Naneun untuk tinggal di panti baru, tapi dia menolaknya dan mengatakan ingin tinggal di rumah sakit. Dan aku juga suka ke sini atas permintaan appa untuk menghilangkan trauma Naneun.

"Sejak kapan?" tanya Rose.

"Satu tahun yang lalu. Maaf tidak memberitau mu, aku hanya tidak ingin merepotkan mu."

Rose tersenyum lalu memandang Jungkook. Pria itu menoleh dan bingung akan tatapan Rose. "Kenapa?" tanyanya.

"Aku bangga sama kamu," ujar Rose sambil memeluk Jungkook. Pria itu membalas pelukannya dan menyembunyikan kepalanya di ceruk leher gadis itu.

"Kalau begitu jadi pacar aku, ya?" Rose melepaskan pelukannya.

"Selama kau belum romantis aku tidak akan menerima mu!" seru Rose ke Jungkook. Pria itu tersenyum dan mengusap rambut Rose.

•••

"Sekarang ke mana lagi?" tanya Rose saat mereka meninggalkan rumah sakit.

"Ke tempat romantis." Jungkook memainkan ponselnya sementara Rose mulai tertidur di bahunya. Kini mereka berada di bis untuk ke tempat selanjutnya.

"Pasti kau kelelahan. Wajah mu bahkan tetap cantik walau lelah seperti ini." Jungkook mengusap dan mencium kepala Rose.

Bis terhenti di sebuah halte tujuan Rose dan Jungkook. Mereka menuruni bis tersebut dan berjalan lurus dari halte.

"Kamu mau ajak aku ke mana lagi?" tanya nya.

"Ke mana saja asal sama kamu."

Jungkook menggenggam tangan Rose sambil berjalan membuat tatapan orang yang melewati mereka menjadi iri.

Tujuan pertama Jungkook adalah butik. Jungkook ingin membelikan Rose sebuah dress dan heels.

"Kamu bisa memilih baju manapun yang kamu suka," ujar Jungkook.

"Serius?!" Jungkook mengangguk. Rose mengelilingi butik tersebut untuk mencari dress yang menurutnya bagus.

"Ini bagaimana?" tanya Rose sambil mencocokkan dress tersebut di tubuh rampingnya.

"Terlalu terbuka," balas Jungkook. Rose mengembalikkan dress tersebut lalu mencari yang lain.

"Bagaimana dengan ini?"

"Terlalu pendek."

Rose mendengus, ia masih berkeliling sampai pandangannya tertuju pada sebuah dress berwarna putih tulang. tanpa bertanya pada Jungkook, Rose berjalan ke ruang ganti.

Jungkook yang tengah bermain ponsel tidak sadar jika Rose sudah berdiri di hadapannya dengan baju yang berbeda.

Jungkook yang tengah bermain ponsel tidak sadar jika Rose sudah berdiri di hadapannya dengan baju yang berbeda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana?" tanya Rose. Jungkook memandangnya dari atas hingga bawah tanpa berkedip.

"Cantik," puji Jungkook. Gadis itu tersenyum malu mendengarnya. Jungkook berjalan mendekati Rose lalu memeluk pundanya.

"Tapi bahu mu terlalu terbuka, sayang."

"Kook, please," mohon Rose dengan puppy eyesnya yang bisa membuat siapapun terpana melihatnya.

Jungkook mengangguk dan mereka berjalan ke kasir. Tatapan Jungkook teralihkan ke sepatu berwarna putih di samping kasir.

"Apa itu keluaran terbaru?" tanya Jungkook. Gadis penjaga kasir pun mengangguk, "iya ini baru saja tiba dan hanya ada ini saja."

"Aku membelinya," ujar Jungkook. Perempuan itu mengangguk dan memberikan sepatu itu ke Jungkook. Selama Jungkook membayar Rose melihat ke sekitar butik yang memiliki dekorasi yang indah.

"Rose, sini!" gadis itu berjalan mendekati Jungkook lalu bertanya, "Ada apa?"

Jungkook bersimpuh di hadapan Rose dan membuka sepatu gadis itu. "Apa yang kau lakukan?" tanyanya.

Jungkook melepaskan sepatu Rose dan menggantinya dengan sepatu yang ia beli tadi. Rose terdiam melihatnya, lalu Jungkook bangkit dan mengecup kening Rose. "Cantik."

•••

Setelah dari butik Jungkook mengajak Rose makan di sebuah restaurant steak di sana.

"Aku pesan menu paling spesial di sini dua porsi," pesan Jungkook ke pelayan tersebut. Pria itu tersenyum dan membungkuk lalu berjalan menjauh.

"Apa ini tidak berlebihan?" tanya Rose.

"Berlebihan apa maksud mu?"

"Kau mengeluarkan banyak uang hanya untuk diriku. Aku tidak mau merepotkan mu, Kook," ujar Rose ke Jungkook yang duduk di hadapannya.

"Aku mengeluarkan uang ku karena aku mau memberikan kamu sesuatu dan itu sungguh tidak merepotkan, Rose."

"Tapi sedari tadi hanya kau yang membelikan ku barang, kau bahkan tidak membelinya untuk dirimu sendiri."

"Anything for you, my princess."

•••

Selesai makan Jungkook mengajak Rose berkeliling. Mereka melihat setiap barang yang dijual oleh para pedangang.

Jungkook mendekat ke seorang ahjumma yang menjual berbagai macam perhiasan. Dia pun mengambil sebuah bando dan memasangkan ke Rose.

"Cantik." Rose tersenyum mendengarnya.

Lalu mereka lanjut ke pedangan makanan ringan. Jungkook membeli seporsi tteokbokki dan odeng. Mereka memakannya bersama, saling menyuapi satu sama lain.

Dan kini langkah Jungkook terhenti di depan area bermain. Rose menatap Jungkook bingung. "Kenapa kita berdiri di sini?"

Jungkook menggenggam tangan Rose dan mempersempit jarak di antara mereka.

"Selama ini aku selalu menyimpan rasa ku kepada mu. Melihat kamu dekat dengan Taeyong sunbae membuat ku semburu, bahkan pria itu mengambil first kiss mu."

"Aku tau aku bodoh dalam hal percintaan. Namun, Rose aku sungguh mencintai mu lebih dari apapun. Jadilah kekasih ku, maaf karena aku tidak bisa romantis. Aku hanya ingin cepat cepat membuat mu menjadi milikku."

Jungkook mengusap pipi Rose dan mencium bibir gadis itu. Di tengah ramainya orang berlalu lalang, mereka berciuman. Saling mengirimkan perasaannya masing-masing.

Rose melepaskan ciumannya. "Aku juga mencintai mu."

Jungkook tersenyum dan kembali mencium bibir gadis itu. Di depan wahana bermain yang menjadi saksi awalnya hubungan mereka.

•••

Aku rada kecewa sih sama respon di part sebelumnya. Tapi aku sadar kalau part itu bener-bener ngebosenin, gatau lagi nge blank aja. Gatau itu karena notifnya yang gak masuk apa pure ngebosenin.

Next aku bikin konflik aja dha biar rame.

Walau blm 100 vote aku next in aja, biar cepet.

Jujur 2 cerita aku ini selalu aku bikin tengah malem sampai gak tidur. Jadi tolong hargain ya, kalian tinggal vote aja kok.

Author lain juga gitu, meluangkan waktunya untuk berfikir. Dan kalian cuma tinggal vote, semudah mencet bintang doang.

Jadi pesan aku, di cerita manapun dengan author siapapun tolong hargain usaha mereka dalam membuat tiap chapternya oke.

𝐬𝐡𝐞'𝐬 𝐦𝐢𝐧𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang