3. Sekilas

19 4 2
                                    

Hari ini adalah hari Jum'at, hari terakhir sekolah untuk minggu ini. Sangat tidak terasa bahwa sudah satu minggu Flora bersekolah di SMA Angkasa Jaya.

Sudah satu minggu pula ia dan Lauda serta teman temannya semakin dekat, Cleon sudah mulai bisa menerima Flora sebagai temannya walaupun gadis itu masih saja dingin.

Dan sekarang adalah jam istirahat, mereka berlima tengah berada di sebuah gazebo yang terletak di taman sekolah dengan keadaan Lauda yang tengah menangis.

"Udahlah La, lo harus percaya dong sama dia!" ujar Stacey yang sudah jengah dengan tangisan Lauda, sedari tadi ia dan Cean sudah mencoba menenangkan gadis itu tetapi tangisan Lauda malah semakin kencang.

"Cleon, Flora kalian tenangin dong Lauda. Jangan diem aja!"

Cleon, gadis itu menatap Lauda lama, hingga tubuhnya bergerak dengan sendirinya memeluk Lauda yang sedang menangis. "Hust.. udah ya? Apa perlu gue panggil dia kesini??" Lauda menggeleng pelan.

Sedangkan Flora, gadis itu hanya diam dan menggaruk kepalanya, "B-bukannya aku nggak mau tenangin Lauda, tapi aku nggak tahu apa yang kalian bahas dan nggak tahu sebab Lauda nangis. Terus dia yang kalian maksud itu siapa??"

Cean menepuk dahinya pelan, ia lupa bahwa Flora belum tahu sebab yang membuat Lauda, teman mereka itu menangis.

"Jadi pacarnya Lauda itu otaknya pinter banget udah kayak cucunya Albert Einstein, nah waktu hari pertama lo di sekolah ini lo dengar, kan, waktu itu kalau pacarnya Lauda dipanggil Bu Arin? Waktu itu dia ditawari untuk ikut pertukaran pelajar di Bandung,"

Cean tiba tiba berhenti bercerita, membuat Flora mengernyit bingung, "Kenapa berhenti ceritanya??"

Cean menggeleng pelan, "Gue haus. Stacey, lo lanjutin cerita ke Flora, gue mau beli minum dulu" Cean segera bangkit dari duduknya, menatap kearah Lauda yang masih sesungukan di pelukan Cleon, "Kalian mau nitip minum nggak??"

"Belikan minum buat Lauda." Ujar Cleon dingin, membuat Cean mendesis pelan dan berlalu begitu saja.

"Terus gimana, Stey??"

Stacey menaikan kedua alisnya, "Ohh terus gini, selama seminggu ini pacaranya Lauda ikut pelatihan buat persiapan pertukaran pelajar gitu, dan jadi nggak ada waktu untuk Lauda. Makannya lo nggak pernah lihat pacarnya kan?" Flora mengangguk membenarkan ucapan Stacey bahwa ia belum pernah bertemu pacarnya Lauda.

"Nah, sebenernya Lauda nggak setuju kalau pacarnya itu ikut pertukaran pelajar, tapi karena pacarnya itu ingin banget .. Jadi yaudah akhirnya Lauda ijinkan walaupun nggak Ikhlas."

Flora mengangguk paham, ia menatap Lauda dengan kasihan, "Lauda, jangan nangis."

Setelah sekian lama menangis, akhirnya gadis itu membuka suara, "G-gue takut dia pergi .. gue nggak mau LDR,"

Cleon semakin mengeratkan pelukannya, "Hustt, udah diam dulu."

Tak lama itu, Cean datang membawa kantung kresek yang terdapat lima botol air mineral yang salah satunya sudah tinggal setengah. "Nih minum dulu, Lau,"

Lauda minum dengan perlahan, setelahnya ia menatap keempat temannya itu, "Makasih, kalian ada disaat gue sedih dan gue butuh." ucap gadis itu tulus.

Mereka berlima berpelukan dengan hangat.

❊❊❊

Saat ini Lauda sudah lebih tenang dan sudah bisa tersenyum, ia merasa lebih tenang karena sahabat sahabatnya yang selalu di sampingnya.

"Gue lebay banget ya? Cuma karena hal itu sampai nangis gitu, jadi malu,"

"Nggak kok, itu wajar karena kamu sayang sama pacar kamu, Lauda." kata Flora bijak, membuat Lauda dan semua tertawa kacuali Cleon.

Interdum EgetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang