● siapa dia?

723 18 0
                                    

💎Don't forget follow my account before/after reading
💎Don't forget votes and comment my story
💎Don't forget share literacy your friend

Thank you all readers❤

_____o0o_____

Rara akhirnya mengalah dan membiarkan Derren memeluknya seperti ini. Bik Nina yang ingin ke dapur akhirnya menunda karna melihat majikannya yang sedang bermanja dengan sang kekasih.

Derren yang melihat kedatangan Bik Nina langsung menyapa. "Pagi Bik."

"Pa-pagi, Tuan." Bik Nina menjawab dengan gugup karna Derren pertama kali menyapanya.

"Bibik kenapa gugup gitu?" bingung Derren yang melihat kegugupan Bik Nina.

"Bi-biasanya Tuan dingin, tapi sekarang beda banget. Jadi saya agak canggung," ujar Bik Nina yang sedikit ragu-ragu.

Derren tertawa. "Saya seperti ini, berkat wanita yang paling saya cintai."

Bik Nina tersenyum hangat, lalu kembali bekerja, dan mereka berdua berangkat ke kantor bersama. Di kantor Rara seperti bukan karyawan. Dirinya hanya di suruh duduk di pangkuan Derren untuk menemaninya bekerja. Bahkan ruangan Rara dipindahkan di ruangan lelaki itu.

"Sayang, aku harus bekerja," ujar Rara yang merasa bosan karna dirinya disini layaknya Mrs. Fransisco.

"Buat apa? Ini perusahaanku, kamu tinggal duduk manis, temani aku. Udah cukup," jawab Derren dengan enteng.

"Aku ingin membantumu, oh iya! Sebentar lagi meeting," ujar Rara, yang memberitahu bahwa sebentar lagi akan mengadakan meeting.

"Tuh! Kan, aku ingin menyiapkan berkas-berkas yang penting dulu." lanjutnya sambil turun dari pangkuan Derren.

Derren hanya bisa menggeleng kepala dengan sikap Rara yang jengah berada di pangkuannya. Biasanya wanita di luar sana dengan lancangnya ingin duduk di pangkuannya.

Benar-benar wanita istimewa.

Setelah Rara menyiapkan berkas-berkas, mereka berdua pergi ke ruang meeting. Sambil menunggu clain.

Setelah semuanya hadir, meeting di mulai. Di sana ada Fauzi yang saat meeting memperhatikan Rara. Derren yang menyadari itu langsung berdehem dan menegur Fauzi. "Ekhm! Maaf Pak Fauzi, apa anda bisa fokus?"

Fauzi mendelik ke arah Derren. "Maaf, saya tadi lagi nggak fokus. Silahkan lanjutkan."

Rara melanjutkan presentasi dan sampai 2 jam akhirnya meeting selesai. Rara dan Derren keluar dari ruangan bersama sambil tertawa.

Tiba-tiba seseorang menarik lengan Rara, hingga gadis itu menghentikan langkahnya. "Ayuk ikut saya!"

"Maaf Pak Fauzi, buat apa saya ikut Bapak?" tanya Rara sambil berusaha melepaskan cekalan tangan Fauzi di lengannya.

Derren sudah emosi karna gadisnya di sentuh oleh orang lain. "Tolong! Jangan sentuh tangan dia."

"Anda punya hak apa?" tantang Fauzi sambil tersenyum meremehkan.

"Saya pacarnya," ujar Derren sambil menarik lengan Rara untuk tetap berada di sampingnya.

Fauzi justru tertawa renyah. "Hahaha. Cuma pacar? Kenalin, saya calon suaminya."

Derren yang mendengar itu mengepalkan tangannya dan siap untuk menghajar lelaki itu. "Sayang, apa benar yang di katakan dia?"

Rara menggeleng kuat. "Enggak! Dia bohong. Aku nggak pernah berpacaran dengannya, apalagi menjadikannya suamiku."

My Posessive CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang