Yang dilakukkan Tay saat ini hanya bisa memandang wajah ibunya yang berada didalam ruangan perawatanya, menatap dengan wajah murung, masih mengingat pertengkarannya pada bright yang kemudian pergi dari rumah...
Mild yang kebetulan melihatnya, merasa aneh pada Tay yang datang menemui ibunya, tak sedikitpun mengatakan apapun seperti biasa yang ia katakan, melihat Tay seperti itu. Mild ingin sekali tau ada apa dengannya?
Ia pun melangkah menghampirinya, dan memilih duduk disampingnya itu. "Tay..." panggilnya.
Tay mendengar panggilan mild yang dekat dengannya, tapi ia tak menolehkan kepalanya pada mild.
"ada apa?" mild mencoba bicara padanya. Tay masih belum menjawab, masih diam memandang ibunya yang baring diatas tempat tidur, dengan mata terbuka tapi tak merespon. "apa kau ada masalah"
Tay mendengarnya, tapi ia hanya menggelengkan kepala menjawab pertanyaan mild itu.
"tapi sejak pagi tadi kulihat kau hanya duduk memandang ibumu saja" ujar mild yang ternyata memperhatikan dirinya sejak tadi, "apa kau tidak mau bicara seperti biasa pada ibumu, atau mengatakan sesuatu pada ibumu?"
"aku hanya ingin memandangnya saja Mild." kali ini Tay berbicara, "tiba-tiba saja aku rindu pada ayahku. tapi setelah melihat wajah ibuku...aku merasa ia hadir dalam pikiranku"
Mendengar itu mild merasa kasihan pada Tay yang ternyata sedang merasakan perasaan yang membuatnya sedih. "hanya melihat wajah ibuku, membuat hatiku tenang mild, aku tidak tau harus mengatakan apa saat ini. aku hanya takut mengecawakannya""kenapa kau berkata seperti itu"
"aku sudah mengecawakan adikku, mild dan aku tidak mau menceritakan hal itu pada ibu..." bisik Tay.
Mild terdiam sejenak, dan ia sedikit paham tentang hal itu, "apa kau sedang bertengkar dengan bright?"
Tay menghela nafas,
"ya kami memang sering bertengkar , tapi aku tidak tau apa kali ini kami bisa berbaikan""bersaudara itu memang biasa bertengkar, Tay" ujar mild "tapi itu tidak akan pernah lama, sehebat pertengkaran kalian pasti akan ada jalan keluar dari masalah kalian. terlebih kalian terikat dengan tali persaudaraan"
"ya kau benar" Tay menoleh padanya, "seharusnya aku lebih jujur padanya sejak awal. dan itulah jalan keluarnya."
Mild terdiam, walau ia sangat tidak mengerti dengan masalah yang dihadapi Tay. Mild ingin bisa menjadi pendengarnya.
"sebaiknya kau pulanglah, Tay...mungkin saja saat ini bright sedang mencarimu" tutur mild sekedar menyarankan, karna melihat Tay seperti membuatnya agak sedih.
"Entahlah...apa ia akan mencariku atau tidak..." Jawab Tay singkat masih memandang wajah ibunya.
*
*
*Sementara malam itu, Bright mampir ke tempat bi jenny, ia masih merasa gundah dihatinya. rasa kesal pada Tay membuat dirinya juga tidak tenang.
"Nah...kopi kental yang enak bibi buatkan untuk orang yang sedang emosi" seru bi jenny dengan membawakan secangkir kopi kemeja dapur dimana bright sedang duduk termenung disana. "dijamin setelah minum ini pasti akan kembali seperti biasa lagi"
bi jenny mencoba meredahkan amarah bright, yang sudah memberitahu kalau ia sedang bertengkar dan kesal dengan kakakknya.
"Terima kasih bi" ucap bright menerima cangkir yang diletakan jenny diatas meja, "tapi aku hanya sebentar saja, karna aku akan pergi"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Brother
RandomKejadian 20 tahun mengisahkan sebuah kepedihan bagi Tay Tawan Vihokratana, yang masa kecilnya harus mengalami sebuah peristiwa dimana keluarganya terbunuh di depan matanya. Dengan segala kemampuanya ia merawat dan membesarkan adik kecil yang ia sela...