[05] Destroyed

1.9K 432 94
                                    

:: Happy Reading ::

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

:: Happy Reading ::


"Jimin, Ibu mohon pulanglah..."

Ini sudah yang kelima kalinya, Nyonya Jeon menghubungi sang putra sulung agar segera pulang dan membantu mengobati sang adik yang sakit keras.

"Bu, aku sedang bekerja sekarang. Bukannya uang Ayah banyak? Sewa saja dokter lain. Keputusan untuk menyerahkan hidup dan matiku pada keluarga ini sudah bulat. Beomgyu membutuhkanku."

"Tapi adikmu sakit! Taehyun itu sakit Jimin... apa kau tega membiarkannya sakit hah?"

"Terakhir kali aku pulang. Kalian bahkan hanya memperdulikan dia. Aku bukan marah, hati ini terlanjur sakit Bu. Dan hanya Beomgyu obatnya."

***

Tanganku sibuk bergerak. Menggarisi dan membuat pola pada lembaran kertas buku gambar. Berdiam sejenak setelah hasil sketsanya terlihat lebih jelas. Mulai membuka pembungkus crayon kemudian ingin bertanya, untuk mendapatkan pinjaman cat air dari Beomgyu.

Sayang, pikiranku mendadak panik sesaat, setelah menyadari Beomgyu tak lagi berada di dekat kaca lukisnya. Lantas aku pun beranjak dari sana dengan tangan yang masih tetap membawa buku gambar dan sepaket crayon. Akan bahaya bahkan jika hanya sekali aku meninggalkannya begitu saja.

"Akhh! Apa kau dapat meraihnya teman?"

Kedua mataku terbelalak, sadar bahwa Beomgyu kembali mencoba bunuh diri, walaupun secara tidak langsung.

Dia keluar dari pekarangan rumah, dan kini separuh badannya hampir lenyap berada di antara sela pagar tembok besar rumah Seokjoo.

"Sedikit lagii!"

"Ah aku sudah meraihnya!"

Kedua makhluk itu tertawa bersama. Bertepuk tangan dengan wajah begitu bahagia. Aku menghentikan langkah, memperhatikan mereka dari jauh kemudian.

"Kau makanlah dengan baik, oke? Sering saja datang ke sini, akan ku sediakan makanan lain dari dalam rumah."

"Beomgyu, ini sudah terlampau banyak. Kau sering sekali membantuku. Terima kasih banyak untuk itu ya teman."

Hati si pemuda bersurai hitam menghangat. Senyuman terbentuk nyata di wajah mungilnya. Beomgyu bahagia, karena memang seindah itu rasanya punya teman baru. Tak perduli, sekalipun status Jeongis seorang anak pemungut sampah komplek. Ia tetap menghargai si teman baru.

Dunia terasa begitu sempit. Sebatas Jiminshi-nya dan Yeonjun. Hanya mereka yang mau berbagi senyum dengan Beomgyu.

Selebihnya, begitu dingin bahkan terkesan kelam. Neraka dunia. Iya, Beomgyu kerap kali mendapatkan mimpikan itu ketika tidur. Tentang bagaimana orang-orang mendekat, serta bersikap baik demi membunuh dia secara perlahan.

[√] CR[À]YONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang