18 •Catatan Safa•

155 18 6
                                    


Jangan lupa untuk klik Vote dan sertakan komen!

Happy reading! 🌻


"Terkadang hidup itu gak terus terusan kaya kelereng, ada dimana hidup itu kaya layangan. Terbang dan akhirnya jatuh"
.
.
.

Safa berjalan menyusuri koridor, ia baru saja keluar dari UKS. Matanya pun masih terlihat lelah.

Ia melangkah sembari melirik kanan kiri. Ia melihat Revan yang duduk sambil memeluk kedua kakinya di tepian lapangan.

Matahari sungguh terik membuat Revan menyipitkan matanya ketika melihat Safa.

Safa berjalan mendekat, Safa ikut duduk di tepian lapangan, Revan menghela nafasnya, "ngapain lo ke sini ?" Tanya Revan.

"Lo yang ngapain di sini ?" Tanya Safa heran. Ia bingung karna saat ini masih ada jam pelajaran.

"Di hukum,"

Safa terkekeh lalu ia tertawa, "makanya, kan gue disuruh bunna buat ngajarin lo. Lo nya aja bandel gak mau,"

"Gak usah ikutan brisik deh Saf," ucap Revan malas.

Safa memutar bola matanya sembari menghela nafasnya pelan, "malem ini gue bantu lo kerjain tugas deh. Biar gak di hukum lagi" ujar Safa menatap Revan.

"Enakan juga dihukum, gak belajar, gak pusing. Abis ini kan istirahat, tinggal cabut ke kantin" jelas Revan masih memeluk kedua kakinya.

"Kalo gini caranya, kapan lo mau bahagiain bunda lo ?" Tanya Safa.

Ia melirik batu kecil yang ada di samping Revan, lalu menunjuk batu itu membuat Revan ikut menoleh.

"Liat tuh batu," ucap Safa, "dia gak akan jalan kalo gak di gerakin,"

"Trus ?" Ucap Revan yang belum faham dengan kalimat Safa.

"Sama kaya lo. Lo itu gak akan bisa pinter kalo gak di gerakin buat belajar"

Revan terdiam. Ia melirik lagi ke batu kecil di sampingnya. Mungkin Safa benar, Revan harusnya berusaha.

"Terkadang, hidup gak terus terusan kaya kelereng. Ada dimana hidup itu kaya Layangan" ujar Safa tersenyum kecil, ia menatap tiang bendera yang ada di tengah tengah lapangan.

"Terbang dan akhirnya jatuh"

Revan tersenyum ke arah Safa, senyum kecil. Yang tak pernah Safa lihat.

Bel istirahat berbunyi, Revan semangat 45 buat kekantin. Ia berdiri, dan berjalan. Tatapannya menatap anak tangga, namun tatapannya terhenti ketika ia melihat gadis cantik yang turun dari anak tangga. Revan memundurkan langkahnya, mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Safa. Safa ikut melirik gadis itu, membuat Safa bingung.

"Loh, gak jadi ke kantin ?" Tanya Safa.

Revan menoleh, "lo mau bareng ?" Tawar Revan membuat Safa menaikan alisnya.

"Tumben ?"

"Mau gak ?"

Lama Safa memberikan jawaban, dengan cepat Revan menarik tangan Safa untuk ikut bersamanya.

Kantin penuh dengan anak anak Gaskar. Dari berbagai sudut mereka memenuhi isi kantin.

"Rame temen temen lo, males ah" Safa melepaskan genggaman tangannya dari Revan.

"Kan ada gue," ucap Revan lembut. Dan kali ini Safa benar benar melihat sisi lain dari Revan Gorgino.

Revan kembali mengambil satu tangan Safa untuk ia genggam. Dan saat memasuki kantin berbagai suara menghampiri mereka.

Catatan SafaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang