•9•

162 13 3
                                    

Jung Oppa
Saya sudah sampai, Ru

Me
Tunggu di mobil saja, ya
Runa yang akan turun

Jung Oppa
Apa tidak sebaiknya saya saja yang menghampirimu?

Me
Tidak apa, biar Runa saja

Aku keluar dari unit-ku dengan tergesa. Jangan sampai Jung Oppa lama menunggu.

"YAK! Mau kemana kau, Runa?" Aeri berteriak kencang karena ulahku. Aku tidak menjawab, toh Aeri sudah kuceritakan kalau aku akan pergi bersama Jung Oppa ke Lotte World.

"Hallo", sapaku saat berada dihadapan Jung Oppa sekarang. Pria itu menungguku diluar mobilnya. "Sudah siap?", tanyanya yang kubalas anggukkan. Dan seperti biasa Jung Oppa membukakan pintu mobil dan melindungi kepalaku dengan tangannya. Ah, manis sekali, bukan?

"Jadi..Nona Runa, sudah punya rencana tentang wahana apa saja yang akan dinaiki?", kami sudah keluar dari area apartement dan menuju Lotte World. Aku diam sejenak memikirkan pertanyaan Jung Oppa tadi. Benar juga, aku belum tahu wahana apa saja yang akan kunaiki di Lotte World nanti. Ini pertama kalinya untukku masalahnya.

Aku menghela napas singkat, "sayangnya belum", Jung Oppa terlihat mengangguk sekilas. "Bagaimana denganmu, Oppa? Sudah ada rencana?", Pria Jeon itu menoleh sebentar ke arahku lalu menggeleng pelan. Sama saja denganku rupanya. "Kita lihat saja apa wahana yang dapat kita naiki bersama, bagaimana?", tawarnya yang kubalas anggukkan kepala.

***

"Mau berapa kali lagi kita berkeliling, Oppa? Masih belum menemukan wahana yang cocok untuk kita?", aku menolehkan kepala kesekelilingku mencari wahana mana yang tidak bisa dinaiki oleh kami. Nyatanya semua wahana malah dapat dinikmati lebih dari dua pengunjung. Aku tidak tahu, tapi apa bisa kalian bayangkan seorang pengusaha muda yang sukses sedang kebingungan mencari wahana yang tepat? Sedangkan selama ini tanpa ragu ia sudah membangun banyak cabang di seluruh Korea Selatan. Kalau kalian ingin tahu, dia adalah Jeon bingung Jungkook.

"Emm, hehe. Maaf, Ru. Tapi saya benar-benar tidak tahu. Saya takut wahana yang saya ingin coba tidak cocok untukmu", pria tinggi bermarga Jeon ini mengusap tengkuknya sambil menatapku. Jadi...dia ingin menaiki suatu wahana tapi takut aku yang tidak cocok dengan wahana itu? Sebegitunya ia memikirkanku? Aku ingin sombong dulu, maaf.

"Coba beri tahuku apa wahana yang ingin kau naiki, Oppa", aku menatap intens kearahnya yang menatap lugu ke arahku. "Aku ingin naik roller coaster dan kora-kora sebenarnya. Tapi jika kamu tidak suka kita akan cari wahana lain", jawabnya cepat. Bagaimana mau cari wahana lain sedangkan kita sudah hampir lima kali melewati dua wahana itu.

Aku menggelengkan kepala, heran. "Kalau begitu ayo naik kedua wahana itu. Aku menyukainya", ucapku final. Lagipula mau sampai kapan kita hanya diam disini. Lelaki Jeon itu mengangguk dengan mata membulat senang. Ah, menggemaskan.

Kami memasuki antrian untuk roller coaster bersama. Oh iya, kurasa aku belum memberi tahu kalian bagaimana kami saat berjalan bersama. Jung Oppa menggenggam tanganku cukup erat sejak kami masuk Lotte World. Aku ingin sombong lagi. Jung Oppa menoleh kearahku saat kami sudah menempatkan diri dengan dua kursi berdampingan, "kau tidak takut dengan ini, Ru?", dia mengkhawatirkan aku lagi. "Tentu saja tidak", jawabku pasti. Padahal tidak pasti juga sebenarnya.

Roller coaster dimulai dengan tempo perlahan hingga sampai dipuncak mataku sudah terpejam sejak tadi. Seaakan aku merasa punya perasaan tidak enak dengan wahana ini. Intinya aku takut. Dan aku merasakan sepanjang roller coaster dengan kecepatan tinggi melesat seseorang disampingku menyandarkan kepalaku di pundak gagahnya, Jeon Jungkook.

Roller coster sudah berhenti kurang lebih satu menit yang lalu tapi nyawaku seperti tertinggal di puncak yang kami lewati tadi. Jung Oppa, lelaki itu menepuk pelan tanganku. "Ru, gwaenchana?", aku mengangguk cepat. Alih-alih Jung Oppa akan mengejekku karena berlindung ketakutan di pundaknya, tapi pria ini justru khawatir denganku. "Ayo kita turun. Kita harus membeli sesuatu untukmu minum. Tubuhmu gemetar, Runa", Jung Oppa kembali menggenggam tanganku lembut untuk berdiri dari tempat duduk kami.

Kami sampai disalah satu restoran cepat saji disini. Aku duduk dengan tangan yang masih terkepal sejak kami turun dari roller coaster. "Tunggu disini, saya akan memesan minum", pria Jeon itu pergi untuk memesan minuman yang ia katakan tadi lalu tak lama kembali dengan air mineral dingin dalam botol kemasan. Jung Oppa membukakan segel botol itu lalu memberikan untukku, "diminum, Ru"

Dingginnya air seakan mengembalikan kesegaran nyawaku yang stagnan sedari tadi, menyegarkan. Aku menghela napas panjang, "terimakasih", Jung Oppa mengangguk. "Kita harus makan siang setelah ini lalu pulang. Kamu perlu istirahat", Jung Oppa masih menatap lekat kearahku. Aku jadi tidak enak dengannya, aku yakin ia masih ingin bermain dengan wahana lain.

"Tapi bagaimana dengan kora-kora yang ingin kau naiki, Oppa?", ucapku pelan. Pria itu menggeleng cepat, "Tidak, tidak. Kita harus pulang. Kora-kora itu akan tetap berada disini jadi kita bisa kapan pun menaikinya", aku tersenyum singkat. Ritme jantungku yang tidak karuan sejak tadi malah menjadi senormal biasanya karena perlakuannya.

Kami makan siang bersama setelah menunggu kurang lebih sepuluh menit.  "Maafkan saya, Runa", Jung Oppa berujar tiba-tiba disela makannya. Aku menatapnya bingung. "Ada apa? Kenapa kau minta maaf, Oppa?", Jung Oppa balas menatapku sendu. Tatapannya sungguh merasa bersalah sekarang. "Seharusnya saya tidak mengijinkanmu naik roller coaster sialan itu. Maaf, Ru", ia menunduk dalam setelah berkata demikian. "Tidak, Oppa. Memang aku yang ingin naik itu. Jadi, bukan salahmu. Lagi pula aku baik-baik saja sekarang", ucapku. Jung Oppa mengangkat kepalanya menatapku, lalu ia tersenyum.

***

"Terimakasih untuk hari ini, Oppa", kami sampai kembali di apartementku setelah perjalanan singkat kami. Jung Oppa mengangguk singkat, "sama-sama. Semangat untuk ujianmu, Runa", Jung Oppa menghadap sedikit kearahku lalu tersenyum. "Terimakasih", aku mengangguk.

"Oh iya, aku berencana memberikanmu hadiah jika kamu mendapat nilai terbaik untuk ujian kelulusanmu nanti. Jadi lakukan yang terbaik, arrasseo?", ia tertawa sekilas dengan ucapannya sendiri. Ah, menggemaskan sekali. "Wah, hadiah apa itu?", tanyaku antusias. Ia menggeleng pelan, "itu kejutan, Nona Runa. Kamu akan tahu nanti", kami tertawa bersama karena obrolan kami sendiri. Terlebih tawa Jung Oppa yang sialnya harus kuakui kalau itu menawan.

"Aku turun dulu, Oppa. Kau hati-hati di jalan", kataku sambil melepas seat belt lalu membuka pintu. "Terimakasih, Ru. Sampai bertemu nanti", Jawabnya. Kami saling melambai sebelum pria dengan mobil Hyundai silver itu meninggalkan apartementku. Senyumku belum pudar sejak tadi, terlalu malas melupakan apa saja yang kami lakukan sampai sore seperti ini. Benar-benar manis untuk dilewatkan walaupun kami hanya menaiki satu wahana di Lotte World. Jadi....sampai ketemu setelah ujianku berakhir!

Panjang banget, hiks:(
Bosen gak sih kalian? Mau tau deh aku
Maaf banget baru bisa update setelah sekian lama nge-stuck huhu:")))))
Aku harap kalian semua masih nungguin kisah Runa dan Jung Oppa yaa❤
Btw, kayaknya part selanjutnya bakalan konflik nih hihi🤭
Kalian mau cerita ini ada konfliknya gak sih? Soalnya emang dari chapter satu aku kasih bumbu manis mulu WKWKWKWK
See u in next chapter!💜🤟

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bunnie Daddy•jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang