1O. tetangga

139 37 7
                                    

peek-a-boo. | n. jaemin j. onda
lowercase

□□□□□

"TEH onda kok gak makan?"

onda menoleh kearah pintu kamarnya ketika mendengar suara jaemin dari ambang pintu kamar.

gadis itu menatap jaemin lama, sebelum berbalik sembari memasukan tangannya dalam saku hoodie yang sedang ia pakai.

"gak nafsu aja," jawab onda, pelan.

jaemin yang merasa aneh pada jawaban saudaranya itu hendak masuk dan menanyai onda lebih lama, namun tiba-tiba tante sejeong dateng.

"onda kamu kenapa tadi ga ikut makan?" tanya tante sejeong sambil bawa nampan berisi makanan dan segelas susu. tak kunjung mendapat jawaban tante sejeong pun masuk dan meletakan nampannya di meja onda, tepat di sebelah kiri lengan gadis itu. "kamu sakit? ayo makan dikit aja---"




























PRANG!
















onda gak tahu emang nampannya yang jatoh sendiri ato tante sejeong yang emang sengaja jatohin, tapi yang onda tahu: jaemin melihat kejadian itu sebagai onda yang menyenggol nampan makanan yang diberikan tante sejeong.

"teteh kenapa sih teh?" jaemin berseru, kesal karna onda tiba-tiba berubah menyebalkan. "tante sejeong udah baik sama kita, kenapa teteh kaya gatahu diri banget sih?!"

onda melotot, "lo ngomong apa? gue gatahu diri?"

"iya! teteh itu gabisa diajak seneng-seneng! liburan bisanya ngedekep di rumah aja. masih untung tante sejeong sama om doyoung peduliin teteh!"

onda terdiam ketika jaemin memarahinya habis-habisan seperti itu. tak pernah terbesit jaemin yang selalu berusaha mencari perhatian dan kasih sayangnya itu bisa membentaknya dan malah membela tante sejeong yang barusan mereka temui empat hari lalu.

"udah jaemin, kamu gausah marah gitu sama onda, gak baik," ujar tante sejeong sembari membawa nampan yang udah jaemin beresin. tante sejeong tersenyum tipis kepada onda, kedua matanya mulai berkaca-kaca, "susunya tante taro sini ya, biar kamu gak kelaperan nanti malem."






"ayo jaemin, kamu ke kamarmu," ajak tante sejeong sembari berjalan keluar kamar onda.





"selamat malam onda."












































"tante lo kayak artis bener deh, jago banget aktingnya."

onda menghela nafasnya. tepat lima menit setelah tante sejeong dan jaemin pergi, orang yang onda temui tadi sore menongolkan diri lewat jendela kamar onda yang terletak di lantai dua.

"lo kan mantau lebih lama dari gue, masa baru sadar sekarang?" ujar onda kepada sosok yang mulai duduk di kusen jendela kamar onda. "itu sepatu kalo napak di kasur gue, gue lempar lo ya," ancam onda dengan mata melotot ketika menyadari orang itu belon lepas sepatu.

sosok itu mendengkus, surai pirangnya ia sibak ke belakang. "jangan minum susu itu," katanya sambil menunjuk segelas susu yang berada di meja onda. "gue udah duga lo gak bakal makan, jadi kakak gue bawain lo makanan. nih."

sosok itu melempar sebungkus roti yang ditangkap onda. onda menatap datar roti itu sebelum menatap balik sosok itu curiga.






"gak ada racun, roti itu asli beli dari toko roti kok," ujar orang itu. "lo bisa percaya sama gue."






























"masalahnya sekarang, eric, gaada yang bisa gue percaya disini, bahkan jaemin."


































eric malah ketawa, "kasian."

□□□□□

ps: mari kita percepat klimaksnya jadi chapter depan :)

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

[3] peek-a-boo. | n. jaemin  j. ondaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang