Githa

152 9 0
                                    

[Jika mengenalmu adalah sebuah kesalahan,
Menyayangimu adalah sebuah penghinaan, dan
Mencintaimu adalah sebuah dosa, lalu untuk apa Tuhan mempertemukanku
denganmu? Untuk alasan apa?]

***

♫Meski kau kini jauh disana, kita memandang langit yang samaa jauh dimata namun dekat
dihati, jarak dan waktu takkan berarti karena kau kan selalu dihati bagai detak jantung yang kubawa
kemanapun ku pergi♫

Alaram Handphoneku berbunyi, salah satu single dari grup band RAN, "Dekat Di Hati" mengisi seluruh seluk beluk kamarku yang bernuansa natural, berwarna coklat muda polos dengan berbagai foto yang terbalut bingkai putih tertempel didinding, juga beberapa buku dan baju yang
berserakan dimana-mana.

Aku meraba seluruh tempat tidurku, mencari sumber suara yang
membangungkanku dengan mata yang masih terpejam.

Kuraba dibawah bantal, selimut tapi tak kutemukan juga, hingga jemari tanganku merambah ke meja kecil tepat di samping kepalaku,barang-
barang kecil berjatuhan karena tersengol tanganku yang dengan liar terus mencari sumber suara yang
tak lagi bernyanyi itu. Hingga tanganku menemukan sebuah benda bulat cukup besar dan kupicingkan
mataku untuk melihat benda yang terus berdetak

'tik tok tik tok'
'05.30'

"Shalat Subuh" pekik ku kaget.

Segera ku hempaskan jam yang ku pegang ke tempat tidurku dan berlari menuju kamar madi untuk mengambil air wudhu dan segera melaksanakan kewajibanku.

Aku shalat dengan khusyu walaupun sudah terlambat, kemudian ku panjatkan do'a singkat kepada
Tuhanku, yang menciptakanku dan juga yang selalu dengan setia mendengarkan keluh kesalku selama ini.

Ku angakat kedua tanganku menghadap-Nya.

"Ya Allah, berilah perlindungan-Mu kepadaku, berilah kesehatan dan juga keselamatan,
mudah-mudahan hamba dapat pulang kembali kemari tanpa kurang sedikit apapun. Lindungi hamba
dimanapun hamba berada. Aamiin...."

Setelah shalat, aku berbalik untuk melihat keadaan kamarku setelah insiden aruk-arukan tadi.

Aku mendesuh kesal melihat keadaan kamar ku seperti kapal pecah.

"Ya Tuhan, berantakan sekali. Bagaimana membereskannya?? Harus kumulai dari manaaa??!!!
Aaaa!!!".

Dengan kesal aku mulai memunguti semua barang-barang yang ada dilantai hingga semuanya
kembali seperti semula. Aku berdiri tepat di depan tempat tidurku dan bersorak.

"Yesss, beres. Waktunya Mandii."

Why It Has To Be You ?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang