peek-a-boo. | n. jaemin j. onda
lowercase□□□□□
PAGI-pagi setelah sarapan,
jaemin dan onda memulai aktivitas mereka seperti mampir ke peternakan babi om doyoung dan membantu tante sejeong menjahit.
sesudah itu mereka gak tahu mau ngapain.
wawancara tante sejeong tentang kehidupan mereka disini, udah. tanyain tentang siklus hidup babi ke om doyoung, udah. pengen wawancara tetangga, gak boleh, dilarang sama om doyoung, katanya tetangga nya jahat, anaknya suka nembakin babi-babi om doyoung pake pistol yang pelurunya kek telur cicak gitu.
bosen lah mereka.
tapi karna udah diijinin buat kemana aja sesuka onda-jaemin, akhirnya mereka memutuskan untuk nyamperin gudang yang ada di sebelah peternakan babi om doyoung.
"rumahnya gede banget ya," ujar jaemin, ngajak ngomong onda yang lagi rekam pemandangan sekitar pake handycamnya.
onda mengangguk. "rumah dua lantai satu, peternakan luas satu, gudang satu," itung onda. kemudian kedua bahunya menghendik, "gak bakal kaget sih kalo tiba-tiba ada ruang bawah tanahnya."
"terus ada labirin kaya di cerita persi jeksen," imbuh jaemin.
setelah jaemin mengimbuh demikian, handycam onda sudah siap. moncong lensanya ia arahkan pada jaemin yang berhenti di depan pintu gudang, cengir lebar, kemudian menghadap pintu gudang.
"dikunci teh." onda sontak mengernyit ketika jaemin berkata demikian.
"masa sih?" gak percaya onda, soalnya tante sejeong pernah bilang kalo gudang gaada isi apa-apanya. masa gudang gaada isinya di kunci?
"beneran di kunci teh." jaemin menunjukan gembok besar yang mengunci pintu gudang. kepalanya celingak-celinguk mencari sesuatu, hingga matanya menangkap intensitas sebuah pot bunga yang diletakan terbalik.
jaemin pun menemukan sebuah kunci di bawah pot itu. "nah, ini dia!" ujarnya semangat sambil membuka gembok gudang.
tiba-tiba onda merasa aneh. kalo mereka dibolehin pergi kemana aja, kenapa gak pintu gudang di kunci?
"wah gila, berdebu banget." handycam onda merekam punggung jaemin yang perlahan masuk ke dalam gudang. onda pun mengikuti, dan seketika itu pula mengernyit karena bangunan itu penuh debu dan terlihat reyot.
"pantes tante ngelarang kita kesini, busuk banget baunya," celetuk onda sambil merekam isi gudang itu. "berdebu lagi, ayo keluar, kamu alergi debu kan?"
jaemin yang sedang menjepit hidungnya mengangguk dan bergegas keluar. onda sempat melihat telinga jaemin benar-benar sudah memerah. sontak onda terkekeh.
"bener-bener," kata onda. maniknya melihat ke atap-atap gudang yang gelap sekali, nyaris tak terlihat apa-apa. "keknya mau diancurin sih ini---eh?"
ada dua hal yang membuat onda terkejut.
satu, tetes air yang tiba-tiba mendarat di ujung hidungnya.
dua, sebuah surat dengan ujung amplop yang memerah karena darah.
□□□□□
ps: i dobel update
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] peek-a-boo. | n. jaemin j. onda
Fanfiction❝ play the game again, i'll keep hiding from you, brother. ❞ the devil eye's universe cc by: sweetberryin highest rank at: