O8. foto

102 27 0
                                    

peek-a-boo.  |   n. jaemin  j. onda
lowercase

□□□□□

SAAT sarapan, onda gak menemukan tante sejeong dan jaemin di meja makan.

dia mau nanya om doyoung, tapi masih takut karna kemaren malem om doyoung serem banget.

udah melotot, ngecengkram bahu, terus nge dorong masuk ke kamar pake di kunci dari luar lagi. onda takut dan bingung sampe gaberani ngobrol sama om doyoung.

bahkan ketika mereka selesai sarapan berdua dan om doyoung mulai mencuci piring, onda tetap diam di meja makan.
































"om, maaf." karna onda paking gabisa berada di situasi diem-dieman seperti ini, kalimat itu akhirnya meluncur. "maaf udah ngelanggar peraturan om."























"iya gapapa," kata om doyoung sambil cuci piring.

udah, konversasi mereka berhenti disana.

onda yang ngira om doyoung masih marah sama dia cuma menghela nafas, kemudian berjalan menuju tangga---hendak ke kamarnya.

kalo diinget-inget onda gak pernah keliling-keliling lantai dua, mainnya di luar terus karna jaemin hiper banget pengen lihat pedesaan lah, kandang babi lah.

lantai dua rumah om doyoung memiliki empat pintu. di pojok ruangannya memiliki jendela besar dan balkon, di dekat balkon itu ada dua pintu yang saling berhadapan. itu kamar jaemin dan onda.

lalu sekitar lima atau sepuluh langkah, ada kamar tante sejeong dan om doyoung.

lalu di hadapannya ada pintu lagi, dan onda gatahu ruangan apa itu karna pas masa orientasi jaemin-onda, ruangan itu di skip dan onda juga gak peduli waktu itu.

sekarang onda penasaran.

tapi pintunya dikunci.

kesel lah onda.

onda mencoba menekan, mendorong, dan menarik engsel pintu itu, tapi tetep gak kebuka.

"apa-apaan sih dikunci semua," ujarnya. "pertama gudang, terus pintu ini, ada apa sih?"





































"onda? ngapain anakku?"



































onda berjengit kaget ketika suara tante sejeong menyapanya persis di sebelah telinganya. kaki onda bergerak mundur teratur lima langkah ketika maniknya menyadari adanya lengkungan manis dan lebar yang ada di wajah tante sejeong.

"eh, aku ...." onda melirik ke arah pintu kemudian kepada tante sejeong, "mau coba masuk? soalnya penasaran ada apaan."

"oh gitu." setelah berkata begitu tante sejeong merogoh tas tangannya, kemudian menyodorkan sebuah kunci kepada onda.
























[3] peek-a-boo. | n. jaemin  j. ondaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang