● Prologue

2.3K 54 4
                                    

💎Follow my account, before reading.
💎Votes and comment for my story
💎Share my story literacy your friends.

Thank you and happy reading❤

_____o0o_____

Seorang gadis cantik dengan mata hazel dan rambut coklatnya. Begitu terlihat sangat cantik. Gadis itu bernama Rara Anastasia. Ia menjadi tulang punggung keluarga, karna orang tuanya yang sudah berpisah sejak lama, dan kini mamahnya sedang koma di rumah sakit. Pasca operasi, dan Adiknya berada di rumah bibinya.

Gadis itu bekerja disebuah perusahaan kecil. Tetapi lumayan buat menambahi biaya perawatan rumah sakit. Ia tak pernah mengeluh atas semua ini, demi mamahnya sembuh. Bahkan dokter pernah menyarankan untuk melepas alat bantu yang berada di tubuh tante Desi. Tetapi gadis itu menolak, dan bersikeras bahwa mamahnya akan sadar.

Sekarang ia sedang makan siang, bersama sahabatnya. Yaitu Manda Barbara. Namanya cocok seperti orangnya. Yaitu bar-bar.

"Ra, lo kenapa gak pindah kerja aja? Di perusahaan yang terkenal itu," ujar Manda di sela-sela makannya.

"Aku nggak mau, Man. Kayak gini aja aku udah bersyukur banget," ujar Rara sambil tersenyum. Tiba-tiba Fara--teman kantor Rara. Datang, memberitahu bahwa dirinya di panggil oleh boss.

"Ra, kamu di panggil sama boss." Rara mengangguk lalu beranjak dari duduk sambil berpamitan dengan Manda. "Aku duluan."

Gadis itu melangkahkan kakinya menuju ruangan atasannya. Lalu mengetuk pintu terlebih dahulu.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" setelah mendapat jawaban dari dalam sana, Rara masuk ke dalam sambil menunduk hormat. "Ada apa ya, pak? Bapak manggil saya ke sini."

Tiba-tiba Restu melempar berkas-berkas di hadapan Rara dengan kencang.

Brak!

"Apa-apaan ini! Gara-gara kamu, perusahaan AM company nolak kerjasama. Kamu buat kontrak palsu dan mengirimnya ke sana," murka Restu dengan wajah yang sudah merah padam.

Rara bingung, karna pasalnya ia belum mengirim apapun ke perusahaan AM company. Lalu, kenapa boss nya marah.

Rara berusaha menjelaskan semuanya, namun Restu tidak mau mendengarkannya dan langsung memecat Rara. "Kamu saya pecat! Silahkan bereskan barang kamu, dan angkat kaki dari perusahaan saya."

Seketika tubuh Rara lemas, gadis itu bingung harus mencari kerja dimana lagi. Bagaimana untuk biaya perawatan ibunya? Bagaimana ya Tuhan....

"Pak, saya--" ucapan Rara terpotong karna Restu sudah terlebih dahulu membentaknya untuk segera keluar dari ruangannya. "Saya bilang keluar, ya keluar!"

Gadis itu hanya bisa mengangguk. "Baik pak, maafkan atas keteledoran saya." Rara meminta maaf walaupun itu bukan perbuatannya.

Rara melangkahkan kakinya keluar dari perusahaan ini, lalu ia pulang ke tempat kosan-nya berada. Ia membuka pintu saja lemas. Yang ia pikirkan hanya ibunya. Cuma itu.

"Aku harus segera cari kerja!" tekad Rara sambil menatap dirinya di pantulan cermin.

Tiba-tiba ponselnya berdering, dengan segera ia menggeser tombol hijau, dan panggilanpun terhubung.

"Hallo selamat siang, nona Rara."

"Siang, ada apa ya sus telfon saya? Apa ibu saya baik-baik saja?"

"Kami hanya ingin membertahu, bahwa nona harus segera membayar biaya perawatan ibu Desi."

Rara menjaukan ponselnya lalu menghela nafas sebentar, dan melanjutkan pembicaraan.

"Saya akan segera membayarnya, sus. Kira-kira berapa yang harus saya bayar?"

"10 juta nona."

Astaga ... dimana aku harus mencari uang 10 juta dalam waktu singkat. batin Rara.

"Ah iya! Terimakasih sus, saya akan segera bayar."

"Terimakasih nona, maaf menganggu waktu nona. Selamat siang."

Disaat panggilan sudah terputus, ia mendapat berita bahwa perusahaan DF Company sedang mencari sekretaris baru. Ini peluang emas buatnya. DF Company adalah perusahaan yang sangat terkenal dan terkaya di dunia. Ia segera bersiap-siap untuk melamar diri ke DF Company.

Selama di perjalanan, hatinya terus berdoa. Agar ia bisa keterima di perusahaan terkenal ini. Setibanya di depan gedung DF Company yang sangat besar dan tinggi ini. Ia langsung melangkahkan kakinya ke dalam.

Rara bertanya kepada salah satu resepsionis. "Permisi, saya mau ngelamar kerja di mana ya?"

"Mbak bisa keruangan boss. Tapi sebentar, saya telfon boss dulu," ujar resepsionis dengan ramah.

Rara hanya membalasnya dengan senyum tipis. Sambil menunggu ia hanya bisa mengedarkan pandangannya terhadap perusahaan ini. Sangat besar dan bagus.

"Mari mbak, saya antar." ucapan resepsionis membuatnya terkejut dari lamunannya. "Iya, Mbak."

Rara hanya bisa mengikuti resepsionis tersebut, dan sampailah mereka berdua di depan sebuah ruangan. "Ini ruangannya Mbak, kalau begitu. Saya tinggal dulu."

"Terimakasih." Rara memberanikan diri mengetuk pintu ruangan yang ada di hadapannya.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!" bulu kuduk gadis itu seketika naik. Saat mendengar sahutan yang sangat dingin di dalam sana. Ia membuka knop pintu dengan ragu-ragu. Lalu menghampiri CEO tersebut yang sedang memainkan laptop.

"Permisi, Pak!" ujar Rara dengan sangat hati-hati.

"Perkenalkan diri!" ujar sang CEO dengan sangat dingin, tanpa mengalihkan pandangannya dari laptop.

"Nama saya Rara Anastasia. Saya berumur 21 tahun." setelah memperkenalkan diri, gadis itu tidak mendapat respon dari sang CEO.

Rara hanya bisa menunduk sambil meremas jarinya sendiri. Tiba-tiba sang CEO melihat penampilannya dari atas hingga bawah dengan sangat intens.

Rara yang di lirik seperti itu hanya bisa menggigit bibir bawahnya karna ia merasa risih. Berbeda dengan Derren. Justru ia merasa gemas saat melihat Rara menggigit bibir bawahnya.

Damn it! So sexy babe. puji Derren dalam hati.

CEO tersebut bernama Derren Alexandrio Fransisco. Seorang CEO termuda dan terkaya di dunia. Wajahnya yang sangat tampan dan juga badannya yang sangat ideal dan atletis. Semua wanita tidak bisa menolak pesona seorang Derren Alexandrio Fransisco. Bahkan banyak wanita yang terang-terangan menyerahkan tubuh mereka agar bisa bersetubuh denganya.

Jangan kalian fikir bahwa Derren suka having sexs bersama wanita-wanita jalang yang berada di club. Ia pergi ke club hanya sekedar minum, dan

My Posessive CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang