Ini awalnya, dimana takdir buruk mulai menerpa. Tawa kini jadi duka. Kala kamu, masih ada
•
•
•Pada awalnya aku tak percaya kamu dan aku menjadi kita. Dulu ketika rasa itu kau ucap dengan lantang dilapangan sana aku memilih menutup telinga tak mau mendengar apa-apa. Mata manusia semua tertuju pada kita, silih berganti memandang tanpa henti.
Aku tetap asik dengan nyanyian ku sendiri. Kini tak hanya telinga yang ku tutup rapat. Namun mata juga ku pejam kuat-kuat. Aku tak peduli, aku tak mau tahu, itu urusan mu dan aku tak mau ikut andil.
Aku ingat-ingat lagi bagaimana awal semua ini. Kau berjalan dikoridor depan, berkacamata, berambut panjang, dan tersenyum senang. Kau tampak bahagia kala kita beradu mata. Sungguh aku tak memperdulikan ini semua.
Hingga cepat ku putar tubuh ku meninggalkanmu. Sial, kau berlari menarik tas gendong ku.
"jangan pergi!!" kata mu
Kembali ku pakai earphone ku. Menyetel musik dengan volume terlampau kencang. Kau tak ku hiraukan. Berteriak tak tau sopan. Lalu...
"JANGAN GANGGU AKU. PERGI!!"
Kau diam. Detik berikutnya aku lari. Tidak, lebih tepatnya pergi menjauhi tubuh mu yang mematung sedari ku bentak tadi.
Sudah lah, terlalu lama kamu mengejar ku. Sudahi saja perjuangan mu. Jangan buat aku semakin jahat dari aku hari itu.
Lihat kenangan ku....
____________
Bayangkan jadi aku kala itu..
Tapi jangan kau lakukan apa yang seperti ku lakukan. Nanti, MENYESALPria dingin
Dirgantara Mahesa Putra
KAMU SEDANG MEMBACA
Semestaku Itu Kamu
Short Storyini hanya curahan hati ku tentang mu. tentang seseorang yang dulunya tinggal amat dalam namun kini pergi meninggalkan kenang Akankah Bintang tetap bersinar terang, berkelip indah, dan dipandang sempurna kala semesta gelap gulita? ntahlah, rasanya ak...