ATL: 10. A Tree

87 14 0
                                    

Baca part sebelumnya dulu ya❤️
Jangan lupa vote dan comment

Selamat membaca ❤️

"Cha, besok ada kelas dan lo harus tidur sekarang!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cha, besok ada kelas dan lo harus tidur sekarang!"

Acha tidak mengindahkan ucapan dari Vega. Ia masih bergelut dengan buku tebal yang di bawanya dari Kaisar.

"Acha, gue pengen tidur. Matiin ya lampunya?"

"Sebentar lagi, Yer. Bentarrr lagi."

Yera dan Vega mendesah panjang bersamaan. Ini sudah yang ke lima kalinya Acha mengatakan sebentar lagi.

Sebentar kepala bapak kau!

"NAH! I found it!"

"Akhirnya..." Yera dan Vega lagi-lagi bersamaan.

Acha tersenyum lebar. ia lalu bangkit dari tempat tidurnya, menyambar almamater putihnya, dan keluar dari kamar.

"Acha, lo mau ke mana?!"

Telat. Pertanyaan Vega lagi-lagi diacuhkan. Sementara Yera kini sudah mulai menuju alam mimpinya. Terserah dengan Acha, mungkin dia ingin melakukan reboisasi di taman belakang. Bagus.

Gadis itu melangkahkan kakinya dengan cepat sambil memakai almamaternya. Senyumannya masih terukir di bibirnya. Akhirnya, jawaban dari semua ini mulai terungkap, dan dia harus menuju salah satu pohon yang terletak di samping gedung operasional Atlántian.

Aneh, deh. Padahal dia cuma diminta untuk membantu oleh seseorang lelaki yang bahkan ia baru kenal kemarin malam, tapi kenapa Acha malah semangat banget kayak gini ya?

Padahal juga, dia gak dibayar! Tapi kenapa dia sampai seniat ini, kayak dia dibayar pakai emas, padahal gak sama sekali. Heran.

"HEI, KAMU!"

Suara itu mengejutkan Acha. Ia menoleh cepat ke belakangnya, dan ternyata ada seorang The Prostatis yang memergokinya berdiri di sebuah pohon.

Aduh, gawat.

*****

Gadis itu menghela nafas kasarnya. Ia lalu berdecak sambil memandangi bulan yang kini bersinar terang.

Pikirannya kosong seperti tatapannya malam ini. Semuanya seolah seperti malam terakhir di mana ia akan hidup di dunia ini.

Sekarang tepat pukul 12 malam, hari silih berganti dan hatinya makin was-was.

"Besok hari terakhir," ucapnya sendirian.

Ya, besok hari terakhir hukuman yang ia dapatkan harus segera diselesaikan. Namun ia masih belum tau bagaimana caranya.

Gadis itu menangkup pipi dengan kedua tangannya, kemudian ia memejamkan matanya.

"Mama cuma bisa mengantar kamu sampai di sini. Mama harap kamu bisa jaga diri saat kamu jauh dari Mama, ya, Abi?"

Atlanta AtlannaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang