"Jangan asal ngambil keputusan kalo Lo gak tau apa-apa, karena Lo gak akan tau berapa banyak orang yang akan sakit karena kebodohan Lo sendiri"
===================================
"aku pulang"
Suara decitan pintu, menarik perhatian orang yang ada didalamnya.
Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam, waktu yang sangat tepat untuk tidur dan menjelajah alam mimpi.
Tapi tidak dengan gadis ini, bukanya berada di atas tempat tidur, ia malah baru pulang dari menjelajahi dunia luar.
"Kemana aja baru pulang?",huh pertanyaan itu lagi, ia sungguh bosan.
"Abis jalan sama temen-temen tan"ujar gadis itu malas.
"Kemana?"
"Ngak sekalian nanya temennya cowok apa cewek", sebenarnya ia sangat malas menghadapi sikap kepo wanita didepannya ini.
Wanita yang awalnya duduk santai di sofa pun berdiri dan berjalan menghampiri gadis yang masih berdiri mematung di ambang pintu,"owh udah berani ngelawan kamu, kamu lupa apa yang udah tante korbanin demi wanita gak tau diri seperti kamu"
kenapa setiap obrolan mereka, ia selalu membahas masalah itu, tidak usah diingatkan gadis itu tau benar-benar tau.
Wanita itu tampak menengak sebuah botol yang berbau menyengat, sudah dipastikan bahwa itu alkohol, ya tidak salah lagi, "gara-gara kamu keluarga saya hancur kamu ingat itu?,tante kerja mati-matian demi ngelunasin hutang keluarga kamu dan membiayai hidup kamu", wanita itu sepertinya sudah mulai emosi.
"Aku ngak perlu belas kasihan dari anda"
Plak!
Satu tamparan mendarat sempurna di pipi gadis itu, "Dasar anak ngak tau di untung, kamu sama mama kamu itu sama saja, dasar pelacur."
Jleb!, Sakit sekali ketika mendengar nama itu, sosok yang sangat ia rindukan.
"Aku capek tan, aku juga pengen bebas main tanpa beban kayak temen-temen aku yang lain, kenapa sih tante selalu ngelarang aku inilah itulah"gadis itu mengeluarkan semuanya, dia tidak bisa menahannya lagi, dirinya sudah terlalu rapuh untuk menerima ini semua.
"Karena kamu beda dari yang lain, kamu tau? kamu itu cuman pembunuh dan penghancur keluarga orang."
.
.
.
.
.
.
Huh..Dara mengembuskan nafas kasar, la menepuk-nepuk pelan dada kirinya agar lebih tenag, tiba-tiba air mata jatuh dari mata coklat itu."Hiks...hiks...sial! Kenapa gue mimpi itu lagi?", mimpi itu yang membuat dirinya sakit, itulah alasan mengapa Dara memutuskan pindah dari kota kelahirannya.
Perlahan ia menyeka keringat dingin yang mengalir di pelipisnya, ia menatap kearah jam dinding hijau yang tergantung di salah satu sisi kamarnya.
06:45.
1
2
3
"Astaghfirullah gue kesiangan"
Dara meloncat dari atas tempat tidurnya, "nenek kenapa ngak bangunin Dara sih.", teriaknya ketika sudah berada di dalam kamar mandi.
Dengan kecepatan penuh, dalam waktu lima menit ia sudah siap dengan seragam lengkapnya.
"Nek, kek Dara berangkat, assalamualaikum"
=================================
Brak!
KAMU SEDANG MEMBACA
DARA & DORY: The Secret Of Destiny
Teen FictionTentang Takdir yang tak terduga ***** Takdir telah mempertemukan dua insan yang jauh berbeda, mereka yang sama-sama tidak percaya akan cinta dipaksakan untuk percaya karena takdir bodoh itu. Ayana Dara Anggita si cewek ceria harus menelan pil pahit...