perpisahan adalah upacara menyambut hari-hari penuh rindu
***
Hari bahagia dan sedih. Sesuatu yang tidak bisa disatukan secara bersamaan. Cukuplah bahagia saja jika siapapun boleh meminta, sayangnya tak ada yang tau tentang apa yang akan terjadi.
Lihat keluar sana. Langit berwarna biru, begitu cerah tidak membiarkan awan menghalangi. Burung-burung terbang ria, angin berhembus menerpa wajah. Matahari lebih cerah dari hari biasanya.
Tasya menjalani hari-hari sekolah penuh bahagia. Senantiasa riang meski terkadang hatinya rindu pada seseorang yang jauh di sana, bahkan tidak tahu dimana. Ia belajar sebaik mungkin dengan berbagai pencapaian prestasi yang didapatnya . Hingga suatu saat nanti ia menjadi perempuan dewasa yang cerdas.
Tasya memandang wajahnya di depan cermin, tersenyum simpul melihat penampilannya yang begitu berbeda. Tasya terlihat cantik dan anggun dengan sedikit polesan make up di wajah. Memakai high neck floor length dress lengan panjang dan menutupi leher, berwarna peach. High heel berwarna hitam. Dan rambut panjang yang ia sanggul dengan model simpel. Tak lupa liontin berbentuk bulan bintang dan cincin putih yang selalu ia pakai.
Pukul 08.00
Acara perpisahan SMK Cipta Bangsa berkonsep wisuda telah dimulai. Hari ini adalah hari bahagia untuk Tasya dan teman seangkatannya. Mereka telah menerima surat pernyataan Lulus sejak satu Minggu kemarin. Dan sekarang adalah hari perpisahan. Hari yang juga membuat mereka sedih karena akan berpisah dengan guru, sahabat, dan meninggalkan sekolah tercinta.Tasya duduk manis di kursi yang sudah panitia wisuda siapkan bersama ketiga sahabatnya, mereka memakai baju model sama dan warna sama pula seperti Tasya. Semua orang tampak rapih, dan berbeda. Mereka menyiapkan persiapan sebaik mungkin untuk menyambut momen bahagia ini.
3 tahun lalu, Fandi pernah berkata kepada Tasya dan teman sekelasnya ketika mereka masih kelas 10. Jika Fandi akan menemani mereka sampai lulus, sampai hari wisuda tiba. Fandi akan selalu membimbing mereka, kelas AP 1 yang Fandi sayangi. Tapi takdir mengubah rencananya sendiri, dua tahun berlalu mereka tanpa Fandi, tapi mereka tetap belajar menerima Clarisa - guru baru, guru yang sama baiknya dan pengertian seperti Fandi.
Rangkaian kegiatan satu persatu berjalan dengan lancar. Semua orang begitu hikmat mengikuti prosesi wisuda. Sampai pada acara akhir, pengumuman lulusan terbaik. Siapa yang mengira jika Tasya sendiri yang menjadi lulusan terbaik.
Sang MC laki-laki memakai jas hitam dan MC perempuan memakai long dress brukat berwarna biru memanggil nama Tasya untuk naik ke atas panggung.
Tasya berjalan anggun menuju panggung, senantiasa tersenyum menunjukkan kebahagiaan. Kepala sekolah menjabat tangan Tasya mengucapkan selamat, kemudian menyerahkan sertifikat lulusan terbaik dan berpoto bersama. Setelah itu Tasya naik ke podium untuk menyampaikan sepatah dua patah ucapan terima kasih, rasa syukur kepada Allah.
"........hari ini adalah hari perpisahan untuk kita semua yang telah berjuang keras menempuh pendidikan. Terlihat jelas wajah-wajah berseri dari semua orang, dari kita sendiri sebagai siswa-siswi perpisahan, dari orang tua, adik, kakak, dan orang-orang terdekat yang selalu mendukung kita.....
terkahir saya mengucapkan terima kasih kepada seseorang. Seseorang yang membuat saya bisa berdiri disini, seseorang yang begitu jauh." Tasya diam sejenak "terima kasih kepada seseorang....." Tasya menyelesaikan pidatonya dengan baik. Turun dari podium dengan rasa haru dan senyum mengembang.
***
"Kamu telah menyelesaikan sekolah dengan sangat baik, sya. Menjadi lulusan terbaik, orangtuamu akan bangga mengetahui itu" Tasya sedang berada di ruang tamu bersama Lilis - tantenya. Dan Fadila - anak tantenya yang sedang tidur dipangkuan Tasya.
"Kamu tidak berniat melanjutkan kuliah? Kamu kan bisa kuliah lewat jalur prestasi. Tante masih bisa kok biayain kamu kalo untuk bekal sehari-hari" ucap Lilis lagi. Tasya tersenyum simpul, ia sangat beruntung memiliki Tante yang perhatian. Tapi Tasya juga tidak bisa selamanya bergantung pada tantenya. Sudah 6 tahun dia tinggal bersama Lilis, kini saatnya dirinya membalas kebaikan Lilis.
"Aku mau kerja aja Tan. Yuni juga perlu biaya sekolah, belum lagi ibu dan bapak butuh bantuan biaya untuk keperluan sehari-hari." Jawab Tasya, Yuni adalah adik Tasya yang masih sekolah di tingkat dasar.
"Jika itu keputusanmu Tante terima, sya. Kamu mau kuliah, atau kerja dimana pun, pintu rumah Tante akan selalu terbuka." Ucap Lilis, tulus.
"Kamu akan pulang ke Bekasi kapan sya? Dua tahun kamu tidak pulang, apa tidak rindu pada orang tuamu. Tante sama sekali tidak mengusir mu, sebenarnya Tante tau kamu tidak pulang karena kamu merasa tidak enak pada Tante. Tante menghargai itu, tapi orang tua mu mungkin menunggu kepulanganmu," jelas Lilis. benar saja, terakhir kali Tasya pulang ke rumah orangtuanya, di Bekasi yaitu ketika libur kenaikan kelas sebelum masuk SMK. jika alasannya adalah jarak, itu alasan yang sangat salah, karena jarak Bekasi dan Bogor tidak jauh. Tasya hanya tidak merasa enak jika harus sering pulang, dan orang tuanya juga tidak keberatan Tasya jarang pulang, demi anaknya bisa bersekolah.
"Besok aku akan pulang Tan. Aku juga sudah sangat rindu pada mereka." Tasya memutuskan agar besok pulang ke Bekasi.
"Tante akan menyiapkan bekal untukmu, juga oleh-oleh untuk orang tuamu. Ah lama sekali Tante tidak bertemu kak Lela, salam ke ibumu nanti ya." Lela adalah ibu Tasya. Kakaknya Lilis.
"Baik Tan," jawab Tasya
"Tan, jika aku kerja nanti, apa boleh aku tetap tinggal disini?" Tanya Tasya sedikit ragu.
Lilis tertawa mendengar pertanyaan Tasya "kenapa kau bertanya seperti itu Tasya. Kamu sudah Tante anggap anak sendiri, kamu bebas melakukan apapun disini, Fadilla juga akan sedih jika kamu tidak disini lagi." Tasya senang mendengar jawaban Lilis. Tasya tidak akan mencari kerja jauh-jauh, di kota Bogor juga banyak perusahaan yang membutuhkan pekerjaan. Dirinya akan tetap tinggal di Bogor bersama Lilis, juga agar dirinya tetap bisa bertemu dengan sahabat-sahabatnya. Tasya bisa sesekali mengunjungi orang tuanya jika rindu.
Lebih dari itu, ada seseorang yang Tasya tunggu. Entahlah, orang itu tak pernah menyuruh Tasya menunggu, tapi hatinya menyuruh demikian. Dirinya juga tidak tau dimana keberadaan orang yang ditunggunya, maka dari itu Tasya akan menunggu di sini, di kota Bogor, kota yang menemukan Tasya dan dirinya. Karena jika benar ia akan datang, kemanapun dia pergi jauh dia akan kembali ke tempat dimana ia berawal.
Pukul 19.10
Setelah sholat isya. Tasya berkemas menyiapkan perbekalan untuk pulang ke Bekasi - kampung halamannya. Tak banyak yang ia bawa, hanya beberapa pakaian dan buku novel yang selalu ia bawa kemana-mana.Tasya menyimpan tasnya di atas meja belajar, kemudian naik ke kasur dan mulai tidur. Besok ia akan mengambil jadwal pagi, meskipun hanya satu jam perjalanan, tetap saja harus istirahat cukup.
KAMU SEDANG MEMBACA
Senja dan Rembulan
RomanceRembulan adalah harapan, cahaya menenangkan, keindahan tak berkesudahan. Sajian sejuta kisah tiada akhir, tapi ia adalah ketidakmungkinan. Sementara, Senja adalah masa depan, ia menjanjikan kebahagiaan. Tapi ia ingkar, ia pergi meninggalkan sejuta k...