"We are the myth that become the truth!"
🔱🔱🔱Malam ini terasa begitu mencekam, dingin, dan mirisnya tidak ada beda dengan malam-malam lainnya selama ia hidup 15 tahun ini.
Ia merasa, semuanya sangat tidak adil. Dunia seolah benar-benar mencekiknya, menyakitinya setiap hari, dan tidak memberikannya istirahat sejenak barang satu malam saja.
Bahkan sekarang pun kehampaan itu masih terasa di dalam dirinya. Hati yang berada di tubuhnya terasa kosong. Tidak ada apa-apa di dalam sana, namun mengapa orang yang harusnya menjadi sosok panutan, pahlawan, dan sahabat baginya, justru menjadi orang yang paling pertama ia benci dalam catatan sejarah hidupnya selama ini.
"Ayah"
Kata yang paling ia tak suka, orang yang paling ia benci, dan sosok yang ingin sekali ia bunuh sekarang juga.
Rasanya... Rasanya, perih. Segala ucapan dan perlakuan tak beradab manusia itu padanya seolah sudah menjadi hidangan untuknya setiap hari. Bukan hanya dia, tapi juga sang ibunda tercinta turut menjadi korban dari segala kebusukan manusia yang sialnya harus menjadi sang ayah.
Ia ingin sekali membalas dendam kepada Ayahnya, namun rasa takut ini selalu membelenggu dirinya. Dia takut, sangat takut semuanya akan bertambah buruk dan akan menyakiti dirinya tambah parah lagi.
Sialan! Dia benci sekali, kenapa harus ada manusia pengecut seperti dirinya?! Bahkan saat orang yang paling ia sayangi tengah disakiti pun ia tidak berani melindunginya.
Kenapa?!
Kenapa??!!!
KENAPAAAAA???!!!!!
Tok tok...
Tok tok tok...
Tangisannya mendadak berhenti ketika ia mendengar suara ketukan yang berasal dari jendela kamarnya.
Anak itu mengangkat kepalanya dan memandangi jendela kamar yang tidak tampak apa pun di luar sana, hanya ada cahaya rembulan yang menembus kaca bening jendela itu.
Tok!
Tok tok!
Tok tok!
Astaga, siapa itu?
Bulu kuduknya berdiri, namun rasa penasarannya kian menggerogoti diri. Terpaksa, ia harus melihat dan memastikannya dengan secuil keberanian yang ia miliki.
Ia melangkahkan kakinya di lantai yang dingin. Berjalan dengan tempo yang begitu pelan, pupil matanya bergetar ketakutan, suara ketukan itu masih berlangsung dan menambah degupan kencang jantungnya kali ini.
Langkahnya mendadak terhenti. Ia sedikit kecewa dengan apa yang dilihatnya kali ini.
Alisnya terangkat satu. "Burung dara?"
Lelaki itu membuka jendela kamarnya dan burung dara tersebut melesat masuk ke dalam hingga membuat beberapa barang dan kertas berjatuhan ke lantai.
Tak butuh waktu lama, burung itu pun hinggap di atas selimut kasurnya. Warna burung dara itu putih dan memiliki goresan biru muda di sekitar sayap dan lehernya. Cantik.
Namun yang lebih anehnya, ia membawa sebuah gulungan kertas yang diikatkan di badan burung itu. Anak lelaki itu penasaran dan segera mengambil gulungan kertas yang terikat pada burung itu.
Ia berhasil membukanya. Saat ia membuka gulungan kertas tersebut, burung itu melesat terbang dengan cepat, keluar dari kamarnya melalui jendela yang masih terbuka lebar.
Fokusnya kini teralih pada gulungan kertas tadi. Iris matanya tajam membaca susunan kata demi kata yang tertulis secara manual oleh tangan manusia menggunakan tinta hitam dan penanya.
Setelah ia selesai membaca, pikirannya menjadi kosong. Tatapannya pula menjadi tidak ada nyawa memandangi tembok putih yang mulai lusuh itu.
"Atlántian?"
"Anak setengah dewa?"
Dua kalimat itu keluar dari mulutnya. Dengan penuh tanda tanya besar ia kembali melihat ke arah gulungan tersebut, kemudian beralih pada langit-langit malam dan bulan yang justru memunculkan sinarnya yang lebih terang lagi.
Apa yang terjadi?
Apa isi dari gulungan kertas itu?
Apakah akan ada sesuatu yang akan segera dimulai?
Dan yang jelas, apa itu Atlántian? Dan apa hubungannya dengan anak dewa?
Apakah dia anak dewa itu? Tapi... Tidak mungkin!
🔱To be continued 🔱
Hai...
Jangan lupa untuk terus dukung cerita ini ya. Aku bakal memaksimalkan kinerja aku biar bisa membuat plot cerita ini makin seru!
Ayo, vote, komen dan share cerita
"ATLANTA ATLANNA"
ke semua teman-teman kamu ya!Jakarta, 21 Mei 2020
With love,
Azze🌹
🔱🔱🔱
Copyright by HAZZELIRIS
Dedicated to ATLÁNTIAN H. CO.
KAMU SEDANG MEMBACA
Atlanta Atlanna
Fanfiction"Teruntuk kamu, Atlanta yang sekarang pasti sedang di kamar sambil baca novel dan dengerin lagu pakai earphone, tolong gantengnya jangan kelewatan. Apa tidak kasihan dengan jantung saya?" -Atlanna- "Dan teruntuk kamu Atlann...