Jangan lupa vote:D
***
Tasya berdiri di depan cermin, menyisir rambut panjangnya kemudian ia ikat menjadi satu. Tak lupa memakai bedak tipis dan sedikit memoles bibirnya agar tidak terlihat pucat.
Tasya bukanlah perempuan cantik seperti cerita kebanyakan novel, ia hanya perempuan berparas biasa, berpenampilan sederhana. Ia hanya memiliki senyum manis yang selalu ia tampakkan pada publik. Bagi dirinya, tersenyum itu memberikan energi positif, memberikan kekuatan dan menambah percaya diri.
Lama Tasya berkutat dengan penampilannya, tak lupa ia memastikan bahwa tidak ada perlengkapan yang tertinggal, Ikat pinggang, dasi, dan name tag.
"Sya, sarapan dulu!"
"Iya Tante,"
Tante, kenapa bukan ibu? Bukan, bukan karena ia tidak memiliki ibu. ketika Tasya menginjak SMP, ibu dan ayahnya menitipkan pada tantenya, bukan apa-apa, melainkan agar hidup Tasya lebih terjamin, agar ia memiliki uang jajan untuk bekal sekolah.
Sekarang Tasya kelas satu SMA, itu artinya ia sudah 3 tahun tinggal di rumah tantenya.
"Tan, hari ini aku pulang sedikit telat ya," ucap Tasya sedikit hati-hati. Bagaimanapun ia bertanggung jawab membantu tantenya menyelesaikan pekerjaan rumah, entah itu mencuci piring, beres-beres, ataupun menyetrika pakaian.
"Ada kegiatan apa?" Tanya Lilis, tante Tasya.
"Mau bikin propsoal tan, persiapan 17 agustus," jawab Tasya
"Iya, jangan pulang lebih dari Maghrib"
"Iya tan, aku berangkat dulu ya"
"Kamu ga sarapan?"
"Aku bawa bekal aja sarapannya tan, udah telat"
"Yaudah, hati-hati ya"
Tasya berdiri disamping jalan, menunggu angkot lewat, beberapa kali Tasya mengeluh, menatap setiap angkot yang lewat selalu penuh.
"Sya, ayo naik" seorang lelaki sudah berada dihadapan Tasya dengan motornya. Ia mengenal lelaki itu, namanya Farhan teman OSIS nya.
"Boleh?"
"Ya iyalah, cepet udah telat!"
Akhirnya Tasya naik, sesekali ia melirik ke arah jam tangannya, 12 menit lagi. Jarak rumah Tasya ke sekolah memang tidak jauh, hanya butuh waktu 10 menit.
Dua menit sebelum bel berbunyi, Tasya dan Farhan sudah sampai di sekolah, lega rasanya. Bagaimana jadinya kalau anggota OSIS sendiri yang telat, akan sangat memalukan. Bukan contoh baik sama sekali."Wah wah wah, dua anggota OSIS hampir telat nih!" Ledek Rafa bercanda yang tidak digubris oleh Tasya dan Farhan.
Farhan memarkirkan motornya, sementara Tasya lebih dulu melangkahkan kakinya menuju kelas setelah berterima kasih pada Farhan.
"Sya, Tasya!!" Tasya membalikan badannya untuk mengetahui siapa yang memanggilnya
"Hai kembar, tumben barengan, kalian berangkat bareng?" Tanya Tasya
"Yee, siapa yg barengan, orang kita ketemu di gerbang tadi"jawab Citra
"Iya. Untung aja kita gak telat"ucap prisill menghela nafas lega.
"Kalo telat. Bisa-bisa dihukum lari 5 keliling di lapangan. Terus di liatin murid lain. Jangan sampe deh meskipun sekali juga." Ucap citra. Tasya terkekeh mendengar jawaban citra.
"Yuu kita ke kelas!" Ajak Tasya. Mereka bertiga menyusuri koridor yang cukup jauh, menuju kelas X AP 1 yang bersebelahan dengan ruang guru.
"Tya udah di kelas deh kayaknya" ucap citra
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Rembulan
RomanceRembulan adalah harapan, cahaya menenangkan, keindahan tak berkesudahan. Sajian sejuta kisah tiada akhir, tapi ia adalah ketidakmungkinan. Sementara, Senja adalah masa depan, ia menjanjikan kebahagiaan. Tapi ia ingkar, ia pergi meninggalkan sejuta k...