Krystal terus menekan not di piano itu, dia memejamkan matanya dan menghayati alunan nada yang terdengar sangat indah. Dia sesekali merekahkan senyumannya. Dia bergumam dan menyanyikan sebuah lagu yang dia ciptakan sendiri.
Tanpa dia sadar sepasang mata tengah menatapnya lekat. Menatap penuh kekaguman.
"Kau memang berbeda Krystal.. Kau benar-benar semakin mencuri hatiku" ucap Kai pelan.
Dia memejamkan matanya dan tersenyum.
"Kai" ucap Suho pelan.
Suho mengibaskan tangan di depan wajah Kai, namun Kai tak menghiraukannya.
"Kai.. Kai" teriak Suho.
Krystal menghentikan lagunya, dia mengarahkan tubuhnya ke arah sumber suara itu, dia berusaha bangun dan tangannya meraba jalan.
"Kai.. Apa kau ada disini?" tanyanya bingung.
Kai menatap kesal Suho. Sementara Suho langsung kabur. Kini Krystal dan Kai saling berhadapan, namun hanya Kai yang bisa menatap lekat wajah Krystal.
"Heeiii Krystal.. Awasss"
Krystal tersenyum, Kai menggenggam tangan Krystal.
"Sejak kapan kau berada disini Kai?"
"Sejak kau mulai bernyanyi"
Krystal hanya tersenyum.
"Ternyata kau sangat berbakat sayang.. Aku tak menyangka"
"Sayang?"
"Upss.. Maksudku Krystal" Kai mengusap tengkuknya.
"Ah aku lupa kau kan tak mau menjadi kekasihku" lanjut Kai.
Krystal hanya terdiam dan tersenyum.
"Ayo Krystal"
Krystal langsung mengikuti gerak langkah kaki Kai.
Kai membawa Krystal untuk duduk di taman.
Krystal menghirup udara segar di taman itu
"Udaranya masih sangat sejuk ya, Kai"
Kai hanya tersenyum, dia mengambil kamera SLR-nya dan mulai memotret Krystal.
"Kau cantik.. Sangat cantik"
Krystal tersenyum walau matanya tak menatap ke arah Kai.
Kai benar-benar merasa telah jatuh cinta kepada Krystal.
***
"Apa? Jadi Kai benar-benar memutuskan hubungannya denganmu?"
"Iyah bibi, tolong aku. Bibi nasehati Kaii agar dia mau kembali lagi denganku"
"Baiklah bibi akan menasehatinya jika nanti dia pulang. Kau tenang saja Kai itu milikmu dan dia pasti akan kembali lagi kepadamu"
Seulgi memeluk erat tubuh Yuri.
Yuri terus menghubungi Kai, namun Kai tak juga mengangkat telepon darinya dan membuat Yuri sangat geram.
***
"Ada apa Kai? Mengapa kau berteriak?"
"KRYSTAALL.. TOLONG AKUUUUU" teriak Kai.
Krystal bangkit dari duduknya, dia berjalan mencari Kai dengan mengandalkan sumber suara teriakan Kai.
"Kai? Kau dimana?" tanyanya berteriak.
"KRYSTAL.. TOLONG AKUUU" teriak Kai.
Krystal mempercepat langkahnya, dia merasa sangat khawatir.
"Kai.. Kau dimana? Jangan membuatku takut"
Kai menahan tawanya.
"Krystal.. Aww.. Aku terjatuh.. Sangat sakit"
Krystal terus melangkah, tak sengaja kakinya tersandung dengan kaki Kai. Hingga membuat tubuh Krystal ambruk di atas Kai.
Kai menatap lekat wajah gadis yang telah memikat hatinya, dia membelai wajah Krystal hingga membuat Krystal bergeliat.
"Aku mencintaimu" bisik Kai.
Krystal hanya terdiam, dia berusaha untuk bangun. Tapi tangan Kai yang melingkar di pinggang Krystal semakin menekan tubuh Krystal.
"Kai.. Lepaskan"
"Biarkan seperti ini" ucap Kai pelan.
"Kai"
Krystal merintih, dia memberontak. Namun dengan sigap Kai memutar tubuh Krystal hingga kini posisi Kai di atas tubuh Krystal.
"Aku sangat mencintaimu, Krystal"
"Kai.. Lepaskan"
"Tidak akan.."
"Kai"
"Krystal.. Maukah kau menjadi kekasihku?"
"Kai.. Lepaskan.. Apa kau sudah tidak waras Kai? Apa kau kehilangan akalmu? Mengapa kau mencintai gadis buta sepertiku"
"Karena kau berbeda Krystal.. Kau berbeda dari gadis lainnya dan hatiku telah terpaut untukmu"
Krystal terdiam, dia menangis.
"Aku buta, Kai.. Aku bahkan tak bisa melihat wajahmu, kau pasti akan menderita bersamaku"
"Tidak Krystal.. Aku sangat mencintaimu, kau adalah sumber kebahagiaanku. Jadi kau mau kan menikah denganku?"
Krystal terdiam, dia berpikir sejenak.
Kai mendekatkan wajahnya dan menyentuh bibir Krystal dengan bibirnya. Krystal terkejut saat Kai melakukan itu, namun Krystal tak menolak dia malah menikmati ciuman Kai.
'Aku yakin kau juga mencintaiku, Krystal'
Kai tersenyum menatap wajah Krystal, dia terus mencium bibir Krystal dengan lembut.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST ONE HOUR
FanfictionWarna di dalam hidupnya direnggut digantikan dengan gelap gulita. Orang tuanya pergi meninggalkannya bersama kedua bola matanya yang direnggut paksa. Hidupnya gelap tanpa warna namun ia bertemu dengan seorang pria yang terpesona saat pertama kali be...