SATU

673 36 0
                                    

BRAAAKK...

Dua mobil sedan yang melaju dengan kecepatan tinggi dan berlawanan arah saling bertabrakan sangat kencang.

"Tolong.. Tolong.. Tolonggg" teriak seorang wanita yang berjalan dengan tertatih dia menggendong tubuh anaknya yang mengeluarkan banyak darah.

"Ayah.. Ibu.. Bangun.. Ayah.. Ibu... Hiks.. Jangan tinggalkan aku.. Hiks.. Hiks..." rengek seorang gadis kecil dengan menggoyangkan tubuh ayah dan ibunya.

Wanita yang menggendong tubuh anaknya itu menghampiri gadis itu. Dia menatapnya tanpa rasa iba, dia tersenyum sinis saat melihat kedua orang tua gadis itu yang sudah tak bernyawa.

"Bibi.. Tolong aku.. Tolong bangunkan ayah dan ibuku" rengeknya.

Wanita itu mencengkram lengan mungil anak itu.

"Diam kau bocah kecil.. Karena ayahmu aku kehilangan nyawa suamiku dan kau lihat putraku ini.. Keadaannya sangat parah"

Gadis kecil itu hanya menangis. Wanita itu menyeret tubuh anak kecil itu.

Setelah sampai di rumah sakit, wanita itu menyerahkan anaknya untuk diberikan pertolongan.

Dia mondar-mandir dan sangat cemas. Gadis kecil itu meringkuk di lantai rumah sakit dengan memeluk lutut mungilnya.

CEKLEK...

Pintu mengayun, wanita itu langsung menghampiri dokter yang menangani putranya.

"Bagaimana dok, keadaan putraku?"

"Maaf nyonya pasien sudah sadar setelah kami melakukan pemeriksaan, pasien mengalami kebutaan karena insiden kecelakaan itu, kemungkinan kepalanya terbentur sangat keras hingga mematikan syaraf yang terhubung ke matanya"

"APAA??"

Wanita itu menangis sejadinya.

"Apa tidak dapat disembuhkan, dok?"

"Satu-satunya cara adalah dengan cangkok bola matanya, dan sangat sulit untuk menemukan pendonor mata yang seukuran dengan mata putra anda"

Wanita itu menunduk, tak sengaja dia menoleh ke arah gadis kecil yang sedari tadi menangis dan meringkuk.

Wanita itu menarik lengan gadis kecil itu.

"Dia dok.. Dia yang akan mendonorkan mata untuk putraku"

Gadis kecil itu tak mengerti, dia hanya terdiam.

"Tapi nyonya"

"Lakukanlah dok, tukar bola mata putraku dengannya"

Dokter itu bingung.

"Ku mohon dok, lakukan demi putraku"

Dokter itu mengangguk.

"Bibi.. Aku akan dibawa kemana?" tanya bocah kecil itu bingung.

Wanita itu menarik tubuh mungil anak itu untuk melihat keadaan putra kecilnya.

"Kau lihat.. Putraku seperti ini karena ulah orang tuamu, jika kau ingin terus melanjutkan hidupmu kau harus mau mendonorkan matamu untuk putraku"

Gadis kecil itu tak mengerti.

"Anggukkan kepalamu, jika kau gadis yang pintar"

Gadis kecil itu mengangguk, dia menatap lekat wajah anak kecil yang tengah terbaring di tempat tidur rumah sakit.

Wanita itu tersenyum sinis, dia merasa sangat bahagia karena putranya tak jadi buta karena dia berhasil untuk membujuk gadis itu agar mau mendonorkan matanya kepada putranya.

To be continued...

JUST ONE HOURTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang