12 | a pain

2.1K 359 51
                                    

Semenjak mereka resmi menjadi sepasang kekasih, Jungkook tidak berhenti tersenyum dan memandangi Rose.

"Berhentilah memandangiku, aku malu," cicit Rose sambil membuang mukanya dari tatapan Jungkook.

"Kenapa malu? Kan aku sudah jadi kekasih resmi mu," goda Jungkook.

"Bisakah kau bersikap seperti biasa?"

"Tidak. Aku ini kekasih mu! Bukan teman mu!"  Cemberut Jungkook. Rose mencubit pipi pria di sampingnya dan berjalan sambil memeluk lengan Jungkook.

Saat sedang menunggu bis, segerombolan gadis seusia mereka datang ke halte yang sama. Mereka memandang Rose dan Jungkook sambil berbisik.

"Bukankah itu Jeon Jungkook?"

"Jungkook putra pemilik Jeon company? Benarkah?" tanya gadis di sebelahnya.

"Siapa yang di sampingnya?"

"Pacarnya mungkin."

"Gadis itu terlihat norak. Lihat saja pakaiannya, menurutku dia tidak pantas untuk menjadi pacar Jungkook."

"Iya, Jungkook terlalu sempurna untuk gadis sepertinya."

Rose mendengar semuanya. Perlahan ia melepaskan genggaman Jungkook dan menunduk, mencoba menahan tangisnya.

"Hei, kau kenapa?" tanya Jungkook. Rose menggeleng dengan masih menunduk. Jungkook melampirkan jaketnya ke bahu Rose dan memeluk bahunya.

"Jangan dengarkan omongan mereka. Tidak ada yang boleh menentukan aku cocok dengan siapa."

Rose mengangguk. "Aku mencintaimu, dan akan selalu mencintaimu." Rose tersenyum mendengar ucapan Jungkook.

Lalu mereka masuk ke bis yang sama dengan gadis tadi.

•••

"Kau ingin naik bis atau bareng dengan appa?" tanya Jiyong.

"Aku ingin bareng dengan Rose," balas Jungkook.

"Ada apa dengan kalian? Rasanya hubungan kalian lebih dari sekedar teman," goda Jiyong ke Jungkook. Pria itu hanya tersenyum malu.

"Apakah kalian berkencan?" tanya Jieun. Jungkook tersenyum dan mengangguk. Jieun, Jiyong dan Somi menatap Jungkook dengan tidak percaya.

"BENARKAH?!" Histeris Jieun.

"Iya eomma."

"Sejak kapan?" Tanya Jiyong.

"Kemarin appa."

Tidak lama Rose dan Seojoon datang ke kediaman Jeon. Jieun langsung menarik Rose untuk duduk di kursi kosong sebelah Jungkook.

Jieun menatap Rose dengan rasa senangnya. "Ada apa imo?" Tanya Rose karena tatapan Jieun yang tidak lepas darinya.

"Imo hanya senang saja ternyata gadis cantik ini kekasih putraku." Rose terdiam dan menatap ke Jungkook, meminta penjelasannya.

"Imo dan samchon sudah tau Rose. Tidak perlu malu, kami mendukung hubungan kalian," kata Jiyong.

"Hei Seojoon, apakah kau tau jika putri cantik mu dan putra nakal ku bekencan?" tanya Jinyong ke Seojoon.

"B-berkencan tuan?" Tanya Seojoon tidak percaya.

"Iya. Putra nakal ku menyukai gadis cantik ini. Wah, sepertinya kita akan menjadi besan." Seojoon menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia menatap Rose meminta penjelasan sementara anaknya hanya tersenyum saja.

•••

"Ingat perkataan ku. Jika ada yang menyakitimu lawan saja. Kau punya hak untuk itu. Dan jangan dekat-dekat dengan Taeyong sunbae. Ingat, kau sudah memiliki ku!"

Rose mengangguk mendengar celotehan Jungkook. "Ne eomma. Anything else?"

"Jangan selingkuh dengan pria lain!"

"Uwu kau kenapa imut sekali? Untuk apa aku selingkuh jika pacarku satu ini sangat tampan," goda Rose ke Jungkook.

"Sudahlah, sampai bertemu lagi, sayang!" Jungkook berlari ke sekolahnya.

Rose memegang pipinya yang memerah karena panggilan baru Jungkook ke dirinya. Ia pun juga berbalik menuju sekolahnya.

•••

Plak

"KEMARIN KAU BERCIUMAN DENGAN TAEYONG DAN SEKARANG KAU BERCIUMAN DENGAN JUNGKOOK. SEBENARNYA KAU INI JALANG ATAU LONTE?" Teriak Shin Ha pada Rose.

Gadis itu bahkan menampar pipi Rose dengan kencang. Mereka berada di ruangan kelas kosong. Shin Ha menyeret Rose secara paksa setelah melihat foto yang menampilkan Rose dan Jungkook yang berciuman.

Shin Ha menggenggam dagu Rose dan menekannya keras.

"Jawab aku, jalang!"

Plak

Shin Ha kembali menampar Rose. Gadis itu hanya diam tanpa melawan.

Jinna dan Eunji yang merupakan teman Shin Ha menarik Rose untuk berdiri dan memegangi kedua tangan Rose.

Shin Ha mendekat ke arah Rose dan kembali menarik paksa dagu gadis itu. Shin Ha mengeluarkan pisau lipat dari sakunya.

Ia merobek jas sekolah milik Rose lalu naik ke rompi milik gadis itu. Rose mencoba untuk melepaskan tangan Jinna dan Eunji namun, gagal.

"Jawab aku jalang, sebenarnya kau menjual tubuh mu ke Taeyong atau Jungkook?!"

"Aku tidak menjual tubuh ku. Mereka lah yang mendekati ku."

Plak

"Apa kau merasa secantik itu sampai mengatakan jika mereka mendekati mu? Hei, kau miskin! Jangan berharap terlalu tinggi untuk disukai oleh mereka."

Shin Ha mengarahkan pisau lipatnya ke wajah mulus Rose. Ia menggoreskan pisau itu, membuat Rose teriak menahan sakitnya.

Bahkan tanpa sengaja kakinya menendang perut Shin Ha, membuat gadis itu terjatuh ke belakang. Wajahnya pun ikut tergores dengan pisau tadi.

Jinna dan Eunji langsung mendekati Shin Ha, melepaskan kekungannya pada Rose.

"Apa kau baik-baik saja?" tanya Jinna.

Shin Ha menahan rasa sakit di perut dan wajahnya. Ia menatap ke sekeliling dan mendapati sebuah CCTV. Pikiran licik pun terlintas dalam benaknya.

"Aku pastikan besok kau tidak dapat bersekolah lagi," ujar Shin Ha dan keluar dari ruangan tersebut menyisakan Rose sendiri.

Gadis itu terjatuh karena badannya yang sangat sakit. Cengkaman Jinna dan Eunji sangat kencang. Ditambah pipinya yang terluka.

Rose menangis, ia tidak tau lagi harus apa. Keluar ruangan juga tidak mungkin karena seragamnya yang rusak.

Perlahan Rose merasakan rasa sakit pada kepalanya. Pandangannya menjadi buram dan berbayang. Perlahan pandangan gadis itu menjadi semakin buram dan hitam.

•••

makasih buat yang udah suka dan baca cerita ini🧡

buat yang sering vote dan komen makasih juga, percayalah komenan kalian tuh yang bikin mood gua naik buat lanjutin wkwk

𝐬𝐡𝐞'𝐬 𝐦𝐢𝐧𝐞Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang