[08] Grenade

1.7K 399 163
                                    

:: Happy Reading ::

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


:: Happy Reading ::


"Jimin membuangmu."

"Arghh diamlah!!!"

Kedua bola mataku terbelalak. Rasa panik kian menjadi saat Beomgyu tiba-tiba saja berlari ke arah nakas, meraih cutter di atasnya dan langsung menyayat tangan tanpa berpikir ulang.

Darah segar mengalir kemudian.

"Beomgyu!!"

"biarkan aku sendiri..."

"Tapi tidak begitu caranya Gyu!"

"Aku lelah! Kau pikir aku juga mau?"

"Gyu, apa kau lupa pesan Jimin padamu hah?" tanyaku balik sedikit berteriak padanya. Berusaha meraih tangan yang dilumuri darah itu, namun sayang karena kondisi buruk Beomgyu juga berdampak pada tubuh ini. Aku semakin menghilang dan tak terlihat.

"Gyu.."

Bukannya menyahuti, Beomgyu justru semakin bergerak mengirisi tangannya dengan pisau. Berharap semua bisikan kelabu dapat hilang.

"Beomgyu berhentilah bicara pada gadis itu. Kau akan dianggap gila."

"Nak, hentikan kegiatanmu. Dengarkan Eunbi."

"Ck! Dasar gila, lihatlah bahkan kau melukai dirimu sendiri."

"ENYAHLAHH!!"

Ternyata salah. Pikiranku bahwa dengan perginya Jimin tidaklah justru akan semakin mudah. Kondisi Beomgyu malah menurun dan akan menyulitkan interaksi kami.

Aku menangis, memperhatikan tiap gerak-gerik Beomgyu yang sibuk menyayati tangannya hingga berdarah tak karuan.

Sekelebat amarah terlintas di benak dan pikiranku. Berpikir keras kenapa Soobin mengirimku pada masa sejauh ini. Di mana aku tak menemukan alur sesuai cerita yang ia selipkan pada buku gambar. Kosong. Aku tak dapat menggambar atau setidaknya melakukan hal kecil untuk menolong Beomgyu maupun Yeonjun.

Tidak ada naskahnya! Bagaimana bisa menggambar jika alurnya saja aku tak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

Berharap, seseorang datang. Setidaknya untuk menghentikan kegiatan Beomgyu melukai dirinya sendiri demi mendapatkan ketenangan batin. Dia benar-benar tertekan sekarang.

Brak

"Anak sialan!!"

Tidak. Bukan Seokjoo orang yang kumaksud.

"Ayah sakitt"

Hatiku mencolos ingin menjerit sekuat tenaga. Seokjoo kembali menarik rambut Beomgyu, membuat kepala itu menengadah kebelakang. Dia tersiksa.

"Sudah berapa kali kau keluar rumah hari ini hah? Kau pikir aku tidak tahu?!"

"Ayahh sakit Yah... maafkan Beomgyu. Tolong maafkan Beomgyu, Ayah..."

[√] CR[À]YONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang