Benar pikir Kevin, orangtuanya punya rival yang berdarah dingin dalam hal bisnis. Mereka menjelma menjadi orang-orang baik yang bekerja sama dengan orangtuanya.
Mereka bernafsu untuk menguasai perdagangan dan mengambil keuntungan sebanyak-banyaknya. Semua jalan diambil. Semuanya. Tidak peduli ilegal atau tidak.
Namun orangtua Kevin tidak setuju dan malah mengancam akan melaporkan ke polisi jika mereka tidak menghentikan perbuatan mereka.
Tak punya pilihan lain, maka dibunuhlah kedua orang itu.
Salah satu diantaranya tahu bahwa Ema punya hemaphobia yang akut.
Gadis itu dipertontonkan adegan sadis pembunuhan yang objeknya adalah kedua orang tuanya sendiri.
Ia sempat pingsan berkali-kali dan disadarkan berkali-kali juga.
"Kamu gak boleh mati dulu, tunggu permainannya selesai baru boleh mati," kata salah seorang diantara mereka.
Mungkin efek terapi yang rutin ia jalankan, gadis itu menjadi lebih kuat dibanding sebelumnya dalam menghadapi phobianya.
"A-aku kayaknya bisa hidup tanpa obat penenang itu, Kak."
Kevin mengernyit dan langsung memeluk adiknya itu erat saat gadis itu mulai bergetar hebat.
"A-aku s-sudah sembuh, iya k-kan?"
Kevin memejamkan matanya. Menahan air matanya yang akan tumpah detik itu juga.
Mungkin Ema sembuh dari phobianya, tapi tidak dengan kemampuannya.
Adik Kevin memiliki ingatan fotografis yang kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[viii] Runaway - Kevin Moon ✓
Fanfiction[Completed] [NOT BXB] [Silahkan cek buku [0] sebelum kesini!] tentang pelarian kevin dan adiknya. @semutkayang, 15052020-17052020 publish: 06032023-23052023