1. Semangat, Flora

41 4 0
                                    

Seorang gadis berjalan lesu keluar kamarnya dengan menenteng dua buah tas berukuran besar. Ia berhenti sebentar untuk mengamati seluruh isi kamar itu. "Bakal kangen sama kamar ini" lirih gadis itu.

"Flora, kamu sudah siap??" tanya wanita paruh baya yang baru saja datang menghampiri gadis itu.

Flora, salah satu gadis yang dibesarkan di Panti Asuhan. Namun sekarang ia harus pergi meninggalkan Panti Asuhan itu karena mendapat beasiswa untuk bersekolah di salah satu SMA Favorit.

Awalnya gadis itu tidak tahu jika diam diam Bundanya mendaftarkan kepindahan sekolahnya lewat jalur beasiswa. Yang awalnya saat ia Kelas sepuluh sampai pertengahan Kelas sebelas hanya bersekolah di SMA dekat Panti Asuhannya, kini ia harus pindah ke Sekolah yang lebih elite.

Karena letak Panti Asuhan dengan Sekolah barunya itu cukup jauh, maka dari itu ia harus tinggal di rumah kontrakan yang dekat dengan sekolah.

"Sudah, Bunda."

Wanita paruh baya yang dipanggil Bunda itu tersenyum hangat dan mengambil alih salah satu tas yang dibawa Flora, "Sini Bunda banti bawakan, kita keluar bersama"

Keduanya berjalan bersama keluar dari kamar itu, "Anak anak, kemari semua! Kakak Flora sudah mau berangkat" teriak Bunda Nisa--Wanita paruh baya yang dipanggil Bunda oleh Flora.

"KAK FLORA!!"

Kini anak anak yang sedang bermain di ruangan yang cukup luas itu berlarian menghampiri Flora yang berdiri dengan mata berkaca kaca. "Kakak beneran mau pergi??" tanya anak laki laki yang kini sudah menangis memeluk kaki Flora.

Flora berjongkok dan langsung memeluk anak laki laki itu, "Iya Andi, tapi Kak Flora janji anak sering sering main kesini."

"Jangan pergi, Kak" sekarang bukan hanya Andi, bocah laki laki yang menangis, melainkan semua anak anak yang ada disitu. Mereka menangis keras.

"Hei hei, jangan menangis anak anak nanti Kak Flora jadi sedih" ujar Bunda Nisa menenangkan anak anak yang menangis.

Flora bergantian memeluk anak anak yang sudah ia anggap sebagai adiknya itu, "Kak Flora pergi ya .. Kapan kapan kalau Kakak ada waktu, Kakak main kesini"

"Ayo Flora, Bunda antar kedepan"

Flora berjalan keluar dengan berat hati, karena mendengar suara tangisan anak anak didalam ruangan itu.

"Flora belajar yang benar ya, nanti kalau udah sampai kontrakan kabari Bunda." kata Bunda Nisa disertai usapan lembut di kepala Flora.

Flora menangis, Ia langsung menghambur kepelukan Bunda Nisa. "Flora nggak mau pergi Bunda, Flora nggak bisa tinggalin panti asuhan ini"

"Flora dengerin Bunda, kamu harus belajar mandiri. Kamu sekolah yang benar dan kejar cita citamu" tutur Bunda Nisa tegas.

Flora masih saja menangis, namun tak urung ia juga mengangguk, "Flora usahakan, Bunda. Flora akan mengejar cita cita Flora supaya Bunda bahagia."

"Janji sama Bunda, kamu akan berhasil dan jadi orang yang sukses"

Lagi lagi Flora mengangguk cepat, "Iya Bunda, Flora janji. Terimakasih sudah merawat dan membesarkan Flora selama ini di panti"

"Kamu sudah Bunda anggap seperti anak Bunda sendiri, sudah sewajarnya Bunda merawat kamu" ujar Bunda Nisa. "Sekarang kamu berangkat ya, taksinya udah nunggu. Jangan lupa kabari Bunda kalau udah sampai kontrakan!"

"Iya Bunda, Flora berangkat. Nitip anak anak panti ya .." Bunda Nisa menangguk.

❈❈❈

Interdum EgetTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang