Day 2. Tangan Yang Dingin [Fem. Dazai]

893 69 12
                                    

"I dont know where it comes from, all this love I have for you. I dont know where to put it now youre gone."
- Lang Leav





*DAZAI POV*

'Rare Blood', fenomena dimana seorang manusia memiliki darah spesial yang sangat disukai Vampir. Biasanya orang yang memiliki darah itu akan selalu diincar. Karena Vampir melakukan banyak cara untuk mendapatkannya, tidak jarang mereka membuat keributan di sebuah desa. Yang lebih buruknya lagi adalah, warga desa menyalahkan si 'Rare Blood' atas penyerangan itu. Terkadang sebelum Vampir menyerang desa, 'Rare Blood' akan dibakar hidup-hidup. Mereka bilang sih, agar desa tidak hancur. Tapi menurutku itu adalah tindakan yang sangat tidak manusiawi.

Lain halnya dengan apa yang terjadi di desa tempat aku tinggal. Seorang 'Rare Blood' yang lahir akan diasingkan bersama orang tuanya, dikurung di tempat gelap, di awasi dan di siksa oleh warga desa secara bergantian. Hal itu terus berlanjut sampai 'Rare Blood' berusia 18 tahun dan siap untuk dipersembahkan ke hutan terlarang. Dengan kata lain... hal seperti itu akan terjadi padaku nanti malam.

Yang warga desa lakukan padaku hari ini sangat berbeda dengan biasanya. Mereka memandikanku, membuatkan banyak makanan enak untuk kumakan, bahkan memakaikanku gaun putih yang sangat cantik.

"Nak... maafkan ibu..."

Satu kalimat yang selalu ibuku ucapkan saat masih hidup kembali teringat dan membuat napsu makanku hilang dalam sekejap. Wanita bersurai pink itu sering menangis karena hidupku yang seperti ini. Dia selalu ingin anaknya hidup dengan bebas seperti gadis lain. Aku tahu ini semua bukan salah orang tuaku. Karena fenomena 'Rare Blood' terjadi begitu saja. Sama seperti pohon pir yang berbuah setiap tahun namun sesekali buahnya tampak seperti jambu biji. Tidak ada alasan khusus mengapa bentuk buah itu tidak sama dengan yang lainnya meskipun berasal dari pohon yang sama. Itu sudah nasib. Tidak dapat dirubah. Sama seperti nasibku yang harus mati di tangan vampir malam ini.

"Ibu,.. Ayah... sebentar lagi aku akan menyusul kalian."

Setelah merasakan banyak hal seharian, seluruh warga desa membawaku ke perbatasan hutan terlarang saat senja. Tidak ada kesedihan di wajah mereka. Justru mereka merasa lega karena desa tidak akan diserang vampir hari ini.

"Saa! Pergilah dalam damai, Rare Blood Yang Agung! Pengorbananmu untuk warga desa tidak akan kami lupakan!" Seru kepala desa dengan lantang saat kami sudah berada di perbatasan.




Bohong...




Semua yang dikatakannya hanya bohong. Begitu juga ekspresi warga desa yang seolah terlihat sedih. Bisa-bisanya mereka mengorbankan ras mereka sendiri pada makhluk yang tinggal di kegelapan.

"Aku pergi. Semoga hidup kalian tenang di desa." Ujarku seraya memasuki hutan terlarang. Sayup-sayup aku bisa mendengarkan sindiran yang keluar dari mulut mereka sendiri. Kalau saja bisa, aku ingin menghancurkan mereka semua. Sama seperti yang mereka lakuan padaku dan kedua orang tuaku. Mereka yang menangkap kami, membakar kedua orang tuaku dan berpesta selama proses itu berlangsung. Dan sekarang, mereka mengorbankanku. Benar-benar....

"Psikopat..."

Aku terus berjalan seorang diri. Semakin lama, hutan ini jadi semakin gelap. Aku merasa banyak mata yang sejak tadi mengawasiku. Dan saat aku melihat ke belakang....

"KYAAA----!!"




*




*




*





Aku terus berlari, entah sudah berapa lama aku menghindari makhluk besar itu. Saat ini bulan purnama. Tentu saja banyak makhluk buas yang berkeliaran di hutan terlarang. Salah satunya adalah manusia serigala. Meskipun aku dikorbankan oleh warga desa, tapi aku juga manusia yang tidak ingin mati begitu saja dimakan makhluk jadi-jadian!

ODAZAI WEEK 2020 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang