•6•

216 13 0
                                    

"Jadi bagaimana? Tidak buruk, kan?" Tanya Aeri. Sudah kuceritakan bagaimana perjalananku hari ini padanya. Tentang pertemuan pertamaku dengan Jung oppa tentunya.

"Tidak. Atau-tidak tahu juga nanti." Jawabku. Meminum habis air dingin didalam gelas.

"Semuanya akan baik-baik saja. Percaya padaku." Sahut Aeri. Aku menatapnya, lalu mengangguk perlahan.

"Lalu, bagaimana soal bayaranmu? Aku yakin dia memberikan nominal tinggi untukmu. Iya, kan?" Ujar Aeri. Aku diam. Bayaran? Kami tidak membahas itu tadi. Haruskan dibahas secepat itu? Bahkan aku belum menjalankan tugas apapun.

"Jangan bilang kalau kau sama sekali belum menyinggung soal itu dengan Jung oppa-mu, Min Runa." Ucap Aeri tiba-tiba. Aku hanya bisa mengangguk. Aeri terlihat menakutkan saat ini. Aku tak berani menatapnya sekarang.

"Runa, kau-kenapa belum dibicarakan?" Tanya Aeri. Suaranya melembut.

"Kami lebih banyak membicarakan hal lain saat makan siang tadi. Aku tidak sempat membicarakan soal itu." Jawabku. Aeri hanya mengangguk. Kami melanjutkan acara nonton drama kami yang tertunda karena hal tadi.

Jung oppa is calling...

"Siapa?" Tanya Aeri.

"Jung oppa"

"Angkat di kamarmu saja. Aku tidak mau mendengarkan pembicaraan intim kalian." Ujar Aeri. Apa maksudnya intim?

"Halo"

"Selamat sore, Runa."

"Selama sore, oppa. Ada apa?"

"Tidak ada. Hanya ingin tanya, apa uangnya sudah masuk?"

"Uang? Uang apa, oppa?"

"Saya kirim uang untukmu. Mungkin kamu membutuhkannya. Belum masuk, ya?"

"Belum kulihat lagi, oppa. Nanti aku kabari. Terimakasih, oppa."

"Sama-sama. Saya tutup, ya?"

"Ah, iya. Selamat sore, oppa."

"Selamat sore, Runa."

"Bagaimana Jung oppa bisa mengirim uang untukku? Aku tidak pernah memberi tahunya soal rekeningku." Gumamku lalu keluar dari kamar.

"Apa yang kalian bicarakan?" Ujar Aeri to the point.

"Dia bilang, sudah kirim uang untukku. Padahal aku tidak pernah memberi tahu nomor rekeningku."

"Aku yang mencantumkannya dalam Bio-mu di website itu. Berapa yang dia kirim?"

"Pantas saja." Kataku.

TING!

got a new message!

Yang ditunggu memunculkan notifikasinya-mobile banking. Ah, ada dari Jung oppa juga.

Jung Oppa
Mungkin kamu perlu membeli sesuatu entah itu keperluan sekolah atau untuk menemani saya nanti
Satu setengah juta won, itu cukup?

Satu setengah juta won?

"Runa? Ada apa?" Suara Aeri membuat pandanganku beralih padanya yang juga sedang menatapku.

"Satu setengah juta won itu banyak, ya?" Tanyaku.

"Tentu saja. Ada apa?" Aku menyerahkan ponselku padanya. Ingin tahu juga bagaimana ekspresi Aeri. Akan sama sepertiku atau aku yang terlalu berlebihan.

"OMO! Jung oppa-mu itu-ASTAGA, RUNA! Tae oppa bahkan memberiku satu juta won. You're so lucky, gurl."

"Sudah ucapkan terimakasih?" Tanya Aeri.

"Sudah. Saat dia meneleponku tadi." Jawabku. Kesadaranku belum sepenuhnya pulih sebenarnya.

"Kau ini." Ucap Aeri, lalu melakukan sesuatu di ponselku.

Me
Terimakasih oppa!💜

Jung Oppa
Iya, sama-sama
Jika itu kurang, beri tahu saya segera
Oke?

Me
Oke!

"Apa yang kau lakukan?" Tanyaku.

"Hanya melakukan sesuatu yang belum kau lakukan. Sudah ya, Tae oppa bilang akan meneleponku sore ini." Katanya. Ia tersenyum. Tidak tahu apa makna senyum itu. Aneh. Aku membuka room chat-ku dengan Jung oppa. Dan-

"YAK! GO AE RI! Apa maksud emoticon love itu, hah?" Teriakku. Lancang sekali dia.

"Nikmati saja, Runa. Hahaha." Sahutnya.

Ish, pabbo

Follow yaww!
@krimyluv
💜💜💜

Bunnie Daddy•jjkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang