Pening

19 2 1
                                    

"Masa si nampar orang yang nampar nya ga nyadar heuh" Dita mencoba menendang kaleng yang ada di depannya dan tak tau nya terkena orang

"Waduhh ni kaki heran nyari korban terus" Dita mencoba tenang saat yang terkena tendangan nya itu mencari siapa pelakunya, Sialnya di jalan itu hanya ada dita sendiri

"Heh lo!" Teriak lelaki itu

Nengok ga ya nengok ga ya

Dita hanya diam saja hingga dita terlonjak kaget mendengar teriakannya lelaki itu, lagi.

"Lo tuh budeg apa conge sih kok ga denger panggilan gue?!" Dita masih diam mendengar teriakannya lelaki itu

Bismillahirrahmanirrahim

Saat dia menoleh dia terlonjak kaget melihat siapa yang memanggilnya itu

"Iya lo emangnya siapa lagi? Sini lo" suruh nya, akhirnya dita pun melangkah kan kaki nya mencoba menghampiri lelaki itu walau dia sedikit ragu jika harus mengingat masa lalu nya lagi

"Berani berbuat berani bertanggungjawab" to the point lelaki itu, dia menunjukkan kaleng yang di tendang dita tadi. Dita merasa aneh, apakah lelaki itu tidak mengingat kejadian nya yang di alami dia dan dita dulu?

"Sorry, Lo ga inget gue?" Tanya Dita

"Ga, gue ga bakal maafin Lo dulu btw" ucap nya dengan seenaknya

"Hah? Terus gue harus gimana?" Tanya dita

"Kita kenalan dulu" ucap lelaki itu sambil menurun naekan alis nya, sedangkan Dita hanya mengedikan bahu nya

"Gue Adit Pangersa, kalo Lo?" Lanjut lelaki itu sambil mengulurkan tangannya tapi uluran tangannya itu tidak di balas oleh dita

"Gue dita" setelah mengucapkan itu ekspresi lelaki itu kaget dan langsung diam begitu saja, dia sepertinya ingat perempuan yang bernama dita itu

"Hahaha dita yaa" Adit tertawa remeh sedangkan dita hanya diam saja, kenapa dengan adit ini? Apa dia ingat semua?

"Gue inget" Ucap adit yang membuat Dita melotot apa dia bisa membaca pikiran seseorang sekarang?

"Apa sih"

"Bagaimana kabar mu cantik?" Tanya adit sambil mendekati wajah dita yang sedari tadi agak menunduk itu. Saat dita menoleh ke depan dia terkaget karena wajah Dita dan Adit terkikis jarak hanya sedikit, dengan segera Dita menepis wajah Adit yang membuat adit mengaduh kesakitan

"Masih mau balik lagi sama gue ga?" Pertanyaan Adit itu membuat Dita kesal ia memutuskan untuk pergi dari hadapan Adit sekarang juga. Dia pun membalikkan badan dan lari sekencang yang ia bisa hingga tak terlihat sosok yang bernama adit itu lagi

Saat dia sudah dekat dengan rumahnya dia berhenti sejenak untuk mengatur nafas karena nafas dia sedikit terengah-engah sebab berlari tadi

Nafas nya sudah teratur lagi dia melangkahkan kaki nya untuk masuk ke rumah, tetapi saat dia membuka gerbang dia melihat Anggi yaitu bundanya, Santoso ayahnya dan tentu saja bian yang mengaku sebagai kakak nya itu

Lantas dia berjalan sedikit lebih cepat untuk menghampiri mereka yang sepertinya sedang menunggu seseorang itu

"Assalamualaikum, kalian lagi nunggu siapa?" Tanya dita

"Waalaikumsalam" jawab mereka serentak

"Nungguin lo" lanjut bian, dita terdiam seperti tahu bakal ada kelanjutan dari obrolan ini

"Dari mana aja kamu?" Tanya santoso dengan nada yang terkesan lebih dingin dari biasanya

"Habis jalan jalan aja yah" jawaban dita membuat Santoso berdecak

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang