S&R 5

60 24 3
                                    

19.40

10 menit diperjalanan bersama kenangan memang terasa singkat. Kini perempuan berambut panjang itu sudah sampai di sebuah tempat, danau besar dengan banyak perahu perahu kecil tertambat di bibir danau, perahu yang biasa digunakan para wisatawan untuk berkeliling di tengah danau ketika siang hari.

Cahaya lampu nampak terang dari sudut manapun, tempat wisata ini ramai pengunjung, bahkan sampai tengah malam pun masih banyak muda mudi yang menghabiskan waktu bersama, malam yang dingin memang, tapi kebersamaan itulah yang memberi kehangatan.

Banyak muda mudi yang lalu lalang di sekitar taman, ada yang duduk-duduk menghadap danau yang dipenuhi cahaya lampu warna warni, tak sedikit juga keluarga kecil yang sedang bersama menghabiskan waktu di kafe & resto dekat danau, yaitu bernama Kafe & Resto Lazella. yang terkenal banyak dikunjungi oleh wisatawan danau ini.

Perempuan itu mengedarkan pandangannya, Ia melangkahkan kaki menuju kursi dekat danau. Memutuskan berdiam diri mengabiskan malam, mengenang masa lalu yang masih terekam jelas dalam ingatan, kenangan yang tak akan pernah terlupakan, dimana ia merasakan cinta pandangan pertama, cinta yang mengubah dirinya, meskipun ia tahu, cinta itu adalah cinta sepihak.

#

"Yeay...Akhirnya selesai," ucap Tya antusias. Tasya ikut tersenyum.

"Good working, proposal selesai sesuai rencana, 3 bulan sebelum acara. Oke, setelah ini kita tinggal menunggu persetujuan kepala sekolah, kalau udah di ACC, satu bulan sebelum acara baru kita mengumumkan kegiatan ini," jelas Rani sebagai ketua OSIS.

Terlihat dari meja sebrang yang ditempati Rani, Tasya, Tya , dan Sinta, Fandi sedang tersenyum penuh penghargaan. Tentu saja sebagai pembina OSIS, Fandi merasa bangga kepada mereka, apalagi kepada Tasya dan Tya yang baru diangkat menjadi anggota satu Minggu lalu, Tasya dan Tya langsung melaksanakan tugasnya dengan baik dan antusias.

Tasya melirik ke arah jam tangannya, pukul 17:00. sementara jam pulang sekolah sudah 2 jam berlalu.

"Kita langsung pulang?" Tanya Tasya

"Udah selesai semua sih. Sinta proposal udah dikirim ke email pak Setya kan?" Rani melirik ke arah Sinta.

"Udah sih, baru aja ke kirim," jawab Sinta

"Jangan dulu pulang, kita makan dulu," kini Fandi yang berbicara

Semua orang menatap ke arah Fandi. "Tenang, kakak yang teraktir, tapi bakso sama es teh ya," ucap Fandi sambil menunjukan deretan gigi putih rapihnya.

"Pas banget lagi lapar," ucap Rani antusias

"Boleh boleh," kini Sinta yang bersuara

"Aku sih gimana Tasya," ucap Tya melirik ke arah Tasya. Tya yang memang selalu pulang bareng dengan Tasya dan paham jika Tasya menyimpan perasaan kepada Fandi, ia tidak akan mudah mengiyakan.

Tasya berpikir sejenak, kemudian mengangguk setuju. Lagipula mana mungkin menolak ajakan hanya karena ego perasaan.

"Bu, bakso 5 ya," ucap Fandi pada Bu Mirna, pemilik warung sekaligus pedagang bakso depan sekolah.

"Ekhem, diem diem aja," ucap Rani memecahkan keheningan

"Kalo rame namanya tawuran," ucap Fandi

"Ko jadi tawuran sih ka," balas Rani

"Udahlah males bahas mantan,"

"Astaghfirullah, gak bener nih kak Fandi, haha," kini Rani tertawa, sebenarnya Fandi itu humoris, ia adalah guru yang terbuka kepada murid, mungkin karena umur yang tidak terpaut jauh. Hanya saja entah kenapa suasana seperti ini menjadi canggung. Seperti ada sesuatu yang mengikat dirinya.

"Denger-denger sih ada gosip antara kakak dan Sinta," ucap Rani

Deg.

Fandi dan Sinta saling menatap satu sama lain. Memang benar, akhir-akhir ini Fandi dan Sinta sedang digosipkan oleh satu sekolah karena kedekatan mereka. Memang banyak yang menyukai Sinta, karena ia cantik, pintar, terlebih ia baik dan selalu berpenampilan sederhana. Bisa jadi membuat Fandi juga jatuh hati, lagipula Sebenarnya Sinta pun memiliki perasaan pada Fandi.

"Itu cuman gosip," jawab Sinta

"Ayolah, lagian gapapa ko kalo Kaka sama Sinta, hehe" ucap Rani santai

Sementara disisi lain, ada yang sedang menahan sesak. Tya paham situasi ini, ia menggenggam lengan Tasya dalam diam, berusaha menenangkan. Sementara Tasya hanya tersenyum ke arah Tya sebagai tanda bahwa ia baik-baik saja.

Sinta tersenyum pada pembahasan Rani, Sinta merasa bahagia, itu artinya kedekatan dirinya dan Fandi mulai berjalan lancar. Karena kenyataannya diam-diam keduanya saling menaruh perhatian. Ah entahlah, hanya mereka yang tau ada apa dengan mereka, entah hubungan khusus atau kedekatan biasa.

Tapi tanpa Tasya sadari, sepasang mata sedang memperhatikannya dengan tatapan tanya dan sendu. Ia adalah Fandi. Fandi adalah orang yang begitu peka terhadap sekitar, mungkin ia merasakan sesuatu yang berbeda pada sikap Tasya. Apakah Fandi tau Tasya mengaguminya? Lebih tepatnya sudah mulai mencintai.

"Bakso nya nak Fandi, maaf lama, ibu ada perlu barusan," ucap Bu mirna ramah

"Eh iya gapapa Bu, makasih ya," Fandi tersenyum.

Mereka makan dengan hikmat, tak ada yang memulai percakapan lagi, hanya saling bergulat dengan pikiran masing-masing tanpa ada yang berinisiatif mencari topik pembahasan.

Senja dan RembulanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang