Setelah beberapa saat aku berjalan, aku beristirahat di swan lake. Danau yang memiliki 2 angsa putih yang indah. Beruntungnya, siang hari ini agak mendung, jadi aku tidak merasa kepanasan.
Aku menemukan sosok anak laki-laki yang sedang memancing. Cukup aneh memang, karena kebanyakan warga perumahan ini lebih suka memancing saat pagi atau sore hari.
"Assalamualaikum?" Aku memutuskan untuk menyapanya terlebih dahulu.
"Waalaikum salam," jawabnya ringan.
"Boleh aku duduk? Perkenalkan, namaku Aimee Aniqoh, panggil aku Aimee," tuturku.
"Ya, silahkan duduk, lagipula ini tempat umum. Namaku Raditya Narendra dan... kau pasti tahu nama panggilanku 'kan?" Dia tersenyum renyah.
"Radit?" tebakku.
"Yups! Btw...apa kau sudah menemukan apa yang kau cari?" Radit memiringkan kepalanya, bertanya dengan sebelah alis terangkat naik
"Hah? Maksudmu?" tanyaku, otakku belum terkoneksi untuk memahaminya.
"Kau mencari sesuatu kan? Matamu mengatakannya." Radit menarik pancingnya.
"Iya... aku mencari inspirasi untuk menulis," jawabku singkat.
"Wow! Jadi, kau seorang penulis?" tanyanya dengan mata terbeliak.
Aku tertawa melihatnya antusias.
"Tidak, tapi aku masih mengusahakannya," tuturku merendah.
"Bagus! Dulu aku pernah membaca sebuah buku motivasi. Disana ada kata-kata kutipan Pramoedya Ananta Toer, penulis novel terkenal yang berjudul 'Gadis Pantai' itu loh! Dia pernah berkata; 'Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang dari peredaran masyarakat dan pusaran sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.'"
"Kata-katanya bagus! Mungkin nanti bisa aku masukkan ke dalam karya tulis ku, semoga," sambarku semangat.
"Amin," ujar Radit tersenyum.
Aku berlalu sambil mengingat kata-katanya baik-baik.
~bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Sekelebat Hari
ContoHari ini adalah pertama kalinya aku menulis, kamu? Sapa yang kamu lakukan hari ini?