vi

63 23 0
                                    

Gadis itu meringkuk kedinginan dibawah genteng sebuah kedai yang bocor. Tubuhnya dilapisi almamater kakaknya yang basah kuyup diguyur hujan.

"Kantor polisi masih jauh. Kita istirahat disini, sebentar."

Kevin menanggalkan rompinya yang basah dan mengantungnya dikursi kayu sebelahnya.

Tangannya mengelus pelan kepala adiknya yang masih berusaha menetralkan napasnya.

"Capek ya? Kakak minta maaf sudah bikin kamu harus lompat setinggi it-"

"Ngga apa-apa, kak."

Pemuda itu tersenyum manis, melawan rasa sakit akibat jatuh saat membantu adiknya turun dari lantai dua dengan berbekal kain korden yang diikatkan ke salah satu tiang.

"Baju kamu basah," kata Kevin lagi. "Kita pindah kesana yuk. Terus tidur sebentar, besok pagi kita kerumah teman kakak."

Ema mengangguk, menggamit lengan kakaknya dan berjalan menjauh dari sana.

***

Kevin berlari menuju gang tempat adiknya tidur pagi tadi. Ia tersenyum senang walau rasa perih di sekujur tubuhnya masih terus menyiksanya.

Mendengar Paman minimarket didepan sana yang menyuruhnya untuk tinggal bersamanya sontak membuat rasa sakitnya menghilang.

Ah, Kevin merasa penyiksaan yang menderanya selama lima belas jam akan berakhir.

"Sebentar lagi samp-"

Mata pemuda itu membulat melihat kumpulan orang-orang memenuhi gang tempat adiknya berada.

Tadi.

"Ada apa?" Ia bertanya pada wanita paruh baya disampingnya.

"Pencuri kecil, dia mencuri dari toko buah sebelah gang itu."

Kevin menerobos kerumunan dan menemukan adiknya meringkuk ketakutan ditengah-tengah orang dewasa yang mencercanya.

"Dasar gelandangan!"

Tangan pria itu hendak menampar adiknya yang menangis.

Dap!

"I-ini adik saya," ucap Kevin, tangannya menangkis tangan pria itu. "Saya akan ganti rugi."

"Kamu gelandangan, mana bisa ganti kerugian yang dia buat!" Balas pria itu emosi.

Kevin melihat kearah adiknya yang tertunduk.

"Berapa-"







"Dia mencuri satu box buah persik. Kamu bisa ganti?!"

[viii] Runaway - Kevin Moon ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang