Handphone ku berbunyi menandakan ada pesan masuk. Ku lihat layar handphone ku dan ternyata itu pesan singkat dari pria yang berjanji mau menemaniku jalan-jalan.
Aku segera ke taman di sekitar menara Eiffel dan mencari pria yang mengirimiku pesan.
Kulihat ia sedang bermain gitar bersama anak-anak kecil di salah satu kursi taman dengan canda bahagian.
“Bonjour.” sapaku dengan senyum manis kepada pria tampan yang bermain gitar dan juga beberapa anak di dekatnya.
“Bonjour.” sapa semua anak-anak manis yang ada didekat pria yang sedang memegang gitar.
Reno mengisyaratkan kepada anak-anak kecil yang tampak akrab dengannya untuk kembali kepada orang tua mereka, memberi kami waktu untuk berdua. Setelah itu bocah-bocah manis itu berlari riang bersama.
“Koper kamu gede banget.” ejeknya padaku.
“Masa sih?” tanyaku.
“Becanda. Kamu udah ketemu sama dia?”tanyanya penasaran.
“Ia.Emang kenapa?” tanyaku balik.
“Nggak papa. Sini
kopernya.” Reno merampas koper di tanganku dan melangkah menuju jalan entah kemana.Aku segera berlari dan berjalan di sampingnya.
“Kamu mau kemana dulu?” tanya Reno.
“Es crem! Aku mau makan es crem.” rengekku seperti anak kecil.
“Es crem? Kamu kaya‟ anak kecil tau nggak.” ujarnya meledek.
“Terserah.” ledku balik.
Kami menuju salah satu gerobak es crem pinggir jalan dan menikmati es crem bersama.
Setelah itu Reno mengajakku berkeliling ke beberapa pusat perbelanjaan untuk membeli souvenirs untuk keluarga di rumah.
Aku membeli boneka yang cukup besar untuk kuberikan kepada Keyla.
“Boneka?”ujar Reno bingung.
“Kenapa?” tanyaku dengan pandangan aneh.
“Buat siapa?” tanyanya.
“Buat keponakan aku. Emang kenapa? Kamu mau?” tanyaku menggodanya.
“Emang aku anak kecil kaya kamu hah?”ledeknya padaku.
Aku hanya tertawa melihat tingkah sok cuek Reno padaku.
Setelah membeli semua yang kuinginkan Reno mengantarku ke bandara. Selama perjalanan aku terus memandang Reno, terasa ada yang aneh pada diriku. Terkadang aku tersenyum malu jika dia menangkapku sedang menatapnya, tapi dia masih sama. Masih tetap dengan gaya sok coolnya.
♫Ada ruang hatiku yang kau temukan, sempat aku lupakan kini kau sentuh. Aku bukan jatuh
cinta namun aku jatuh hati. Kuterpikat pada tuturmu aku tersihir jiwamu terkagum pada pandangmu
caramu melihat dunia. Ku harap kau tahu bahwaku terinspirasi hatimu kutak harus memilikimu tapi
bolehkah ku slalu di dekatmu♫Setelah sampai di bandara aku memandang seksama pria yang menemaniku beberpa hari ini.
Pria yang menyelamatkanku dari dinginnya malam di Paris juga pria yang selalu mengingatkanku
pada Tuhan.“Makasih, udah maui di repotin.” ujarku padanya.
“Iaiia, Ḗgalement (sama-sama).” jawabnya dengan tawa kecil.
“Kalo gitu aku pamit dulu, sekali lagi makasih buat semuanya. Jangan lupain aku yah, hahaha.” leluconku padanya.
“Mana mungkin aku bisa lupai cewek yang nangis di pinggir jalan karna patah hati. Hahaha, konyol banget.” ejeknya padaku.
Pipiku memerah mengingat kelakuanku kemarin, memalukan sekali.
“Jangan lupa kabarin aku kalo kamu udah sampe. Jaga kesehatan disana. Salam sama Keyla keponakan kamu. Aku harap bisa ketumu sama dia.” harapannya tulus.
“Iaiaia, nanti aku sampein. Jangan lupa juga kabarin aku tiap hari, hahaha.” tawaku tersipu malu.
Reno tersenyum mendengar perkataanku.
“Makasih yah!” ujarnya.
“Untuk apa?” tanyaku
bingung.“Untuk hadir sebagai takdir.”
Jantungku berdetak kencang mendengar ucapan Reno barusan, waktu terara berhenti sesaat.
“Udah sana buruan, nanti kamu ketinggalan pesawat.” ucap Reno menyadarkanku dari lamunanku.
“Iaiaiai, dah. Assalamu Alaikum.” pamitku padanya dan melangkah menjauh darinya.
Sebelum benar-benar tak melihatnya lagi, aku berbalik dan melambaikan tanganku padanya.
“Jangan kapok ke Paris!!” teriak Reno sambil melambaikan tangan.
Aku hanya tersenyum
mensyukuri nikmat Tuhan yang mempertemukanku dengan Reno.“Terimakasih Tuhan, sekarang aku punya alasan untuk kembali kesini. Untuk menemuinya. Terimakasih.” ucapku berbisik dengan senyum merona.
'Assalamu Alaikum Paris, Assalamu Alaikum Reno.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Why It Has To Be You ?
РазноеJika mengenalmu adalah sebuah kesalahan, Menyayangimu adalah sebuah penghinaan, dan Mencintaimu adalah sebuah dosa, lalu unuk apa Tuhan mempertemukanku denganmu? Untuk alasan apa? *** Bagaimana rasanya menjalin hubungan dengan seseorang yang ama...