"Muka Lo kenapa? Kaya orang ketemu setan aja." Acha berujar dengan herannya.
"Cepet dong belanja nya," seru Sila.
"Apaan dah? Nyantuy aja kali."
"Buruan! Gue ke kasir sekarang." ujar Sila final.
Sila berjalan tergesa menuju kasir. Ia melihat sosok pria dan wanita tengah berjalan beriringan menuju kasir. Sila tak mau kalah akhirnya, ia berlari dan tak sengaja mendorong pria tersebut.
"Aww anjir."
"Sorry gak sengaja. Gue buru-buru." ujar Sila tanpa menoleh.
"Mbak cepet ya." lanjut Sila.
"Minta maaf itu nengok ke orang nya." ujar nya sebal.
"Apa sih?!" Sila mengahadap kasar.
Sudah jatuh tertimpa tangga pula, pribahasa ini sangat cocok untuk Sila. Di hadapan nya kini berdiri sosok Ravin, yang tengah mengusap kasar bokong nya. Malam apa ini? Mengapa nasib nya sial sekali.
"Kamu gak papa kan Vin?" tanya wanita cantik yang berada di samping Ravin.
"Gak papa Ra." ujar Ravin sembari mengelus lembut puncak kepala Liora.
"Cih, drama." batin Sila.
Sila berbalik menghadap kasir kembali. Drama sekali mereka. Ravin fikir Sila akan cemburu melihatnya? Hoho tidak semudah itu ferguso.
"Eh Ravin. Di sini Lo." sapa Acha.
"Iya Ca, nganter doi belanja gue."
"Ih Ravin apaan sih kamu?" pipi Liora bersemu merah
"Aduh mbak kok lama sih?" protes Sila sebal. Muak sekali ia melihat tingkah alay Ravin.
"Sabar. Belanja an Lo banyak." sahut Bara dingin dari belakang Sila.
"Tau nih Sila." timpal Acha.
Nah kan. Mbak-mbak nya lama sih. Sila jadi ketemu Bara lagi kan. Siapa yang mau tanggung jawab kalo Sila gagal move on?
"Apa sih lo nyamber aja." sewot Sila.
"Sayang sabar dong ini kan belanja an kamu banyak. Jadi harus sabar ya nanti di sayang Allah, di sayang aku juga." ujar Aldo menimpali.
Mantap. Saat nya ia membalas perbuatan Ravin.
"Iya sayang aku sabar kok." sahut Sila sembari tersenyum manis. 'jijik banget gue' batin Sila meronta-ronta.
"Lo kesambet apaan dah Sil?" Acha bertanya heran.
"Apaan sih Cha?" ujar Sila sembari menarik Aldo agar ia berada di samping Sila.
"Udah diem di sini nanti kamu ilang." instruksi Sila pada Aldo. Sila enek sendiri. Tidak salah kan bila Sila membalas perbuatan Ravin? Sila nggak akan kalah semudah itu.
Bara menarik Sila ke dalam dekapannya. Entah setan darimana, yang jelas ia kesal melihat Sila menggandeng tangan Aldo. Mengapa tidak tangannya saja yang Sila gandeng?
KAMU SEDANG MEMBACA
My Princess Priscilla
Teen FictionFollow sebelum baca💞 *** "Kalo lo Ravin, Gue tetep jadi Sila. Sila yang nggak suka sama lo, Sila yang gak bisa nerima lo, dan Sila yang gak pernah ngarepin lo hadir di hidupnya." ujar Sila penuh penekanan sembari me...