:: Happy Reading ::
"Beomgyu, Hyung sudah pulang..."
Tak ada sahutan. Ini aneh, karena biasanya sang adik akan langsung menghambur keluar untuk menyambutnya pulang. "Heii, cepatlah keluar aku tahu kau bersembunyi!" Lengkap dengan senyuman khas, tapi tidak untuk sekarang.
"Pa, Beommie ada di mana?" tanya lelaki yang baru sampai itu sambil menyeret koper dan memeluk sebuah bungkusan besar ditangannya.
Seokjoo menoleh, menatap sendu seakan bosan karena putra kesayangannya kerap kali bersikap memanjakan si parasit menjengkelkan. "Paling juga lagi malas-malasan di kamar."
Mendengar jawaban ketus itu, ia pun langsung meletakkan kopernya ke dalam kamar, kemudian beralih ke arah tangga menuju kamar sang adik yang ada di lantai tiga.
Entahlah, sampai saat ini dia masih bingung mengapa Papanya menempatkan kamar Beomgyu begitu jauh di atas sana. Bahkan ditempatkan di pojok belakang lantai tiga. Seperti kamar pembantu saja. Pikirnya sebal, namun masih tersimpan sebagi unek-unek semata.
Hendak menekan nomor digit pengunci kamar adiknya, pemuda itu sedikit tersentak setelah mendengar satu teriakan Beomgyu lolos dari ruang kamar yang diberi desain kedap suara ini. Sekuat apa adiknya berteriak? Dia mengulum senyum kemudian.
"Iyaa.. sudah kukatakan kau tidak akan sudi mendengarnya. Tapi begitulah faktanya!"
"Beomgyu-ya, aku pulang..." cerianya hanya sedikit berteriak kecil.
Keduanya terbelalak. Jimin membenarkan posisi duduknya, sementara Beomgyu langsung melepaskan paksa selang bantu bernapasnya dan tak lagi perduli dengan dada yang tiba-tiba terasa sesak. Tak boleh tahu bahwa dirinya sakit, Beomgyu tidak mau Hyung nya itu akan khawatir.
"Yeonjun Hyung?!" teriaknya terasa begitu antusias.
'baiklah, jadi ini Yeonjun? Akhirnya ketemu juga.'
Tapi jika dilihat-lihat. Raut wajah Yeonjun begitu berbeda dengan wajah cerianya Beomgyu. Yeonjun terlihat dingin, dan agaknya ini mengingatkanku akan seseorang yang tengah bekerja keras membantuku dari masa depan. 'Bibin, aku rindu.'
"Sejak kapan Hyung pulang? Kenapa tidak memamanggilku? Ahh, maaf aku tidak menyambutmu dari pintu depan Hyung.."
Sedikit bingung kenapa Jimin terlihat gusar, Yeonjun memilih untuk melangkah masuk kemudian duduk di tepi kasur sang adik. Beomgyu -terlihat agak pucat- begitulah tangkapnya.
"Hyung?"
"Kau sakit ya?" tebak Yeonjun tepat membuat Beomgyu membeku ditempatnya. Mungkin leher bajunya turun lagi membuat Yeonjun dapat melihat luka lembam di bahunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[√] CR[À]YON
Fanfiction[ YeonGyu Brothership - Fantasy ] ❝Just cry on, here i'm.❞ -Yeonjun & Beomgyu Tercipta dari crayon yang memiliki banyak warna. Sayang, karena hanya hitam yang dapat ku lihat dihidup kalian. Ada 9¾ halaman. Misiku adalah menggambar alur dan akhir dar...