BAGIAN 9

31 7 2
                                    

"Jangan menilai orang dari penampilan jika tidak tahu seperti apa aslinya orang tersebut."

-Ataa

"Baiklah anak anak, sekian pembelajaran  hari ini, bab yang belum dipelajari akan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya, sekian Wassalamualaikum." Jelas Pak Rizky.

"Ra, gue pulang duluan ya, ada urusan mendadak jadi ga bisa nemenin lo piket deh." Ujar Vansya tak enak.

"Gue juga Ra, soalnya gue musti nganterin ni curut, sorry ya Ra." Lanjut Naomy sambil memasukkan buku nya.

"Yaudahh, sans mah gue, buruan sana pergi." Balas Aira sambil melangkah ke sudut ruangan untuk mengambil sapu.

"Bye Iraaa." Pamit Vansya dan Naomy.

Naomy dan Vansya keluar kelas bertepatan dengan Zia dan Lia yang berjalan melewati kelas Aira, melihat hanya tinggal Aira sendiri ide jahat muncul di otak Lia.

"Zi, liat tuh si cabe sendirian, kita kerjain aja gapapa kali ya." Usul Lia

"Boleh juga tuh, yuk ambil barangnya." Jawab Zia kemudian.

Zia dan Lia berjalan menuju kebelakang sekolah untuk mengambil ember sekaligus dengan air tak lupa mereka menambahkan sabun yang diambil dari toilet perempuan.

"Gimana, udah siap?." Tanya Zia sambil berbisik.

"Udah nih, tinggal tunggu tu cabe lewat aja, wkwk."

Saat Aira hendak keluar untuk membuang sampah, bertepatan Lia yang menumpahkan air tersebut ke lantai depan kelas Aira, alhasil Aira tergelincir bersamaan dengan sampah yang jatuh ketubuhnya.

"HAHAHAHHAHAHHAHAHA." Tawa Zia dan Lia mengelegar disepanjang koridor.

"Mampus lo cabe, itu akibat buat lo yang sok kecantikan dan jual mahal, hahaha." Ejek Lia.

Aira tak bergeming, ia masih duduk dilantai, bukan tidak ingin membalas, tetapi keadaannya sangat mengenaskan, kaki kiri nya keseleo dan punggungnya sakit karena terbentur lantai.

"Heh, cabe kok nyebut cabe." Ucap seseorang cowo dibelakang Zia dan Lia.

Saat mereka berbalik, mereka tekejut karena menemukan Rafael yang berdiri dengan tangan yang dimasukkan ke saku celana.
Rafael berjalan melewatai Zia dan Lia, lalu berhenti tepat didepan Aira.

"Lo gapapa?." Tanya Rafael sambil menyodorkan tangannya untuk menolong Aira.

"Kaki sama punggung gue sakit banget." Ucap Aira lirih sambil menahan air matanya.

Mendengar suara Aira yang bergetar, emosi Rafael meningkat, ia pun berbalik menghadap kearah dua cewe yang masih mematung akan kehadirannya.

"Minta maaf kalo kalian mau selamat, soalnya perbuatan kalian tadi udah gue rekam disini." Ucap Rafael dingin sambil menunjukkan benda pipih berwarna hitam ditangannya.

"Heh, minta maaf?  Sama cabe kayak dia? Sorry ya ga banget." Tolak Zia kasar.

"Ooh, jadi lo mau nama lo hilang dari daftar siswi SMA ini?." Tanya Rafael lagi.

Change (slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang