kamu ada

11 1 0
                                    

Peneguhan garis wajah tetap tinggal di ingatan.

Kala mata ini terbuka dan menunjukan bola hitam yang langsung mengambil alih sarat kehangatan bagi telunjuk yang tergenggam erat.

Aku mengingat bahwa saat itu Tuhan menunjukan keajaiban luar biasa untukku. Senyuman pertama yang ku dapat dalam hidup.

Senyumnya terasa menumpahkan berjuta-juta afirmasi bahagia tidak hanya untuk dirinya sendiri, tapi menular kepadaku.

Tuhan sebelumnya berbisik kepadaku, katanya, wanita ini cantiknya luar biasa. Saat itu, aku kira, Tuhan bergurau mengingat sering kali ia melemparkan jenaka-jenaka kolot yang tidak aku pahami, tetapi wajah Tuhan kala itu sedang menerawang penuh damba dan bangga. Lalu dia berkata lagi kalau aku harus menjaga wanita ini dengan sepenuh hati; harus membahagiakannya dan menjadikan dirinya Ratu untuk hidup ku.

Tuhan tidak berbohong.

Cantiknya melebihi bidadari yang selalu mondar-mandir di selasar rumah yang impresinya selalu ku tangkap anggun, cantik dan menawan, melebihi indahnya ketujuh warna yang selalu mampir di angkasa, melebihi murninya permata tua yang selalu Tuhan puji-puji.

Tuhan, maaf jika kalimat ini merendahkan ciptaanmu yang lain, tapi wanita ini cantiknya melebihi apapun.

Kelopak mata itu berkedip, senyumnya makin melebar, dan matanya memproduksi bening air.

Jika tangan ini cukup panjang, tak ada pikiran lain yang ingin aku lakukan selain memeluknya, mengucapkan ribuan rasa kasih di pertemuan perdana.

Aneh memang, tapi, gemuruh jantung ini bahkan tidak bisa menahan laju bahagianya.

Yang bisa aku lakukan hanya menggenggam telunjuknya erat, berharap bahwa satu tindakan itu akan melindunginya, akan merambatkan semua perasaan yang aku rasakan—dan hal yang membuatku merasa ingin menangis karena lega adalah saat bibirnya mendekat dan mencumi pipiku lembut.

"Anak ibu paling cantik, anak ibu paling baik, anak ibu."

Ibu, itu adalah pujian pertama, ciuman pertama, air mata pertama yang aku dapatkan. Pasti, pasti akan selalu aku simpan dalam ingatan, akan selalu aku teriaki pada tuhan agar membuatnya iri, akan selalu aku syukuri.

Ibu, mengenai perintah Tuhan. Aku berjanji tidak akan membuat senyuman itu luntur dari paras sempurnamu.

Karena kamu adalah duniaku.

Senggama Kinerja JiwaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang