16 | part time

2.2K 356 12
                                    

"Samchon, bagaimana kondisi Rose? Apa dia tetap dikeluarkan dari sekolah?" Tanya Jungkook segera saat dia masuk ke dalam mobil.

"Iya. Bagaimana pun itu keputusan mutlak sekolah. Dan Jungkook, terima kasih karena kamu selalu percaya dan berada di sisi Rose. Aku merasa gagal menjadi seorang ayah karena tidak percaya dengan anakku sendiri," sesal Seojoon yang kini fokus memperhatikan jalan, sesekali melirik ke Jungkook.

"Tak apa samchon." Seojoon membawa mobil mereka ke sebuah cafe yang terdapat di pusat kota. Ia dan Jungkook turun bersama lalu masuk ke dalam cafe. Jungkook dapat melihat 'gadis' nya yang sibuk membawa nampan berisi minuman.

"Loh, Kook? Kamu kok bisa ada di sini?" Tanya Rose saat ingin mengantar minuman ke meja yang berada di depan Jungkook. Pria itu berjalan mendekati Rose dan membawanya duduk di salah satu kursi yang kosong.

"Apa kau bekerja?" Tanyanya. Rose mengangguk.

"Ini adalah cafe milik Jennie, tempat eomma bekerja," ujar Rose.

"Kenapa kau bekerja?" Rose tersenyum kecil dan menundukkan kepalanya. "Lalu aku harus apa? Berdiam diri di rumah? Aku butuh uang untuk melanjutkan sekolah ku, dan aku ingin meringankan pekerjaan eomma dan appa."

Jungkook terdiam dan memperhatikan Rose. Gadis itu berdiri dari tempatnya menghampiri sebuah meja yang ingin memesan. Pria itu sibuk memperhatikan gerak gerik Rose.

Saat sibuk memperhatikan, tatapannya teralihkan ke sebuah pintu yang berbunyi. Seorang pria yang sangat dikenalnya.

"Jungkook, ada apa kau ke sini?" Tanya Taehyung lalu duduk di depan Jungkook.

"Harusnya aku yang bertanya, kenapa kau ke sini?"

Taehyung terkekeh pelan. "Ini cafe Jennie, sepupu ku. Wajar bukan kalau aku sering datang ke sini ...."

"... pelayan!" Taehyung mengangkat tangannya untuk memanggil seorang pelayan. Lalu datanglah Rose ke meja tersebut. Taehyung memperhatikan wajah gadis itu sambil berpangku tangan.

"Wow gadis manis. Sepertinya aku baru kali ini melihat mu di sini," ujarnya.

"Iya, aku pegawai baru," balas Rose.

"Jika ku lihat sepertinya kau seumuran dengan ku. Apa kau tidak sekolah? Atau kau tidak memiliki uang mangkanya kau bekerja?" Rose menundukkan kepalanya mendengar ucapan Taehyung.

Jungkook merasa geram dengan ucapan Taehyung ke gadisnya. "Bisakah kau cepat memesan dan tidak mengganggu gadis ini?" Tanyanya.

Taehyung memandang Jungkook lalu berkata, "Hei Kook, lihat lah gadis ini. Bukankah dia sangat manis. Sayang rasanya jika aku tidak menganggunya."

"Americano 2 dan cheese cake 1," ujar Jungkook lalu memberikan buku menu ke Rose. Tidak lupa memberikan tatapan yang menyuruhnya untuk segera pergi dari meja mereka.

"Ada apa dengan mu? Bukankah kau suka mengganggu para gadis juga?" Taehyung membenarkan duduknya menghadap Jungkook, sedangkan pria itu hanya memutar bola matanya malas.

Tidak lama Rose kembali sembari membawakan pesanan mereka. Netra tajam Jungkook tidak berhenti memperhatikan gadis itu. Saat Rose ingin kembali ke belakang, tangan kekar Taehyung lebih dulu menahannya.

"Bisakah kau memberikan nomormu?" Tanya Taehyung sambil menyodorkan ponsel miliknya. Rose menyerit bingung. "Untuk apa?"

"Kau tau untuk apa itu, manis." Oke cukup. Jungkook sudah tidak tahan dengan situasi sekarang. Ia merampas ponsel Taehyung dengan kasar dan menggertak ke Rose agar gadis itu kembali ke tempatnya.

"Jangan pernah mengganggu gadis itu lagi! Atau kau akan menyesal nantinya."

•••

Rose terdiam di tempatnya. Gertakan Jungkook tadi masih membekas dalam hatinya. Ia tahu niat Jungkook baik, tapi tetap saja.

"Ada apa sayang? Eomma perhatikan sedari tadi kau hanya diam melamun." Minyoung ke Rose. Gadis itu menggeleng dan tesenyum tipis.

"Yasudah. Oh ya kau ditunggu Jungkook, tuh!" Ujar Minyoung sambil mengusap surai hitam Rose dan berjalan ke dapur.

Rose berdiri dari tempatnya lalu menghampiri meja Jungkook yang kini sedang duduk sendiri. Sepertinya teman 'tidak sopan' nya itu sudah pergi.

"Ada apa?" Tanya Rose.

"Pergi berkencan?" Balas Jungkook. Rose mengangguk dan kembali ke belakang untuk izin ke sang ibu. Setelah mendapatkan izin Rose kembali ke Jungkook dan menggenggam tangan pria itu.

Mereka menaiki bis menuju taman bermain. Jungkook akan mengajak Rose bermain untuk merefresh pikirannya mengingat kejadian yang terjadi hari ini.

"Kau ingin memakai yang mana?" Tanya Jungkook sambil mencari bando yang cocok untuk dipakainya. Tadinya ia ingin langsung bermain, tapi Rose bersikeras memaksanya untuk membeli bando agar terlihat lucu seperti drama yang ditontonnya.

"Ini, bagaimana?" Jungkook mengangkat kepalanya memperhatikan Rose dengan bando yang memiliki bentuk tupai.

"Lucu. Mirip dengan mu," ujar Jungkook sambil tertawa. Rose mengulum bibirnya dan tersenyum tipis. Ia pun ikut andil memilihkan Jungkook bando.

"Ini saja. Mirip dengan mu." Rose memasangkan bando kelinci ke Jungkook, dan benar saja, terlihat mirip.

Mereka berdua lalu ke luar dan bermain beberapa wahana seperti kora-kora, halilintar dan bianglala.

Setelah merasa lelah Rose mengajak Jungkook untuk membeli beberapa makanan.

"Aku ingin churros dan lemon tea," ujarnya setelah membaca menu yang tertera di atas. Jungkook memesannya. 1 churros dan 1 large lemon tea dengan 2 sedotan.

"Kenapa hanya 1, kan kita berdua?" Tanya Rose bingung.

Jungkook tidak menjawabnya. Ia menerima pesanannya ketika sudah jadi lalu mengajak Rose duduk di salah satu kursi yang tersedia. Meletakkan makanan dan minumannya di meja.

Rose lebih memilih untuk meminumnya karena haus. Saat bibirnya mendekat ke sedotan, Jungkook melakukan hal yang sama. Rose kaget, berbanding terbalik dengan Jungkook yang justru menatap Rose dengan gemas.

"Bukankah romantis dengan cara seperti ini?" Tanyanya lalu menjauhkan dirinya. Rose mengerjapkan matanya sambil menatap Jungkook.

"Hei tatapan mu biasa saja dong!"

"Kau!"

"Apa? Aku apa? Romantis? Sejak dulu," ujarnya. Rose menghela napasnya kasar dan memakan churrosnya.

"Maafkan perlakuan teman ku tadi. Aku tidak menyangka jika dia akan menganggu mu seperti itu, dan maafkan aku yang sudah menggertakmu," sesal Jungkook.

Rose mengangguk dengan mulut yang penuh dengan makanan. Ia benar benar mirip dengan tupai, pikir Jungkook.

Pria itu mengulas senyumnya dan mengelus surai hitam Rose. Dan keduanya menikmati waktu sore hingga malam di taman hiburan.

Pihak taman hiburan menyediakan acara kembang api saat malamnya dan itu dimanfaatkan Jungkook untuk berduaan.

Tangan keduanya tidak pernah lepas satu sama lain, saling memberikan kehangatan ditengah dinginnya kota seoul.

•••

Find any typo then comment it okay

Dhalah ini cerita alurnya masih abstrak, konflik juga masih jauh bray

𝐬𝐡𝐞'𝐬 𝐦𝐢𝐧𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang