iv

68 25 0
                                    

Langit mulai menggelap ketika Kevin sadar seharusnya ia mencari tempat singgah untuk ia dan adiknya tidur malam ini.

Tapi rasa takutnya dengan para preman yang mungkin saja berkeliaran diluar sana berkali-kali memaksanya untuk diam ditempat.

Ema lapar, tapi terus menolak ajakan kakaknya untuk membeli makan dengan uang saku yang tersisa dikantongnya.

Dia bilang sebaiknya uang itu dipakai jika benar-benar lapar.

"Kakak mau ke kantor polisi," ujar Kevin sambil melepaskan ikatan ikat pinggangnya. "Ponsel kakak ketinggalan dirumah, kamu mau ikut?"

Ema menggeleng. "Aku disini aja."

"Disini kamu sendirian. Ikut kakak aja biar kamu gak kenapa-kenapa."

"Okay."

**

"Kevin?"

"Uhm, Paman Key?" Kevin tersenyum canggung ketika sosok yang ia kenali berjalan mendekat kearahnya.

"Kamu ngapain disini malam-malam? Banyak orang jahat loh," ujar lelaki berumur setengah abad itu sambil tersenyum lebar. Matanya melihat kesosok sebelah Kevin. "Hai, Ema."

Gadis itu merosot kebelakang kakaknya sambil mencengkram kuat rompi yang dipakai Kevin sebagai luaran.

"Ayo kak-"

"What's wrong?"

"Ayo pergi."

"Why?"

Gadis itu menatap kakaknya dengan mata berkaca-kaca membuat Kevin mau tak mau menuruti permintaannya.

"Kayaknya kami harus pergi, Paman," kata pemuda itu mengeratkan genggamannya pada tangan adiknya. "M-mama nungguin dirumah."

Kevin dan adiknya bersiap untuk melangkah berlawanan arah dengan Paman Key sebelum lelaki itu berucap dingin.





















"Jasadnya sudah nimpa kamu, kok belum sadar kalau mereka berdua sudah mati?"

[viii] Runaway - Kevin Moon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang