Semesta delapan

3 0 0
                                    

Aku pun tak tahu pasti tentang perasaan ini...
.
.
.






Ohhh bintangku...
Serakahkah aku jika aku meminta lebih dari hari ini? Menemanimu membeli buku, mengantar mu berkeliling mall, menemanimu makan makanan kesukaan mu, baso.

Bolehkah aku jujur, sayang ku?
Aku bukanlah orang yang suka keluar rumah. Lebih suka berdiam dikamar, membaca semua buku-buku tebal, atau sekedar bermesraan dengan kasur dan bantal.

Kau adalah satu-satunya perempuan yang berani mengajak ku, kencan.

Boleh ku anggap hal itu sebagai kencan? Mungkin ini bukan hal romantis, mungkin bukan pula kencan yang kau harapkan. Kuharap kau suka, cinta.

Ahhh, untuk kata-kata ku dibelakang sekolah itu....
Sebenarnya aku tak tahu pasti apa artinya. Jujur aku merasa sakit melihat tangan mu disentuh laki-laki lain. Aku tak mau kepemilikan ku..... Ahh apa aku bilang kepemilikan ku?

Aaarrgghhh pokoknya aku tak suka kau dengan pria lain. Dalam hati ku seperti ada perasaan teriris...
sakit. Aku sungguh tak rela, kau tahu.

Kata-kata itu juga terucap begitu saja dari mulut ku. Jujur aku pun tak tahu pasti tentang perasaan ini....

Apa kah ini yg namanya, cinta?
Tak rela jika dia disentuh orang lain. Tak rela jika dia dibagi-bagi untuk orang lain. Tak ingin melihat yg dicinta terluka barang sedikit. Haruskah seposesiv ini, sayang?

____________________

Bolehkah dia berharap lebih dari ini, cinta?

Salam....
Aksara_patah

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 30, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Semestaku Itu KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang