•5•

283 16 2
                                    

"Kau jadi pergi kan?" Tanya Aeri.

"Tentu. Waeyo?" Jawabku.

"Tidak, hanya bertanya. Lalu kau akan pakai apa?" Tanyanya lagi.

"Yak, pabbo! Tentu saja pakai pakaian." Jawabku.

"Aku tidak sebodoh itu, Runa. Maksudku pakaian seperti apa?" Katanya lagi. Kali ini lebih jelas. Sebenarnya aku sudah paham maksud pertanyaanya. Hanya sedang memancingnya saja. Hahaha.

"Kau lihat saja di tasku. Aku mau kekamar sebentar." Kataku lalu pergi.

"YAK! MIN RUNA!" Aeri berteriak. Lebih kencang dari biasanya. Berarti ada masalah.

"Apa-apaan kau ini! Teriak seperti itu. Waeyo?!" Aku kesal.

"Kau serius akan menggunakan pakaian seperti ini untuk bertemu dengan Jung oppa-mu itu?" Katanya lalu melirik malas kearah pakaian yang tadinya sudah kulipat rapih namun sekarang sudah tak berbentuk. Sudah pasti ulah anak ini.

"Iya. Kenapa memangnya?" Jawabku santai. Lagipula apa masalahnya. Aku memilih ripped jeans biru gelap dengan hoodie oversize pink sebagai atasannya. Itu cukup sopan kurasa.

"Apa kau tidak punya pakaian yang lebih mencerminkan kalau kau itu perempuan? Dress atau rok misalnya." Kata Aeri. Aku diam. Aku punya semacam dress dan beberapa rok. Tapi memangnya ada apa dengan pakaian ini?

"Memangnya kenapa kalau aku pakai pakaian ini?" Aku menunjuk pakaian yang awal.

"Aigoo. Kau ini akan berkencan, Runa. Dan pasanganmu bukan orang biasa. Jadi pakailah pakaian yang bisa memanjakan matanya. Buat dia nyaman dengan pertemuan pertama kalian ini dan mulailah dari hal kecil seperti pakaian. Sudah kau tunggu disini! Aku yang akan memilihkan pakaian untukmu." Setelah petuah panjang itu diutarakan, Aeri berlalu ke kamarku. Mencari pakaian baru.

***

Sepanjang pemberian materi hari ini kulewati dengan suasana yang tak karuan. Terlebih suasana hatiku. Tinggal 30 menit tersisa untuk waktu pendalaman materi ujian hari ini. Tapi kenapa Jung oppa belum juga bertanya dimana sekolahku? Apa kita tidak jadi bertemu siang ini? Ah, mungkin dia sibuk. Aku hampir lupa kalau dia seorang pengusaha muda yang sedang sukses-suksesnya. Pasti ia akan lebih mendahului urusan pekerjaannya walaupun hari ini waktu istirahatnya.

"Materi hari ini selesai. Terimakasih atas kedatangan kalian semua. Selamat siang." Akhir Choi Ssaem. Temanku yang lain mulai membubarkan diri.

"Ppali ya, Runa! Atau kau akan membuat Jung oppa-mu itu menunggu terlalu lama." Omel Aeri.

"Sebentar. Memang kau ingin temani aku berganti pakaian juga?" Kataku.

"Tidak. Aku akan langsung ke rumah Tae oppa. Orang tuanya datang dan mereka mengundangku. Ya sudah, aku pergi ya?"
Katanya. Mau pergi lagi dengan Tae oppa rupanya. Apalagi akan bertemu orang tua Tae oppa yang datang jauh dari kampung halaman mereka— Geochang. Pantas semangat sekali.

"Iya, pergilah. Jangan sampai kau berbuat yang tidak-tidak didepan orang tua Tae oppa! Aku yakin jika kau melakukan sesuatu yang tidak baik, saat itu juga kau akan diusir oleh mereka." Kataku lalu tertawa. Tidak, aku hanya bercanda kok. Mana mungkin aku mendoakan nasib Aeri seperti itu.

"MIN RUNA! Kau menyebalkan sekali! Sudah, aku pergi. Kau hati-hati." Katanya lalu pergi sambil menghentak-hentakkan kakinya. Lalu aku tertawa.

Setelah semua perlengkapan belajarku sudah masuk kedalam tas, aku berjalan keluar kelas dan menuju toilet. Untuk berganti pakaian. Aku sendiri tidak yakin kami akan bertemu siang ini. Tapi, ya sudah aku ganti pakaian saja dulu. Hanya bersiap.

Bunnie Daddy•jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang