"I love winter, because it gives us more reason to cuddle!"
"Uwaah, saljunya turun..."Aku melihat langit yang tampak kelabu dan mengeluarkan banyak butiran es halus ke daratan. Hari ini salju pertama mulai turun. Bertepatan dengan kabar baik yang kuterima dari Boss pagi ini. Setelah sekian lama, akhirnya aku bisa mendapatkan cuti selama 3 hari. Selain itu, aku juga meminta Odasaku untuk pergi bersamaku. Bukankah itu menyenangkan? Jarang sekali aku bisa bersama Odasaku menikmati liburan seperti ini. Tapi....
"Mattaku... saljunya terlalu banyak. Aku dengar juga ada badai besok." Keluhku.
"Kau tetap ingin pergi?"
"Tentu saja! Kapan lagi aku mendapatkan waktu berlibur bersamamu seperti ini?" Aku menatapnya dengan penuh semangat.
"Kita bisa ke tempat lain."
"Ayolaaahhh Odasaku..." rengekku.
Dia menatapku sebentar sebelum akhirnya menyetujui permintaanku. Kami pun berkemas di rumah masing-masing dan berangkat menuju Ski Resort Onsen di Yamagata.
Aku sudah meminta anak buahku untuk menyewakan tempat ini. tentu saja kami tinggal masuk ke resort saat sudah sampai di sore hari. Dan karena tempat itu sudah kusewa, tentu saja tidak ada orang lain selain pegawai dan kami berdua. Bukankah itu cukup romantis?
Aku dan Odasaku sudah lama menyembunyikan hubungan kami di Port Mafia. Berawal dari teman biasa sampai akhirnya terjebak dalam perasaan yang disebut cinta. Yah... begitulah.
Hanya saja, karena pekerjaan dan status kami di Organisasi sangat jauh berbeda, aku dan Odasaku harus menjaga jarak dan bersikap seperti biasanya saat orang lain berada di sekitar kami. Dan karena terlalu lama melakukannya... Odasaku jadi lebih terbiasa mengganggapku sebagai atasan atau teman daripada kekasihnya.
"Tempat ini agak sepi." Katanya sembari melihat-lihat sekeliling.
"Mungkin karena ini hari kerja." Ujarku seraya berjalan ke kamar kami.
Aku sengaja hanya mengajak Odasaku karena dengan begitu, kami tidak perlu tidur di kamar yang terpisah. Hehehe... pasti tiga hari ini akan menyenangkan.
"Odasaku, lihat, saljunya turun lagi!" Seruku seranya menunjuk jendela.
"Dazai, kau masih belum puas bermain salju diluar?"
"Belum!"
Dia tidak bisa menolakku untuk terus melakukan apa yang kuinginkan. Dan selamanya akan seperti itu. Jadi Odasaku terus menemaniku bermain di luar. Yah, harusnya sih aku menuruti perkataannya untuk tidak terlalu lama bermain salju. Karena pada malam harinya, aku terserang demam tinggi.
"O...Odasaku..." Panggilku.
"Sudah puas bermain saljunya?"
"Su...sudah.." Mendengar jawabanku, Odasaku menutup semua tirai dan pintu rapat-rapat. Semua lampu pun dimatikanyna kecuali lampu meja di samping ranjangku. Setelah itu ia mengompres keningku, naik ke atas ranjang, dan memelukku dengan lembutnya.
"Kau sudah meminum obatnya?" Aku hanya mengangguk pasrah.
"Setiap tahun kau selalu begini." Katanya.
Aku paham betul di balik nada bicara dan ekspresinya yang datar itu tersimpan banyak kekhawatiran. Terutama padaku. Karena semua tindakanku yang bisa kubilang cukup tidak terduga, Odasaku jadi sering kerepotan. Entah menyelamatkanku saat aku ingin melakukan aksi bunuh diri, menolongku saat kesusahan dalam misi, menemaniku ke tempat yang kumita, dan banyak hal lainnya.
"Gomen nee... Odasaku."
"Jangan meminta maaf begitu."
Sou... dia selalu bilang seperti itu setiap aku sakit di musim dingin. Itu karena ada alasan khusus. Mungkin lebih tepatnya aku sengaja jatuh sakit saat bersamanya.
"Aku sudah bilang untuk tidak sakit kan?"
"Aku tidak perduli." Ujarku seraya menggembungkan pipi.
"Kalau kau mau berpelukan seperti ini tidak perlu menunggu sakit kan?"
"Datte. Biasanya aku yang memeluk Odasaku saat tidak sakit."
Dia terdiam dan menatapku setelah mendengar kalimat terakhir yang kuucapkan. Toh memang benar. Biasanya aku yang selalu menempel padanya, memeluknya, mengikutinya, dan bermanja-manja padanya. Jadi secara teknis aku lebih sering melakukan hal seperti itu.
"Aku tidak mungkin memelukmu di depan semua anak buah yang jabatannya lebih tinggi dariku kan?"
"Hmph... curang."
Melihatku yang terus-terusan merajuk akhirnya dia kembali mengalah dan mengeratkan dekapannya padaku.
"Aku akan sering memelukmu saat musim dingin."
"Hontou?!!"
"Hontou da."
"Yatta!!"
"Tapi kau tidak boleh sakit seperti ini lagi."
Aku pun mengangguk dengan semangat.
"Kau jadi semangat lagi."
"Hehe... itu karena Odasaku memelukku."
Sou... Sejak bertemu dan menjalin hubungan dengannya, aku sangat menyukai musim dingin. Karena Dia lebih sering memelukku, memberikan kehangatan yang selama ini kuinginkan.
"Odasaku... Daisuki."
"Ore mo da."
==== Fin ====
Last ya...
Akhirnya bisa selesai meski terlambat lamaaaa banget...Terima kasih ya sudah membaca. Jangan lupa komentar dan votenya.
Oh iya, karena ini udah tamat, aku mau release 2 fanfic baru
A Perfect Wedding - Odasaku X Reader
https://my.w.tt/MNl1hATx16Gadis Terakhir Sang Playboy - Dazai X Reader
https://my.w.tt/ytIZPCNx16Jangan lupa mampir ya...
Sampai jumpa di lain waktu.5 Juni 2020
Salam hangat,
WildWolf0303 🐺
KAMU SEDANG MEMBACA
ODAZAI WEEK 2020 ✔
Fanfic[COMPLETE] kalian tau OdaZai Week?? Tentu isi book ini bakal ada Odasaku dan Dazai. kalian bakalan disuguhi satu fanfic perhari (bisa dua kalo authornya gabut) selama 8 hari. Jadi, selamat menikmati 📣Fanfiction ini tercipta dari kegabutan Author ya...