Enam

738 63 9
                                    

     
           Bright tiba didepan gerbang halaman rumah besar yang sangat mewah, ia tak yakin kalau itu alamat yang ia tuju. Karna win tidak pernah memberitahukan kalau ia sekaya ini. Yang bright fikir pun win hanya seorang pria sederhana, tapi apa ini yang dilihat bright, bukan seperti rumah tetapi seperti istana yang sangat megah.

          "aku sudah sampai rumahmu....tapi benarkah ini alamat rumahmu win" bright berbicara ditelpon karna saking tak percayanya ia menghubungi win sebelum masuk kedalam. "apa aku salah alamat"

      "iya benar. Tunggu, aku akan menemuimu" suara win langsung terputus bersamaan dengan beberapa detik, ia datang menyapa bright.

     Oii...benar! Bright tak percaya, Saat ini memang ia berada didepan rumah kekasihnya. Rumah besar,tinggi, dan dengan halaman yang luas itu adalah rumahnya.

     "kenapa kau diam saja disana, ayo masuk" ujar win, menarik bright yang malah melamun dengan wajah terkejut.
     "win, kenapa kau tidak bilang. Kalau kau tinggal dirumah semewah ini" tanya bright.

     "apa itu penting sekarang? Kakakku sudah menunggumu" ujar win yang meminta kunci mobil bright dan menyuruh petugas penjaga rumah untuk memindahkan mobil milik bright kedalam.
     Sehingga win bisa mengobrol dengan kekasihnya lebih lama. Kebetulan orangtua serta paman-pamanya sedang tak ada dirumah, jadi bright bisa lebih tenang menghadapi kakakknya nanti.

      Win masih menggandeng tangan bright hingga masuk kedalam ruang tengah dimana new sudah duduk disana.

     "kenapa kau mengajak temanmu,win" tanya new yang sesaat matanya melihat pada bright. Seseroang yang pernah dikenalkan win dikampusnya. "mana pacarmu?"

      "dia yang kumaksud phi. Bright pacarku" sahut win dengan wajah penuh kejutan, karna sebelumnya win memang tak memberitahukan nama bright padanya. Jadi new tak tau kalau orang itu yang pernah ia kenalkan saat menjemputnya.

      Win mengajak bright untuk duduk disofa ruangan itu,

     "siapa yang menyuruhmu duduk" ujar new, disaat bright ingin menjatuhkan pantatnya kesofa untuk duduk.

          "Phi.." win mencoba memanggil new yang tak disangkah kakaknya jadi begitu. Tapi suara win terhenti saat melihat bright kembali berdiri dari duduknya. Bright menuruti perintah new yang tidak mengizinkannya duduk.

          "kamu benar pacar adikku?" bisa-bisanya new bertanya pada bright, dengan posisi bright yang berdiri menghadap, apalagi win melihat mata new yang juga memperhatikan bright dari kepala hingga ujung kaki.

            "Iya, phi." Jawab bright
            "sejak kapan kamu mengenal win?"
       
          "kami sudah mengenal sejak tahun semester awal phi, dan kami saling menyukai maka dari itu kami memutuskan untuk berpacaran"  jawab bright kembali.

          "oh ya, apa kau sadar siapa win itu? Dan punya keberanian apa kamu bisa mendekati adikku." tanya new berbagai pertanyaan ia layangkan pada bright.
           "phi" Win semakin resah saja, karna kakaknya begitu serius sekali.
          "diam saja win, aku sedang bertanya padanya. Apa benar ia mencintaimu bukan karna melihat hartamu"

       "apa maksud phi?" sela bright tentu sungkan mendengar kalimat itu.

       "kau sadar saat ini berada dimana? Apa karna kau tau win berasal dari keluarga terpandang maka kau mendekatinya"

           win menyahut pertanyaan new sebelum bright lebih dulu menjawab. "bright tidak pernah berfikir seperti itu, ia kenal dan dekat denganku karna kami memang saling menyukai"

My BrotherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang