No matter how old I get,
I always want my mom
when I don't feel good.***
"Wah hebat dong kamu kuliah sambil jualan." Mama kembali mengambil satu batang kangkung untuk dipetik, "Nak Sarah udah lama jualannya?"
"Dari aku S1 udah belajar jualan Tante. Awalnya karena aku ikut kepanitiaan, masuk Divisi Dana Usaha gitu. Eh, malah jadi keterusan, soalnya aku udah kenal sama orang yang produksinya. Tapi asik sih, aku jadi punya banyak kenalan karena sering nawar-nawarin hehehe."
"Bagus lho itu, punya banyak kenalan nantinya punya banyak informasi. Iya nggak, Ham?"
Gue sedikit berjingkat waktu Mama nanya. Akhirnya gue diajak ngobrol setelah empat puluh menit cuma jadi penonton.
"Iya." Jawab gue sekenanya.
Hari Minggu ini, Mama mengundang Sarah untuk main ke rumah. Gue nggak tahu sejak kapan mereka akrab, sampai sering berbalas pesan di WhatsApp.
"Nak Sarah, perempuan mah harus bisa apa aja, harus mandiri. Jangan bergantung sama laki-laki. Peran perempuan nggak sebatas dalil 'dapur, sumur dan kasur' lagi." Ujar Mama.
"Sekarang mah perempuan pasang galon, pasang gas sama pasang lampu bukan hal tabu lagi. Pendidikan jalan, karir jalan, keluarga juga nomor satu. Kita tuh keren banget!" Mama makin bersemangat kayak lagi jadi keynote speaker di acara seminar dengan tema Emansipasi Wanita di Era Modern.
"Tapi Mama sampe sekarang nggak bisa pasang ketiganya. Pasang galon, pasang gas sama pasang lampu masih nyuruh Papa, aku sama Adek." Gue ikutan nimbrung sesi girls talk di dapur.
"Ada tiga laki-laki di rumah ini masa pasang galon, pasang gas sama pasang lampu harus sama Mama juga?!" Mama mulai angkat senjata. Hhhh, kayaknya gue salah ngomong.
"Tadi kan Mama bilang perempuan harus bisa apa aja." Kata gue sambil memetik kangkung.
"Batang yang kerasnya dibuang aja Ilham." Mama mengambil batang kangkung yang gue petik, "Tuh kan, laki-laki mah suruh metikin kangkung aja nggak bisa!"
"Ma ih malu, ada Sarah jangan ngomel terus." Ucapan gue barusan malah bikin Sarah tertawa.
"Biarin aja, Mama nggak akan jaim. Jangan kaget ya sayang, Tante orangnya emang cerewet." Balas Mama sambil menoleh ke arah Sarah yang masih tertawa.
"Iya nggak apa-apa Tante, malahan seru." Tanggap Sarah.
"Kang Doni suka bantuin Tante masak ya?" Tanya Sarah.
"Enggak, karena ada kamu aja ini. Biar keliatan rajin." Jawab Mama.
"Ma! Kan Mama yang nyuruh. Udah ah, mending aku bantuin Papa cuci mobil." Kata gue sedikit kesal dengan konfrontasi Mama yang nggak berujung.
"Tuh, anaknya gitu. Suka ngambek, nggak inget umur."
Terus aja terus.
"Hahaha rame ya, nggak kayak di rumah aku." Sarah tertawa makin kenceng.
"Kamu berapa bersaudara sayang?" Tanya Mama lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2] The Book of Us: FINALE
Художественная проза[Completed] [Seri ke-dua The Book of Us] Kalau ada masalah, yang diselesaikan itu masalahnya. Bukan hubungannya.