Bagian dua # Terciduk

58 7 0
                                    

"bukalah telinga dan mata lebar-lebar, sadarilah kenyataan dalam hidup ini, walaupun tidak bisa untuk percaya, cobalah untuk tetap percaya ingat, lubang kepedihan selalu menghantuimu."

===============================

"Assalamualaikum, kek Nek Dara pulang nih" teriak Dara ketika berada di ambang pintu rumahnya.

"Eh cucu cantik nenek udah pulang, gimana sekolah barunya?" ucap seorang langsia yang di ketahui bernama Nek Irma, nenek Dara.

"Yah gitu nek" jawab Dara sambil melepaskan sepatu putihnya dan ia taruh kembali ke rak sepatu di belakang pintu.

"Loh kenapa, kamu gak suka sama sekolahnya?"tanya Nek Irma lagi.

"Emmm suka kok nek sekolahnya bagus dan besar beda banget sama sekolah lama aku"ucap Dara sambil duduk di sofa ruang tamu diikuti oleh nek Irma.

"Owh bagus dong kalo kamu suka, terus gimana kamu udah ada temen baru?" Tanya Nek Irma.

"Ada kok nek, namanya Tina sama Rahel, mereka baik banget sama aku, aku seneng bisa temenan sama mereka orangnya asik soalnya"tutur Dara antusias.

"Nenek seneng banget,kalo kamu suka sama sekolahnya, semoga kamu betah ya sekolah di sana jangan macem-macem, jangan buat nenek sama kakek malu" ucap nek Irma sambil mengelus lembut rambut cucu kesayangannya.

"Nenek tenang aja, Dara bakal buat nenek sama kakek bangga sama Dara, karena cuman kalian orang yang Dara punya"ucap Dara sambil memeluk neneknya.

"Iya nenek sama Kakek percaya sama kamu" ucap nek Irma sambil mengecup singkat pucuk kepala Dara.

"Owh ya nek, kakek dimana, sepi banget?"tanya Dara.

"Biasalah kakek ada di warung soto, nanti sore udah pulang dia, eh kamu mandi makan terus istirahat, kamu pasti capek" ucap nek Irma.

"Ok nek" ucap Dara lalu melenggang pergi menuju kamarnya.

===============================

Sebuah motor ninja sport merah terlihat memasuki pekarangan rumah mewah.

Laki-laki yang berbeda diatas motor itu turun dan memasuki sebuah rumah mewah bergaya klasik.

Dory menghembuskan nafas gusar, lagi dan lagi beginilah suasana rumahnya sepi dan gelap bagaikan tanpa penghuni padahal ada banyak manusia yang mendiami tempat mewah ini.

Ayahnya yang selalu sibuk kerja dari pagi hingga malam dan kadang tidak pulang beberapa hari, ditambah lagi ibu tirinya pasti sedang arisan atau shopping bersama grub sosialita ck dasar boros, sedangkan ibunya satu satunya orang yang perduli dengannya terbaring lemah tak berdaya di rumah sakit karena kangker ganas yang menggerogoti tubuh lemahnya.

Miris memang hidupnya, ia ingin sekali seperti orang lain bisa merasakan kehangatan dan kasih sayang keluarga, tapi bagi Dory itu hanya sebuah hayalan belaka, mengingat ayahnya tak pernah peduli terhadapnya dan juga ibunya.

Ia berjalan pasti menaiki anak tangga menuju kamarnya. Tidur adalah cara terbaik untuk sedikit mengurangi beban, pikirnya.

Direbahkanlah tubuh kekarnya ke ranjang king size miliknya, sambil menatap langit-langit kamar bernuansa abu-abu itu.

Sebuah getaran disaku celananya sukses membuyarkan lamunannya.

Diambilah benda pipih berbentuk persegi panjang dengan logo Apple, nama Rega terpampang jelas di layar berukuran 6,5 inci itu, tak mau berlama-lama lagi Dory segera menggeser ikon telepon berwarna hijau.

DARA & DORY: The Secret Of DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang