7|Mungkin Sedikit Sambutan?
Kata orang kalau ada yang baru yang lama di tinggalkan. Apa memang seperti itu? Kalau misalnya dapat pacar baru terus pacar lama bisa jadi mantan dong.
Entah rasa itu sama yang sedang dirasakan oleh Nohan sekarang atau tidak. Tapi yang pasti ketiga makhluk tuhan paling menyebalkan itu tengah berdiskusi di antara pagar rumahnya dengan orang baru itu. Mengacuhkan Nohan yang masih berdiri di depan pintu.
"Sudahlah," pikir Nohan. Untuk apa juga ia berlama-lama memperhatikan obrolan mereka yang tidak akan ada manfaat untuk dirinya.
Sebuah debaman pintu yang ditutup membuat ketiga orang yang sedang asik bergosip itu menoleh ke arah yang sama.
"Wahh, bang Nohan udah masuk ke dalam rumahnya bang," ucap Andes.
"Mungkin galaunya masih belum hilang kali," ucap Ardo.
"Memangnya dia kenapa?" pertanyaan yang diucapkan Zuno sukses membuat kedua orang itu mengalihkan tatapan mereka padanya.
"Wahh, tetangga baru harus di kasih tahu nih bang,"
"Emang harus ya?"Ardo menopang dagunya untuk mempertimbangkan ucapan Andes. Mungkin tetangga baru memang harus diberitahu. Mana tahukan ia akan menguntungkan Ardo.
Ardo bisa merasakan nasib baik akan datang menghampirinya malam ini.
Ctak.
"Sebagai tetangga yang baik, rajin menabung dan tidak sombong ini, kami dengan kemurahan hati Mr.Cold alias Nohan mengundang tetangga baru untuk datang ke rumahnya," seru Ardo merentangkan kedua tangannya.
Bagaimana mungkin ia mengatakan jika Nohan yang mengundang Zuno untuk datang ke rumahnya. Zuno tidak habis pikir jika Ardo sangat percaya diri sekali Nohan akan menerima mereka dengan senang hati.
Dari atas balkon lantai dua rumahnya Nohan bisa dengan jelas melihat dan mendengar ucapan mereka. Terlebih saat Ardo dengan semangat mengatakan jika dirinya yang mengundang tetangga baru itu.
Nohan memijit pangkal hidungnya. Kepalanya terasa semakin sakit. Padahal ia harus segera menyelesaikan beberapa pekerjaan kantor yang sempat tertunda akibat ulah ketiga manusia di bawah.
"Ayo, bang!" Andes semangat sekali mengajak Zuno untuk mengikutinya ke rumah Nohan. Ardo sudah sampai di depan pintu dan menekan bel rumah.
Ting tong ting.
Tidak ada sahutan apa pun dari dalam. Sampai seruan dari Andes pun Nohan acuhkan. Ia sama sekali tidak peduli dengan semua rencana konyol mereka.
"Woi, bang!" Andes yang kesal memilih untuk menyoraki Nohan dari bawah rumahnya dan matanya melotot saat ia melihat Nohan sedang memperhatikan mereka.
"Bang Nohan! Buka napa sih pintunya, dingin di luar," seru Andes.
"Kalau dingin masuk dan tidur di rumah kalian masing-masing,"
"Kejamnyee," ucap Ardo.Kemudian Ardo menengadahkan kedua tangannya seperti orang yang sedang berdoa.
"Kami doakan semoga bang Nohan jomblo seumur hidup,"
"Aamiin!!" ucap Andes dan Ardo bersamaan.Nohan melotot tidak percaya dengan doa mereka sedangkan Andes baru menyadari jika doa Ardo terkabulkan itu artinya Andes kalah taruhan dan ia akan segera bangkrut dalam waktu dekat.
"Ya Allah, jangan kabulkan doa bang Ardo!!" seru Andes merintih penuh harap dalam doanya.
Bak sedang menonton sebuah drama Zuno hanya bisa memperhatikan akting mereka berdua. Tidak ada komentar ataupun kritikan semuanya terlalu sempurna untuk sebuah saran.
Silahkan beri kedua aktor dadakan itu tepuk tangan yang meriah.
"Kurasa kalian tidak perlu melakukannya," sela Zuno ditengah-tengah perdebatan Andes dan Ardo.
"Tidak baik jika harus membatalkannya," wajah Ardo berubah menjadi serius. Ia terlihat berwibawa dengan wajahnya yang seperti itu."Seorang pria tidak akan pernah melanggar ucapnya sendiri--betul gak bang Nohan?" tanya Andes yang membuat mereka bertiga mendongak ke atas secara bersamaan.
"Terserah," lirih Nohan dan memilih masuk ke dalam rumahnya.
Seharusnya tidak berakhir seperti ini. Terkurung dari luar di depan rumah Nohan. Benar-benar membuat mereka merasa kesal dan gemas dengan sikap menyebalkan Nohan. Sampai kapan pria dingin itu akan merubah sikapnya. Padahal mereka sudah bertetangga dalam waktu yang cukup lama--kecuali untuk Zuno.
Andes dan Ardo menghela napss mereka. Merasa lelah karena harus membujuk seorang Nohan berkepala batu. Belum lagi lelah yang mereka rasakan seharian ini. Mereka perlu beristirahat sekarang.
Zuno yang menyadari perubahan raut wajah mereka pun berinisiatif mengatakan agar sambutan untuk dirinya di tunda dulu. Sampai Nohan mau bergabung dengan pesta kecil mereka nanti.
"Ide yang bagus bang Zuno, aku baru menyadari jika seharian ini bukan hanya ragaku saja yang lelah tapi juga hatiku bang," Andes meremas dada kirinya bak seseorang yang sedang patah hati. Sakit tapi tidak berdarah. Sungguh tragis nasib seorang Andes Sebastiano.
Plak!
Bunyi tamparan yang keras dari Ardo membuat Andes dan Zuno menatapnya dengan aneh. Kenapa malah menampar diri sendiri?
"Argh!! Aku lupa jika malam besok deadline!!!" seru Ardo.
"Sudah dulu pertemuan kita, sampai jumpa!" Ardo segera melesat pergi dari hadapan mereka menuju rumahnya. Hampir saja ia melupakan motor miliknya karena sebelum itu Ardo sudah sampai halaman rumahnya dan kembali lagi.Sekarang hanya ada Andes dan Zuno. Mereka berdua tidak sengaja saling bertatapan dan detik berikutnya malah terkekeh tidak jelas.
Apa mungkin angin malam malah membuat otak mereka membeku sehingga tidak bisa berpikir dengan lancar??
Hei hei! Apakabar semuanya?
Tetanggaan kembali Up setelah beberapa waktu hilang dari tatapan Readers...Like, comment share juga boleh😄😍😜
Apa kalian menyukainya?? Andes? Ardo? Nohan? Zuno?

KAMU SEDANG MEMBACA
TETANGGAAN
ФанфикBagaimana jadinya saat kehidupan yang normal mendadak berubah saat diberlakukannya Social Distancing hingga Pembatasan Sosial Berskala Besar?? Mahasiswa yang suka sekali travelling terpaksa harus travelling keliling rumah. 'Andes. Si penggangguran...