Semesta tujuh

0 0 0
                                    

Apakah aku benar milik mu, sayang...












Hati ku membisu, diam tak berdetak. Aku sepertinya membutuhkan waktu untuk mencerna ini semua. Meski ujung-ujungnya hanya senyum yang ku suguhkan. Untuk mu yang sedang memandang.

Untuk bertanya keseriusan pun, aku tak sanggup. Benarkah aku punya kamu. Betapa bahagianya hati ku kala itu, sayang ku.

Masa itu....

Kau bersandar ditembok koridor sekolah. Mata terpejam, earphone yang masih terpasang, juga permen karet yang tak mungkin kau lupakan. Mata mu memejam, sungguh kau teramat tampan.

Aku berlari penuh semangat. Ku sapa dirimu dengan penuh hormat. Tapi tak juga kau membalasku cepat. Hingga ku buka earphone mu yang menutup telinga mu rapat-rapat.

Ahirnya kau membuka mata. Sejenak kau berpikir tentang ini semua. Ahirnya kau berdiri tanpa sepatah kata. Dan cepat mengantar ku kedepan kelas sana.

Aku bercerita banyak masa itu. Tapi kau tetap tak buka suara diam membisu. Mata yang tajam menatap lurus kedepan. Tak melihat atau melirik barang sedetik.

"belajar yang bener"

Hanya itu yang kau ucap. Tapi percayalah, itu yang membuat ku bersemangat. Kamu terlampau dingin. Tapi aku percaya nanti pasti kau akan mencair. Ntah kapan...

Semesta ku, jangan kau terlampau membisu. Sebenarnya banyak yang menginginkan kekasih seperti ku. Tapi bodohnya hati ku amat dalam mencintai mu.

Kala itu...

Seorang pria menemui ku. Menarik tangan ku dan memaksa ku untuk menerima cintanya. Aku sangat takut untuk melawannya sendiri. Kamu dimana Mahesaku, aku butuh kamu. Bukankah kau bilang jika aku masih punya kamu.

Angin, tolong sampaikan padanya. Aku butuh dia sekarang juga. Tiba-tiba...

Brugh

"jangan lo ganggu Najwa lagi. Dia udah jadi pacar gue"

Sebentar semesta, sebentar sebentar. Aku masih terlampau kaget untuk part yang kau sediakan. Ternyata laki-laki ku datang. Dan dia bilang aku pacarnya. Benarkah itu semesta?

Ingatkah engkau semesta ku...

Waktu itu kau tarik tangan ku menjauh dari laki-laki jahat itu. Membawa ku ketaman dekat sekolahan. Dengan jantung dan hati yang masih tak karuan. Ingin ku buka suara, tapi takut masih saja bergelayut manja.

"ga usah takut, ada aku. Kalau kemana-mana bilang. Nanti kamu disakiti lagi sama orang. Tunggu aku didalam kelas aja. Ga usah pergi-pergi lagi"

Kalimat kesekian yang kau ucapkan. Membuat jantungku berpacu kencang. Bolehkah aku bersyukur sekarang. Ternyata tuhan masih sayang.

"aku antar kamu pulang sekarang. Sudah mau hujan"

Meski sikapmu masih acuh pada ku. Namun, aku tetap tak mau pergi dari sisi mu. Kamu itu candu, yang selalu membuat ku rindu.




____________________

Bisakah kau beri sedikit waktu lagi semesta ku...
Bolehkah aku sedikit berpijak dibumimu sejenak...
Merasakan kehangatan dari makhluk yang sedang ku perjuangkan...

Peluk hangat...
Aku

Semestaku Itu KamuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang